5 Sikap Buruk saat Didatangi Saudara dari Jauh, Terlihat Tidak Suka!

Memiliki saudara apalagi kandung seharusnya menjadi hal yang menyenangkan. Anak tunggal kerap merasa kesepian karena tidak punya saudara yang bisa diajak sharing. Terutama, jika kedua orangtua sudah tiada dan ia belum menikah. Meski ada keluarga besar, hubungan yang kurang akrab dapat membuatnya seperti sebatang kara.
Sementara itu dengan kamu punya kakak atau adik bahkan lebih dari satu hidupmu bakal lebih seru. Sejak kecil dirimu memiliki teman main yang selalu ada di rumah. Kalian saling menginspirasi dan dapat membicarakan banyak hal.
Namun, setelah dirimu dewasa serta tinggal jauh dari saudara-saudara, rasa persaudaraan ini jangan sampai terkikis. Misalnya, ketika mereka hendak berlibur ke kota tempat tinggalmu dan mampir ke rumah.
Gak peduli seperti apa kehidupan masing-masing, sambutlah dengan kehangatan khas saudara. Bukan dirimu malah menunjukkan lima sikap di bawah ini. Punya hubungan yang harmonis dengan saudara adalah bentuk kekayaan yang tidak bisa diukur dengan uang dan wajib dijaga.
1. Terkesan gak peduli dengan rencana kunjungan mereka

Grup keluarga sudah ramai dengan obrolan seputar kunjungan ke kotamu. Misalnya, bertepatan dengan libur panjang. Kamu sempat menanggapi, tapi sangat sedikit seakan-akan dirimu bukan satu-satunya saudara mereka yang tinggal di sana.
Kamu tak menanyakan, kapan pastinya mereka akan datang dan pulang. Apakah mereka hendak menginap di rumahmu atau hotel? Jika mereka memilih menginap di hotel, apakah mereka ingin dibantu mencarinya biar mendapat harga terbaik serta lokasi yang strategis? Apa saja rencana mereka selama berlibur supaya kamu dapat mengatur agendanya agar semua terlaksana?
Sebagai warga setempat, seharusnya dirimu lebih banyak merespons. Namun, kamu justru bersikap dingin seakan-akan tidak peduli. Malah kian mendekati hari kedatangan mereka, dirimu seperti sengaja menghilang dari grup.
Kamu tak membaca pesan-pesan mereka atau membaca tanpa menanggapi apa pun. Sampai-sampai mereka tidak tahu dirimu sebenarnya akan ada di rumah atau tidak saat mereka tiba.
2. Terus membicarakan kesibukan kerjamu

Baik ketika saudara-saudara masih membahas rencana kunjungan mereka maupun setelah benar-benar tiba di rumahmu, ada satu hal yang tak berubah. Perkataanmu hanya seputar kesibukan kerja. Dirimu membicarakan betapa banyaknya tugasmu sekarang sampai menikmati hari libur seperti orang lain saja mustahil.
Barangkali awalnya mereka tidak berpikir apa-apa terkait ucapan-ucapanmu. Akan tetapi setelah hal tersebut terus dikemukakan, mereka mulai meraba arah yang hendak dituju olehmu. Kamu seakan-akan sedang menyampaikan bahwa seharusnya mereka jangan mendatangimu.
Dirimu tidak punya waktu. Kedatangan mereka cuma terasa sebagai gangguan dalam rutinitasmu. Kesimpulan mereka atas sikapmu benar atau keliru bukan lagi hal penting. Kamu sudah membuat mereka merasa tak nyaman. Saudara-saudaramu tentu senang dapat bertemu denganmu.
Namun, mereka juga gak mau menjadi pengganggu dalam hidupmu. Pikir mereka, seharusnya dirimu mengatakan terus terang perihal keenggananmu ditemui. Supaya mereka batal datang. Atau, mereka tetap piknik ke kotamu, tetapi sama sekali gak usah mampir ke rumahmu atau mengajak bertemu.
3. Tidak berusaha menyiapkan rumah buat menyambut tamu

Persiapan ini meliputi kebersihan dasar seperti lantai harus disapu dan dipel. Kamar mandi juga disikat dengan karbol biar wangi. Jika saudara akan menginap di rumahmu, berarti kamarnya pun perlu ditata. Kasur serta bantal harus ada. Beri seprai dan sarung bantal yang bersih.
Persiapan kedua berkaitan dengan konsumsi, yaitu makanan dan minuman. Ingat bahwa mereka datang dari luar kota. Tentu perjalanan panjang bikin mereka lelah serta lapar. Akan tetapi, kamu malah mengabaikan kedua hal ini. Ketika mereka datang, rumah seperti terakhir dibersihkan berminggu-minggu lalu.
Banyak debu dan lantai terasa lengket saat diinjak. Di meja tidak tampak hidangan yang khusus disiapkan untuk mereka. Bahkan kamu tak mengeluarkan segelas air minum pun. Jika dirimu benar-benar tidak mampu untuk menjamu mereka, tentu saudara-saudara memahaminya.
Akan tetapi dengan statusmu yang cukup berpunya, sikap begini sama dengan pengusiran. Kamu gak ingin mereka berlama-lama di rumahmu. Caramu ialah membuat mereka tidak kerasan dengan rumah yang kotor dan bikin mereka kehausan serta kelaparan.
4. Mengeluhkan betapa repot dan lelahnya kamu menyiapkan semua

Bisa juga kamu tetap all out dalam menyiapkan rumah baik dari segi kebersihan maupun hidangan. Sayangnya, sikapmu kemudian malah penuh keluhan. Seharusnya dirimu tidak usah mengatakan betapa lelahnya membersihkan rumah menjelang kedatangan mereka.
Bukankah itu rumahmu sendiri? Telah seharusnya dirimu yang membersihkannya. Tak mungkin tamu diminta ikut kerja bakti. Pun jika kamu sudah setiap hari bersih-bersih, pasti pembersihan kemarin gak terlalu berat. Lain dengan apabila rumahmu telanjur kotor sekali.
Dirimu juga ceriwis soal makanan yang dihidangkan. Kamu menyebutkan harganya yang mahal, mesti pesan jauh-jauh hari atau dirimu datang ke toko kue lebih pagi padahal masih mengantuk, dan sebagainya.
Sikap-sikap di atas mengesankan kamu tak ikhlas dalam menyambut saudara sendiri. Jangan mengeluhkan hal-hal yang sudah semestinya dilakukan seorang tuan rumah.
5. Tiba-tiba pergi lama buat sesuatu yang gak urgen

Kamu mendadak bersikap sok sibuk baik sesaat menjelang kedatangan mereka atau setelah mereka benar-benar di rumahmu. Contohnya, besok mereka sudah datang. Namun, kamu tahu-tahu bilang harus ke luar kota. Padahal, gak ada keperluan yang mendesak.
Dirimu cuma seperti sengaja menghindari mereka atau biar terkesan sibuk. Kamu tak mau dianggap selalu punya waktu luang buat menyambut tamu sekalipun saudara sendiri. Walau mereka telah memesan hotel, sikapmu sangat tidak terpuji. Semestinya dirimu menjemput mereka di bandara atau menemui di penginapan.
Begitu pula apabila mereka menginap di rumahmu. Sekalipun kamu menjamu mereka dan tidak melakukan pengusiran, perginya tuan rumah dalam waktu yang cukup lama tentu bikin suasana tak menyenangkan.
Dirimu tidak sekadar pergi ke minimarket barang 1 jam, melainkan menghilang seharian tanpa keperluan yang jelas. Kalau mereka tahu bakal begini pasti lebih memilih menginap di tempat lain.
Jika kamu tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk saudara sendiri, sikapmu pada orang lain pasti lebih buruk lagi. Terutama bila saudara-saudaramu tak ada yang jahat terhadapmu. Kamu harus memperbaiki diri supaya hubungan persaudaraan kalian tetap terjalin dengan baik.