Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0

Jangan sampai teknologi malah merugikan kita!

Penggiat sosial untuk pemberdayaan wanita, Happy Djarot Saiful Hidayat, berbagi pengalaman serta pandangannya tentang peran perempuan dalam keluarga di era industri 4.0. Menurutnya, perkembangan teknologi benar-benar mengubah pola hidup keluarga. Perempuan harus mampu pandai-pandai memanfaatkan teknologi karena sebagai ibu dan istri, perempuan adalah gerbang untuk keluarga. 

1. Happy Djarot mengajak anak sedari usia dini untuk turun ke masyarakat. Buku dan alat warna jadi alat supaya anak gak rewel ketika diajak pergi

Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0Happy Djarot dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’. 18 Desember 2019. IDN Times/Klara Livia

Sebagai seorang penggiat sosial, Happy dan suami sering terlibat dalam isu-isu sosial dan turun ke masyarakat. Sesekali keluarga ini terlihat membawa anak-anak mereka. Ternyata, Happy sudah membiasakan anaknya untuk turun ke masyarakat sejak masih kecil.

"Saya sudah mendampingi Bapak sejak lama, saat dia menjadi aktivis. Makanya, sejak anak umur 3 tahun saya juga ikut mengajak anak untuk turun ke masyarakat. Di setiap kegiatan saya ajak kalau bisa," tutur Happy ditemui dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’ di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan (18/12).

Anak-anak yang masih sangat muda sering kali rewel apalagi ketika dibawa mengikuti aksi sosial. Namun Happy memiliki caranya sendiri untuk mendidik anaknya. "Memang anak suka rewel ya. Tapi saya punya cara. Saya biasa bawa buku, pensil warna, biar mereka gak rewel ketika diajak," ungkapnya.

2. Menurutnya, perempuan perlu pandai-pandai dalam memanfaatkan teknologi dalam mengasuh anak

Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0Happy Djarot dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’. 18 Desember 2019. IDN Times/Klara Livia

Membandingkan dengan pengalamannya, Happy melihat Ibu di zaman sekarang tidak menggunakan buku atau alat warna sepertinya supaya anak tidak rewel. Banyak Ibu menggunakan handphone dan membiarkan anaknya bermain game atau menonton youtube supaya bisa tenang. Namun, bukan berarti hal ini buruk. Happy melihat hal tersebut sebagai keuntungan ibu di zaman sekarang.

"Teknologi diciptakan untuk mempermudah manusia. Jadi, kita harus pintar-pintar memanfaatkan teknologi. Jangan sampai teknologi malah merugikan kita," paparnya.

3. Media sosial sering kali menjadi racun dalam era digital ini. Happy Djarot menyarankan untuk gak membuka media sosial ketika mood sedang buruk

Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0Happy Djarot dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’. 18 Desember 2019. IDN Times/Klara Livia

Sayangnya, masih banyak orang yang akhirnya malah dirugikan akibat teknologi. Salah satunya adalah karena penggunaan media sosial. Banyak orang tak terkecuali Ibu yang candu dengan media sosial ini. Happy pun mengakui efek candu dari media sosial tersebut.

dm-player

"Saya kalau sudah buka instastory kayak menarik. Gak kerasa tiba-tiba liat sudah jam berapa," paparnya.

Media sosial juga menjadi racun karena kita kerap membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang ada dalam media sosial. Menanggapi hal tersebut, Happy menyarankan kita untuk tidak membuka media sosial ketika mood sedang tidak baik.

"Saya kalau buka medsos baka lihat mood saya. Kalau lagi gak bagus, ketika lihat postingan teman, saya bisa merasa 'ih sombong banget', 'ih gitu banget'. Malah julit, Tapi kalau mood saya bagus, saya bisa ikut merasakan kebahagiaan teman saya," ungkapnya.

Baca Juga: 9 Inspirasi Kebaya Happy Djarot, Kian Anggun nan Modern

4. Keluarganya selalu tampak harmonis dalam pemberitaan media. Happy Djarot: "Apa yang terlihat di rumah dan di masyarakat harus sama!"

Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0Happy Djarot dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’. 18 Desember 2019. IDN Times/Klara Livia

Keluarga Happy Djarot juga kerap muncul dalam pemberitaan media dengan image keluarga harmonis dan bahagia. Menanggapi hal tersebut, Happy menjelaskan bahwa apa yang terlihat di masyarakat dan di rumah harus sama.

"Kami ini kan orangtua, panutan bukan untuk masyarakat tapi untuk anak. Kalau masyarakat lihat kita romantis, harmonis, tapi yang di rumah protes gimana? Apa yang di rumah dan yang terlihat di masyarakat harus sama, supaya kita gak jadi manusia yang pura-pura, capek lho!" ungkapnya.

5. Suami istri harus memiliki tujuan dan visi misi yang sama untuk membangun keharmonisan keluarga

Cerita Happy Djarot tentang Keluarga dalam Era Industri 4.0Happy Djarot dalam forum wanita ‘Ngumpul Asik’. 18 Desember 2019. IDN Times/Klara Livia

Mengakhiri forum diskusi, Happy membagikan sarannya untuk membangun keharmonisan keluarga dalam industri 4.0. Menurutnya, tujuan dan visi yang sama antar suami istri sangat penting untuk membentuk keluarga yang harmonis. 

"Tujuan dan visi misi saya membina keluarga. Meskipun ada kekhawatiran tambah tua, takut gak harmonis lagi, tapi kalau dari awal kita punya tujuan yang sama, apa pun itu kita bisa lakukan sama-sama. Pada akhirnya, kita bakal capai tujuan itu sama-sama dan bahagia sama-sama," tutupnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Hidup Berkualitas di Rumah Bersama Keluarga?

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya