5 Kesalahan saat Memprioritaskan Keluarga, Hindari Praktik Nepotisme!

Semua orang harus sayang pada keluarganya. Salah satu bentuk kasih sayang itu adalah dengan menjadikan keluarga sebagai prioritas. Namun, jangan menyalahartikannya sebagai tiadanya batasan dalam mengutamakan keluarga.
Tanpa batasan, niatmu menyayangi setiap anggota keluarga malah bisa merugikan diri sendiri. Bahkan membuat orang-orang di rumah terlalu bergantung padamu. Mereka gak bisa melakukan apa pun tanpa bantuanmu. Hindari lima kesalahan di bawah ini dan sayangilah mereka secara sehat.
1. Mengorbankan sebagian besar keperluan pribadimu

Jangan merasa bersalah dengan keperluan-keperluan pribadimu. Kamu butuh bekerja, mengejar mimpi, menyenangkan diri, dan beristirahat. Dirimu bahkan butuh mengambil jarak yang cukup dari keluarga untuk menciptakan privasi.
Kamu tidak perlu menjadi seksi repot 24 jam dalam sehari dan 365 hari dalam setahun buat mengurus segala hal terkait keluarga. Jika kamu telah memiliki momongan, kembangkan kerja sama yang baik dengan pasangan. Kalau kamu single, saudara-saudaramu sudah cukup besar untuk mengurus diri mereka.
2. Tidak tegas pada anggota keluarga yang terlalu banyak permintaan

Tidak apa-apa bila kamu ingin memenuhi sejumlah permintaan anggota keluarga. Kita memang gak boleh terlalu pelit atau tak peduli pada keluarga sendiri. Namun, sebanyak apa permintaan mereka?
Kamu bukan orang suruhan di dalam keluarga. Katakan saja saat kamu tidak ingin atau gak bisa memenuhi permintaan anggota keluarga. Jelaskan penyebabnya. Soal mereka mau mengerti atau tidak, kamu gak usah ambil pusing.
3. Jadi gak profesional di tempat kerja

Kehadiranmu tidak hanya diperlukan oleh keluarga di rumah, melainkan juga di tempat kerjamu. Kamu mendapatkan penghasilan dari sana sehingga sudah semestinya dirimu bersikap profesional dalam bekerja.
Bukan kamu malah asal meninggalkan tugas kapan pun keluarga memintamu melakukan sesuatu. Bedakan antara situasi darurat dengan urusan keluarga yang masih dapat ditunda.
Praktik nepotisme atau mengutamakan saudara untuk mendapatkan posisi-posisi dalam pekerjaan juga kudu dihindari. Perbuatan seperti ini menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Pastikan kamu cuma memberikan pekerjaan atau jabatan pada orang yang berkompeten. Bukan lantaran hubungan persaudaraan.
4. Standar moral jadi ganda bila sudah menyangkut keluarga

Kamu bakal mengecam habis-habisan bila suatu perbuatan buruk dilakukan oleh orang lain. Akan tetapi jika keluargamu yang berbuat, dirimu auto melempem. Kamu tidak hanya gak bisa meminta pertanggungjawabannya, melainkan membenarkan kelakuannya.
Jika telah menyangkut anggota keluarga, konsep benar atau salah dan baik atau buruk menjadi kabur di matamu. Dirimu bahkan dapat tega mengambinghitamkan orang lain demi menyelamatkan saudara. Gak begini cara menyayangi keluarga yang perbuatannya perlu dikoreksi bahkan diberi sanksi.
5. Dukungan cuma berasal dari kamu untuk mereka

Walaupun ini membuktikan besarnya kasih sayangmu pada keluarga, apa yang kamu rasakan? Lama-kelamaan dirimu pasti tidak bahagia. Makin kamu berusaha menutupinya dari keluarga, makin besar rasa tertekan itu.
Keadaanmu kan, tidak selalu baik-baik saja. Kamu juga punya masalah dalam hidup. Namun, orang-orang terdekatmu abai dengan kondisimu. Mereka gak bisa bergantian kasih kamu support.
Jika kamu mengalaminya, jangan ragu buat menyampaikan kebutuhanmu akan dukungan pada keluarga. Barangkali mereka kurang peka karena terbiasa didukung penuh olehmu. Kalau support tetap gak didapatkan, cari dari lingkungan pertemananmu yang positif.
Memprioritaskan keluarga tidaklah salah selama kamu tahu batasannya. Bukan segala-galanya buat mereka sampai kamu sendiri gak kebagian apa-apa. Kehidupan serta kebahagiaanmu juga tidak boleh dianggap gak penting.