Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Orangtua Harus Berwawasan Luas, Jangan Mandek Belajar

ilustrasi ibu dan putrinya
ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Tiger Lily)
Intinya sih...
  • Orangtua harus berwawasan luas agar dapat menjelaskan banyak hal secara logis kepada anak
  • Berwawasan luas membuat anak memercayai dan menghormati orangtua
  • Wawasan yang luas mencegah orangtua dimanipulasi oleh anak, memantau pergaulan anak, dan mengetahui tanda gangguan tumbuh kembang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak kamu menjadi orangtua tentu kesibukanmu dan pasangan bertambah banyak. Kalian harus lebih rajin bekerja demi mencukupi berbagai kebutuhan. Di rumah, pekerjaan domestik juga berlipat ketimbang sebelum kehadiran buah hati.

Kerepotan menjadi-jadi kalau tak lama kemudian anak kedua lahir. Dengan siklus bekerja serta mengerjakan berbagai tugas rumah tangga yang seakan-akan tidak ada habisnya, kalian dapat melupakan satu hal. Yaitu, menambah wawasan.

Kamu dan pasangan seperti terpenjara oleh rutinitas. Dunia kalian menyempit. Dahulu kalian seakan-akan tahu segalanya. Akan tetapi, sekarang justru seolah-olah dirimu serta suami atau istri makin kudet. Di sela-sela berbagai kesibukan, orangtua harus berwawasan luas dan terus belajar untuk menambah pengetahuan. Berikut tujuannya.

1. Agar dapat menjelaskan banyak hal secara logis

ilustrasi ibu dan putrinya
ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Anak tidak hanya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pertanyaan-pertanyaannya juga mesti dipuaskan dengan penjelasan yang memadai. Makin jago orangtua menjelaskan sesuatu, makin dia memahaminya dengan baik.

Begitu juga ketika anak melakukan kesalahan atau dikenai peraturan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukannya. Tanpa penjelasan atas kekeliruannya, anak bakal mengulanginya. Anak pun abai terhadap berbagai larangan karena dia gak memahami alasan di baliknya.

Jika kamu dan pasangan berwawasan luas, anak belajar lebih banyak. Ia mendengarkan penjelasan kalian dan mencoba untuk memahaminya. Bukan malah setiap keingintahuan anak disebut ceriwis atau kamu menyuruhnya bertanya ke orang lain.

2. Biar anak memercayai dan menghormatimu

ilustrasi orangtua dan anak
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Orang yang berilmu lebih dipercaya dibandingkan orang yang bicaranya gak punya dasar kuat. Maka penting bagi orangtua untuk lebih pandai daripada anak. Setidaknya ketika dia kecil. Kamu serta pasangan harus mampu melampaui sikap kritisnya.

Apalagi kalian menjadi orangtua di masa kini. Ada begitu banyak hal yang memunculkan tanya di benak anak. Apabila dirimu serba gak tahu berbagai hal, anak meragukanmu. Sering kali rasa tidak percaya anak pada orangtua ditunjukkan dengan sikap mengeyel.

Makin kalian berbicara, makin ia membantah. Ini sama dengan orangtua tidak memiliki kewibawaan di depan anak. Kalian tak bisa memaksa anak untuk lebih menghargai jika dia tidak melihat dirimu serta pasangan mempunyai kompetensi.

3. Mencegahmu dimanipulasi oleh anak

ilustrasi mengajari anak
ilustrasi mengajari anak (pexels.com/Yan Krukau)

Siapa bilang anak tidak bisa memanipulasi orangtua? Apalagi seiring perkembangan zaman yang membuat anak terpapar dengan lebih banyak informasi. Kian sedikit pengetahuan orangtua, kian mudah bagi anak menyetir kalian.

Gampangnya, anak dapat mulai melakukan tipuan-tipuan kecil untuk menguntungkan diri sendiri. Contohnya, dia bilang besok diminta beriuran buat suatu keperluan. Padahal, uang yang diberikan olehmu cuma dipakainya untuk jajan lebih banyak.

Ketika anak melakukan kesalahan, ia juga memengaruhi orangtua supaya tidak menghukumnya. Dia bahkan bisa mengarahkan kesalahan pada orang lain biar ia yang dimarahi olehmu. Kurangnya pengetahuan bikin kalian terlalu polos dan percaya saja pada anak. Meski anak tidak untuk selalu dicurigai, wawasan yang luas memampukan kalian buat lebih waspada.

4. Supaya mampu mengarahkan anak sesuai potensinya

ilustrasi keluarga
ilustrasi keluarga (pexels.com/RDNE Stock project)

Ke depan anakmu akan menghadapi dunia yang makin menantang. Jenis-jenis pekerjaan baru bermunculan. Ini menuntut orangtua zaman sekarang harus lebih mampu membimbing anak sesuai dengan potensinya.

Sekadar sekolah, kuliah, kemudian bekerja boleh jadi kelak kurang bagus untuk masa depannya. Anak mesti punya keahlian atau kemampuan melakukan sesuatu dengan jauh lebih baik ketimbang banyak orang. Itu membuatnya lebih dibutuhkan dan memenangkan persaingan yang kian ketat.

Tanpa wawasan yang luas, kamu dan pasangan juga akan tetap berusaha mengarahkan anak. Namun, arahanmu menjadi ketinggalan zaman. Kalian tidak tahu cara mengasah potensi anak apalagi menjembataninya menuju masa depan terbaik.

5. Biar bisa memantau pergaulan anak

ilustrasi keluarga
ilustrasi keluarga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menjadi orangtua yang terlalu lugu dapat membahayakan anak. Pergaulan anak di luar sana jauh dari jangkauanmu. Kamu kurang memahami pengaruh media sosial terhadap anak. Dia berteman dengan orang-orang asing yang boleh jadi punya niat buruk.

Jangankan terkait pergaulannya di dunia maya. Hubungannya dengan teman-teman di dunia nyata pun akan kurang diperhatikan. Terutama ketika nanti anak remaja. Tanpa wawasan yang cukup, orangtua dapat mengira pergaulan anak sama amannya dengan semasa kalian muda.

Pengetahuan tidak untuk membuat orangtua ketakutan kemudian berlebihan memproteksi anak. Ia tetap harus punya kesempatan buat bergaul. Akan tetapi, jangan sampai orangtua seperti kehilangan jejak anak saking banyaknya hal yang gak diketahui.

6. Tidak terlambat mengetahui tanda gangguan tumbuh kembang

ilustrasi ayah dan anak
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Untuk orangtua dengan batita, wawasan akan tumbuh kembang anak juga wajib dimiliki. Tentu pengetahuan orang yang tidak secara khusus mempelajari tumbuh kembang anak tak sama dengan dokter anak serta psikolog anak. Namun, setidaknya kamu dan pasangan cepat meraba adanya ketidakberesan.

Seperti anak lambat berjalan serta bicara. Orangtua berwawasan minim akan cenderung mengabaikan tanda-tanda ini. Bahkan tak sedikit orang yang sudah memberi tahu dan kasih saran pun gak didengarkan.

Padahal, tanda gangguan tumbuh kembang perlu segera ditangani oleh ahlinya. Jangan sampai anak tambah besar tanpa mendapatkan penanganan yang tepat. Nanti kondisinya akan bertambah buruk dan sulit mengejar ketertinggalan tumbuh kembang sesuai umurnya.

Sesibuk-sibuknya kamu bersama pasangan terutama untuk mencari uang, jangan lupa menambah wawasan. Orangtua harus berwawasan luas untuk membentuk karakter anak, kesukaannya belajar, serta mengarahkan masa depannya. Tugas ini gak bisa cuma diserahkan ke guru di sekolah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

50 Latihan Soal PTS Bahasa Bali Kelas 4 Semester 1 danJawabannya!

02 Okt 2025, 16:03 WIBLife