Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Strawberry Parents dan Cara Menghindarinya, Stop Intervensi!

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)
Intinya sih...
  • Strawberry parents menghasilkan generasi stroberi yang rapuh mentalnya.
  • Penyebab munculnya generasi stroberi adalah pola asuh orangtua yang terlalu mengintervensi dan memberikan kompensasi material.
  • Anak-anak dari strawberry parents sulit menghadapi tantangan, membutuhkan literasi yang baik, serta peran pendidik dalam membentuk karakter.

Strawberry parents menjadi ungkapan populer untuk menggambarkan pola pengasuhan yang diibaratkan dengan buah stroberi. Prof. Rhenald Kasali, akademisi dan Guru Besar Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menjelaskan lebih lanjut istilah tersebut melalui laman YouTube miliknya.

Menurut Rhenald, strawbery parents diindikasikan dengan orangtua yang gemar mengintervensi pilihan atau keputusan anak-anaknya. Berikut adalah penjelasan dan tanda pola asuh strawberry parent.

1. Mengenal strawberry parents yang manis di luar, namun rapuh di dalam

ilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Anak-anak yang dihasilkan dari pola asuh strawberry parents disebut dengan strawberry generation. Generasi yang kelihatannya indah, manis, dan tampak ranum dari luar namun sebenarnya memiliki mental yang rapuh. 

Rhenald menyebutkan, kelompok individu dengan latar belakang ini bukanlah generasi yang bisa diandalkan di masa depan. Meski memiliki pemikiran yang pintar dan gagasan kreatif, mereka cenderung mudah menyerah serta sakit hati.

"Strawberry adalah sebuah generasi yang tentu saja bukan generasi yang bisa kita andalkan di masa depan. Mereka hebat bisa sekolah hingga S2, sekolahnya bagus, tetapi mudah rusak. Namanya juga stroberi, disikat sedikit saja sudah bonyok. Bukan seperti itu yang kita inginkan," ujarnya.

2. Penyebab munculnya strawberry generation

Ilustrasi keluarga sehat (pexels.com/ Harrison Haines)

Munculnya generasi stroberi bukan tanpa sebab. Pola pengasuhan orangtua yang selalu berusaha mengintervensi anak dan melindungi dari kesusahan, menjadi penyebab munculnya individu dengan mentality yang lemah. 

Berdasarkan analisis yang dilakukan Rhenald selaku pendidik, fenomena ini setidaknya dipengaruhi oleh orangtua yang hidup dengan lebih sejahtera. Selain itu, pengaruh lain dari munculnya generasi stroberi adalah kebiasaan orangtua memberi kompensasi waktu, yakni usaha memenuhi kebutuhan anak dengan hal-hal yang sifatnya material. 

Orangtua yang tidak memberi hukuman pada anak atau memberikan konsekuensi dari perbuatannya, juga akan menumbuhkan generasi seperti stroberi. Tak hanya itu, strawberry generation juga ditimbulkan dari kebiasaan orangtua yang memiliki ekspektasi tidak rasional pada anak. 

"Dibesarkan dari keluarga yang lebih sejahtera, tentu harus disyukuri. Tapi, ini berakibat sejumlah hal. Yang pertama, orangtua mempunyai kecenderungan memberikan apa pun yang diminta oleh anak," papar Rhenald. 

3. Akibat dari strawberry parents pada anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Arina Krasnikova)

Anak-anak yang tumbuh dengan gaya strawberry parents ini akan kesulitan menghadapi tantangan di luar kontrol dan kuasa orangtuanya. Misalnya, menghadapi masalah di sekolah maupun di lingkungan sosial.

Meski terlihat sederhana, namun anak yang terbiasa mendapatkan intervensi oleh orangtuanya ketika menghadapi tantangan, akan membentuk mental yang dominan atau mudah tersinggung. Akibat jangka panjangnya adalah mental yang mudah menyerah. 

"Orangtua ingin cepat-cepat mengambil masalah yang dihadapi anaknya," kata Rhenald. 

4. Tiga belas hal yang bisa membuat anak menjadi generasi stroberi menurut ahli

ilustrasi keluarga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

  • Membiarkan anak memiliki victim mentallity 
  • Tidak mengajarkan rasa bersalah dengan benar 
  • Menjadikan anak pusat perhatian, misalnya menyebut anak sebagai "Princess" "The smartest men in the world"
  • Menghindari ketakutan 
  • Jangan melayani anak seperti bos 
  • Expecting perfection
  • Membiarkan anak menghindari tanggung jawab
  • Mengambil rasa sakit anak
  • Membiarkan tidak bisa meregulasi emosi
  • Mencegah anak membuat kesalahan
  • Tidak bisa membedakan antara disiplin dengan punishment 
  • Mau serba mudah, tidak mau susah, ingin mendapatkan instant gratification 
  • Lebih mengutamakan hasil daripada nilai

5. Solusi dalam menghadapi fenomena generasi muda

Ilustrasi keluarga saling berpelukan (freepik.com/freepik)

Sejumlah solusi yang ditawarkan Rhenald dalam menghadapi fenomena generasi muda, di antaranya adalah memperbaiki literasi. Kemudahan informasi sebaiknya tak lantas membuat generasi muda termakan informasi yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu, Rhenald juga memberi pertimbangan agar orangtua terlibat dalam pembentukan mental anak-anaknya. Tentunya, peran pendidik juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter suatu generasi untuk menjadi sosok yang hebat. 

"Orangtua tentu punya peran untuk menjaga agar anaknya menjadi generasi yang lebih hebat dari dirinya. Cara menjadikan mereka lebih hebat bukan dengan memanjakan dan memberikan apa pun yang diinginkan anak secara berlebihan. Jangan tidak menghukum kalau anak melakukan kesalahan," ujar Rhenald menyimpulkan. 

Itulah strawberry parents dan cara menghindarinya. Semoga membantumu untuk memahaminya lebih dalam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dina Fadillah Salma
Febriyanti Revitasari
Dina Fadillah Salma
EditorDina Fadillah Salma
Follow Us