Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membantu Anak Mengatasi Academic Burnout, Tunjukkan Empati!

ilustrasi anak lelah belajar (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Sebagai orangtua, melihat anak yang biasanya ceria dan penuh semangat berubah menjadi lelah, frustrasi, dan kehilangan motivasi karena mengalami academic burnout tentunya akan merasa khawatir.

Dilansir Student Resources Justice Institute British Columbia, academic burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang terjadi akibat belajar atau tugas sekolah yang terlalu banyak dan berlangsung terus-menerus. Kondisi ini bisa membuat seseorang merasa lelah, kehilangan motivasi, sulit berkonsentrasi di sekolah, dan frustrasi.

Biasanya, academic burnout terjadi setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan mempelajari hal yang sama, menjalani pembelajaran tanpa istirahat yang cukup, atau mengerjakan tugas yang monoton.

Kondisi ini berbeda dari rasa lelah atau frustrasi biasa yang muncul setelah belajar terlalu lama atau begadang semalaman. Academic burnout merupakan masalah jangka panjang yang disebabkan oleh tekanan belajar yang berlebihan.

Sebagai pihak yang paling dekat dengan anak, orangtua perlu untuk membantu mengatasi kondisi tersebut dengan cara yang efektif, berikut ulasannya.

1. Dengarkan dan pahami apa yang anak rasakan

ilustrasi ibu menemani putrinya (pexels.com/Artem Podrez)

Langkah pertama untuk membantu anak mengatasi academic burnout adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Seringkali, anak merasa tidak dimengerti atau takut untuk mengungkapkan perasaan karena takut dianggap lemah.

Mulailah dengan bertanya secara lembut, “Kamu kelihatan lelah akhir-akhir ini, ada yang mau diceritakan?” Biarkan mereka berbicara tanpa interupsi atau penghakiman.

Ketika anak merasa didengar, mereka akan lebih terbuka untuk berbagi. Tunjukkan empati dengan mengatakan, “Ibu paham ini pasti berat buat kamu.” Kalimat sederhana ini bisa membuat mereka merasa tidak sendirian. Setelah mereka menceritakan semua isi hatinya, mulai untuk mencari solusi bersama dan jangan memaksa kehendak.

2. Bantu anak mengelola waktu dengan lebih baik

ilustrasi ibu membantu putrinya membuat jadwal rutinitas harian (pexels.com/Monstera Production)

Salah satu penyebab utama academic burnout adalah jadwal yang terlalu padat, tugas sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan ujian sering kali membuat anak merasa kewalahan. Bantu anak untuk mengatasi hal tersebut dengan mengajarkan cara mengatur waktu yang lebih sehat, seperti membuat jadwal harian yang realistis

Pastikan ada waktu untuk belajar, istirahat, bersosialisasi, dan bersenang-senang. Ajarkan mereka untuk menetapkan prioritas, seperti menyelesaikan tugas yang paling penting terlebih dahulu.

Jika anak terlalu banyak terlibat dalam kegiatan di luar sekolah, pertimbangkan untuk mengurangi beberapa aktivitas agar mereka punya lebih banyak waktu untuk beristirahat.

3. Ajarkan anak untuk menghargai batasan diri

ilustrasi anak tidur (pexels.com/Artem Podrez)

Anak sering kali merasa harus terus berusaha memenuhi harapan orangtua, guru, atau teman, yang bisa membuat anak memaksakan diri hingga melampaui batas kemampuan. Untuk mengatasi hal ini orangtua bertugas membantu anak memahami bahwa tidak apa-apa untuk beristirahat dan mengatakan “cukup.”

Ajarkan anak untuk mengenali kapan tubuh dan pikiran mereka butuh istirahat. Berikan pengertian bahwa istirahat bukanlah tanda kemalasan, tetapi bagian penting dari menjaga keseimbangan hidup. Dengan memahami pentingnya mendengarkan tubuh dan pikiran mereka, anak akan belajar mengelola tekanan dengan lebih baik.

4. Ciptakan lingkungan rumah yang mendukung

ilustrasi ibu menemani anak belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Rumah adalah tempat anak mencari kenyamanan, jadi pastikan untuk menciptakan suasana yang hangat dan mendukung di rumah. Jangan biarkan mereka merasa bahwa rumah adalah tempat di mana mereka terus-menerus diingatkan tentang nilai atau tugas sekolah.

Berikan anak ruang untuk berbicara tanpa takut dihakimi dan hindari membandingkan mereka dengan saudara atau teman sebayanya, karena ini hanya akan menambah tekanan.

Fokuslah pada usaha yang mereka lakukan, bukan hanya hasil akhirnya. Ingatkan mereka bahwa mereka berharga, terlepas dari apa pun pencapaian akademiknya.

5. Pertimbangkan bantuan profesional jika diperlukan

ilustrasi menemani anak ke psikolog (pexels.com/SHVETS production)

Jika merasa academic burnout yang dialami anak sudah terlalu berat dan sulit untuk diatasi hanya dengan dukungan keluarga, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Seorang psikolog anak atau konselor pendidikan dapat memberikan panduan lebih lanjut dan membantu anak belajar cara mengelola stres dengan lebih baik.

Bantuan profesional dapat memberikan anak teknik-teknik coping yang lebih efektif, serta membantunya memahami perasaan yang mereka alami. Terkadang, berbicara dengan orang luar yang netral bisa membantu anak merasa lebih lega dan lebih terbuka untuk mencari solusi yang tepat.

Membantu anak mengatasi academic burnout membutuhkan empati, kesabaran, perhatian, dan cinta. Dengan dukungan tulus orangtua, anak akan mampu melewati masa sulit ini dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us