Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Menerima Tawaran Pinjaman Uang dari Saudara, Hargai Niatnya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Laura Tancredi)

Saudara gak tinggal diam ketika kamu mengalami kesulitan dalam hidup. Tidak terkecuali saat dirimu memerlukan bantuan keuangan. Saudara yang sedang punya kelonggaran dana bermaksud baik dengan menawarkan pinjaman uang.

Tawarannya ini tentu menjadi angin segar buatmu. Kamu bisa saja mengajukan pinjaman pada teman, bank, bahkan pinjol. Akan tetapi, berutang pada saudara memberimu keuntungan tersendiri. Yaitu, biasanya gak ada bunganya. 

Lain dengan pinjaman ke bank atau pinjol yang pasti terkena bunga. Tidak ada salahnya untukmu menyambut dengan positif tawaran pinjaman tersebut. Siapa tahu benar-benar bisa mengurangi bebanmu saat ini. Namun, perhatikan keenam tips ini. Hanya karena saudaramu baik dan lebih mapan, bukan artinya dirimu boleh menyamakan pinjaman dengan pemberian.

1. Kenali karakter saudaramu dengan baik

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kindel Media)

Karakter pemberi pinjaman perlu menjadi perhatian. Sekalipun kamu lagi butuh duit cepat, repot apabila dirimu malah berurusan dengan saudara yang wataknya kurang baik. Seperti ia gak tulus dalam memberikan pinjaman. Nanti segera setelah kamu memperoleh uangnya, dia mulai bicara ke mana-mana.

Urusan yang seharusnya di antara kalian saja menjadi diketahui oleh semua orang. Dirimu mungkin menjadi malu sekali serta terbebani. Baik ia saudara kandung seperti kakak dan adik atau sepupu serta ipar, lihat-lihat dulu sifatnya. Pastikan dia sosok yang tulus dalam membantu siapa saja.

Memang ketulusannya tidak membebaskanmu dari kewajiban membayar utang. Namun, setidaknya tugasmu cuma menjaga kepercayaannya dengan mengembalikan uangnya. Bukan dirimu dibuat ribet dengan berbagai masalah yang timbul di kemudian hari karena watak negatifnya.

2. Perjanjiannya diperjelas

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ron Lach)

Dengan siapa pun kamu berutang, perjanjian sangat penting. Poin-poin kesepakatan mesti dikemukakan di awal sebelum uang diberikan padamu. Di dalamnya ada jumlah pinjaman, bunga jika ada, waktu pengembaliannya, dan boleh dicicil atau harus langsung lunas.

Kalau perlu ada jaminan darimu seandainya kamu gagal melunasi utang. Ini perlu dicantumkan dalam perjanjian agar jelas apa yang bisa disita sebagai pengganti utang. Bahkan penggunaan uang pinjaman juga kudu diperhatikan apabila saudara mengkhususkannya buat suatu keperluan. Seperti pinjaman khusus untuk modal usaha.

Makin besar nominal pinjaman, makin detail pula perjanjiannya. Perjanjian hitam di atas putih dengan saksi-saksi juga dapat dibuat apabila nilai utang besar. Kalaupun pinjamannya tak seberapa, tetap harus ada kesepakatan secara lisan atau melalui pesan teks. Perjanjian seperti ini penting buat pegangan bersama.

3. Sebaiknya kamu gak menentukan jumlahnya, sesuai dananya saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tawaran pinjaman dari saudara menunjukkan sikapnya yang murah hati. Gak semua saudara mau mengulurkan tangan ketika kamu kesusahan. Apalagi kalau kebutuhanmu cukup besar. Tak sedikit orang yang meski dananya tersedia tetap enggan memberikan pinjaman.

Alasannya biasanya takut uang tidak bakal dikembalikan. Atau, ia berdalih agar kamu bekerja lebih keras untuk memperoleh uang sejumlah keperluan. Namun, saudaramu yang peka dan murah hati tahu bahwa usahamu gak kurang-kurang. Maka dia menawarkan pinjaman uang. 

Berapa pun uang yang sebetulnya dibutuhkan olehmu, sebaiknya kamu menyerahkan besaran pinjaman yang akan diberikan pada saudara. Biar dia mengukur kemampuannya dan tidak merasa harus memenuhi semua kebutuhanmu. Jika ia dapat memberikan pinjaman sebesar keperluanmu tentu harus sangat disyukuri. Kalaupun lebih kecil dari itu, dirimu yang harus mencari sendiri kekurangannya. 

4. Gunakan pinjaman dengan rasa tanggung jawab

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Baik kamu meminjam uang pada saudara maupun pihak lain, rasa tanggung jawabmu menjadi syarat mutlak. Hanya sikap bertanggungjawabmu yang akan membuat orang lain percaya. Mereka gak bakal kapok membantumu dari segi finansial.

Dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, utang sebesar apa pun bisa diselesaikan. Sebaliknya kalau sifatmu tidak bertanggung jawab, pinjaman yang tak seberapa pun bakal berlarut-larut. Ada rasa enggan buat membayarnya. Terlebih bila saudara tidak pernah menagihnya dan gak ada sistem bunga.

Dirimu merasa makin santai. Uangnya sudah ada pun pasti pembayaran utang terus ditunda. Bahkan uang pinjaman dipakai buat hal-hal lain yang bukan kebutuhan awal. Seperti pinjaman untuk usaha malah digunakan buat beli mobil baru. Pemberi pinjaman niscaya kecewa berat jika begini. Lain kali ia tak mau lagi memberimu pinjaman.

5. Kembalikan tepat waktu

ilustrasi percakapan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pengembalian tepat waktu mesti diusahakan sekuat mungkin. Baik dengan cicilan maupun langsung lunas, komitmenmu kudu tinggi. Bila pun saudara jauh lebih kaya daripada kamu, utang tetaplah utang. Semua pemberi pinjaman berhak atas uangnya.

Dirimu jangan menyamakannya dengan pemberian yang gak perlu dikembalikan. Andai pun karena satu dan lain hal kamu sungguh-sungguh tidak bisa membayar utang tepat waktu, jangan diam saja apalagi kabur. Beri tahu saudaramu sebelum jatuh tempo tentang kendalamu.

Dengan demikian, dia tidak harap-harap cemas tentang uangnya. Akan tetapi kalau saudara juga amat membutuhkan uang tersebut, sudah menjadi tanggung jawabmu untuk tetap melunasinya. Jangan egois sampai membuat orang yang pernah menolongmu malah sekarang tidak tertolong kala ia kesusahan secara ekonomi.

6. Ucapkan terima kasih di awal dan akhir

ilustrasi percakapan (pexels.com/August de Richelieu)

Masalah antarsaudara sering kali berawal dari rasa gengsi. Jika kamu dibantu oleh orang lain, barangkali ucapan terima kasihmu padanya sampai berulang-ulang. Sikapmu juga otomatis manis sekali padanya. Namun, tidak begitu perlakuanmu terhadap saudara yang sudah mau repot-repot mengulurkan tangan.

Kamu diam saja dan hanya menerima transferannya. Bahkan raut wajahmu dapat kurang ramah apabila jumlah pinjamannya kurang dari kebutuhanmu. Sikap seperti ini mesti dihindari. Walau saudaramu terlihat santai saja saat menawarkan sampai memberikan pinjaman uang, dirimu tetap harus mengucapkan terima kasih.

Kelak tiba saatnya kamu mengembalikan pinjaman juga kembali iringi dengan ucapan terima kasih. Ini menunjukkan dirimu sangat menghargai bantuannya. Andai pun pinjamannya belum sepenuhnya menyelesaikan masalahmu, tentu kondisimu lebih baik daripada ia sama sekali gak kasih bantuan.

Tak jarang terdengar cerita yang kurang mengenakkan tentang hubungan persaudaraan apalagi kaitannya dengan uang. Akan tetapi, saudara yang baik dan tulus dalam membantu juga ada. Jangan malu menerima tawaran bantuan uang darinya apabila dirimu sedang membutuhkan. Saudaramu pasti senang bisa menolongmu. Ia malah bakal sedih seandainya kamu lebih mengandalkan orang lain di situasi sulit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us