3 Konflik Batin saat Memutuskan untuk Menunda Punya Anak, Dicap Buruk!

Sering dianggap menolak rezeki

Pasangan yang sudah menikah biasanya diharapkan untuk segera memiliki keturunan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar di kalangan masyarakat karena tujuan menikah salah satunya untuk melanjutkan keturunan. Namun, memiliki anak tentu membutuhkan tanggung jawab besar dan komitmen seumur hidup untuk melakukannya. Punya keturunan bukan hal yang sederhana karena membutuhkan banyak persiapan.

Termasuk di dalamnya kesiapan ekonomi, fisik, mental dan juga pola pikir. Jangan sampai memiliki anak, tapi sebagai orangtua kamu dan pasangan tidak siap. Tak mengapa untuk menunda punya anak jika kamu merasa itu yang terbaik saat ini. Tentu hal ini tak mudah karena pastinya ada konflik batin yang dirasakan.

1. Merasa butuh untuk mengejar karir terlebih dahulu

3 Konflik Batin saat Memutuskan untuk Menunda Punya Anak, Dicap Buruk!ilustrasi wanita sedang memotret (unsplash.com/loubnabenamer7)

Terutama bagi wanita, mereka pasti selalu diburu-buru untuk punya anak setelah menikah. Disebabkan wanita memiliki masa biologis yang penting untuk menentukan waktu terbaik memiliki anak. Jadi, gak heran jika orang lain malah ketar ketir dan selalu bertanya mengenai hal tersebut. Padahal, wanita juga banyak yang berkarir dan masih ingin mengejar mimpinya.

Walaupun sudah menikah, ia juga punya tujuan hidup yang ingin dicapai. Memiliki anak adalah anugerah, tapi terkadang bisa menjadi pertimbangan besar ketika kamu masih ingin fokus berkarier. Sebab memiliki anak, berarti komitmen akan bertambah dan perhatian menjadi terbelah. Dimana hal ini pasti akan sangat sulit berjalan berdampingan di kehidupan profesional.

Baca Juga: 3 Alasan Menunda Punya Anak Setelah Nikah, Stabilkan Finansial Dulu

2. Ingin memiliki kehidupan dan kondisi yang lebih baik

3 Konflik Batin saat Memutuskan untuk Menunda Punya Anak, Dicap Buruk!ilustrasi mengecat (unsplash.com/roselyntirado)

Alasan paling masuk akal ketika menunda momongan adalah karena ingin memperbaiki hidup terlebih dahulu. Ini adalah sebuah dilema dimana memiliki anak berarti akan memerlukan banyak hal terutama biaya hidup. Hal ini tentu bukan perkara mudah, dan bisa dilihat dari kondisi kehidupan kita masing-masing.

Bisa jadi kamu sedang merintis usaha, kerja keras siang dan malam, tinggal masih di rumah mertua, biaya hidup tak mencukupi dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa melatarbelakangi penundaan ini. Jangan sampai keegoisan orangtua menjadikan kamu tak bijak ketika memutuskan untuk memiliki anak, ya.

3. Masih butuh untuk quality time berdua dengan pasangan

3 Konflik Batin saat Memutuskan untuk Menunda Punya Anak, Dicap Buruk!ilustrasi pasangan (pexels.com/photo/gustavo-fring)

Alasan yang ketiga juga bisa menjadi konflik batin ketika memutuskan untuk menunda punya anak. Umumnya ini dialami oleh pasangan yang dulunya menjalin hubungan jarak jauh atau LDR. Jarak yang memisahkan, membuat kedua pasangan butuh untuk menikmati waktu berdua yang dulunya tak didapat.

Jadi, wajar saja jika memutuskan untuk menunda sejenak program memiliki anak. Bukan karena tidak bersyukur, tapi ini adalah pilihan. Terkadang kondisi mental juga belum sepenuhnya siap untuk memiliki anak. Dengan lebih banyak waktu berdua dengan pasangan, tentu akan meningkatkan hubungan emosional. Sebab terkadang setelah punya anak, kalian malah akan disibukkan dengan urusan anak. Dimana kalian akan merasa kehilangan lebih banyak waktu bersama pasangan.

Terkadang menunda atau memutuskan sesuatu tidaklah mudah, sekalipun kamu sudah yakin. Namun, jangan goyah hanya karena banyak orang meragukan keputusanmu. Meski akan muncul konflik batin, jika belum yakin untuk punya anak, sebaiknya jangan memaksakan diri, ya!

Baca Juga: 6 Tema Obrolan Finansial dengan Pasangan sebelum Memutuskan Punya Anak

It's Me, Sire Photo Verified Writer It's Me, Sire

A dusk chaser who loves to shout in the silence

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya