#MahakaryaAyahIbu: Aku Ciptakan Buku dari Cinta Kasih Ayah dan Ibu

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik.
Aku menulis bukan hanya sebatas kesenangan. Bukan pula karena itu disebut banyak orang sebagai hobi. Aku menulis atas dasar cinta, dan kini menulis adalah sebagian dari hidupku. Menorehkan setiap kata-kata yang tidak mampu diucapkan lewat lisan.
Kata orang menulis adalah pekerjaan yang amat sulit, terutama jika itu menulis cerpen, puisi, dan lain-lain. Seakan tidak ada ide ataupun pengalaman yang dapat dituangkan dalam bentuk karangan. Tapi aku berbeda, pandanganku terhadap dunia literasi justru berkebalikan. Dimana dunia literasi itu adalah dunia yang menganggap aku ada. Menghargai setiap jerih payah dan usaha. Memberikan banyak pengalaman berharga dan apresiasi yang tidak terkira.
Menulis bagiku bukanlah persoalan yang sulit. Selama kita memiliki pengalaman dan rasa untuk menulis yang kuat maka menulis bukanlah persoalan. Apalagi jika di dalam tulisan itu terkandung sebuah cinta dan kasih.
Itulah mengapa setiap tulisan itu dihargai, karena tulisan tercipta dari cinta dan kasih dari banyak orang. Dan dibaca oleh orang-orang yang memiliki rasa cinta dan kasih pula. Cinta dan kasih Ayah Ibu ku yang membuat tulisan itu menjadi begitu bermakna. Entah sejelek apapun, tetapi rasa dibalik tulisan itu yang membuatnya begitu menarik.
Kini, rasa yang menggebu dari diriku untuk menuliskan sebuah buku semakin menjadi-jadi. Tepat pada bulan Januari di tahun ini, aku menyelesaikan satu naskah novel ku. Hanya dalam jangka waktu dua bulan lebih beberapa minggu. Aku begitu bahagia, akhirnya sebuah naskah yang terdiri dari 150 halaman itu tercipta juga. Berkat cinta dan kasih Ayah dan Ibu yang selalu mendukung setiap kegiatanku.
Entah dukungan secara moril atau materil, semuanya kalian berikan kepadaku. Bahkan disaat aku harus menerima kekalahan, kalian juga lah yang membantuku untuk kembali berlari mengejar mimpi itu. Hingga sekarang aku menyelesaikan buku karyaku, sebuah mahakarya luar biasa yang tercipta berkat dukungan kalian.
Kokoh tidak tertandingi, sebuah buku yang lahir dari rasa cinta dan kasih akan terus abadi. Meski tergerus zaman, artinya buku mempunyai bentuk fisik baik berupa kertas. Sedangkan perkataan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.