“Mendengarkan dan mengakui perasaan anak tidak berarti kamu setuju dengan apa yang ia katakan, tapi itu menunjukkan bahwa kamu memahami bahwa apa yang ia utarakan sangat penting bagi dirinya,” ujar Mitch Abblett, Ph.D., seorang psikolog dan penulis ‘Helping Your Angry Teen: How to Reduce Anger and Build Connection Used Mindfulness and Positive Psychology,’ dikutip Good House Keeping.
Tetap Tenang, Begini Cara Bijak Hadapi Anak Remaja yang Sedang Marah

Bagi kebanyakan orangtua, menghadapi anak remaja yang sedang marah merupakan tantangan tersendiri. Pasalnya, remaja sudah bisa mengekspresikan kemarahannya dengan jelas, mulai dari bersikap silent treatment sampai melampiaskan kekesalan kepada orang-orang yang berada di sekitarnya.
Namun, kemarahan anak remaja yang sulit terkendali, sering membuat banyak orangtua ikut merasa kesal. Alih-alih tersulut emosi, cobalah untuk tetap tenang dan hadapi situasi ini dengan cara yang bijak. Berikut beberapa cara yang dapat orangtua lakukan dalam menghadapi anak remaja yang sedang marah.
1.Dengarkan dan akui perasaan anak

Ketika anak remaja kamu sedang marah, salah satu hal terpenting yang perlu dilakukan adalah dengarkan dan akui perasaan mereka. Mungkin bagimu masalah yang mereka alami tidaklah penting atau terlalu dramatis bagi orang dewasa. Namun, tidak untuk mereka.
Perasaan yang ditimbulkan adalah kenyataan dan bisa sangat menyakitkan. Alih-alih memarahi atau mengabaikan anak, cobalah untuk memahami apa yang menyebabkan mereka marah. Selain itu, saat anak mengungkapkan sesuatu, tahan dirimu untuk tidak meremehkan atau menghakiminya.
2.Hindari tersulut emosi

Sulit untuk tidak marah saat anak remajamu mengekspresikan emosinya dengan cara berteriak atau mengungkapkan kata-kata kasar. Akan tetapi, bila kamu merespons dengan nada yang tinggi, hal itu justru akan membuat dirinya semakin marah dan memperburuk situasi.
Dilansir Psychology Today, seorang pakar parenting dan terapis anak dan keluarga, Meri Wallace, LCSW, menyatakan bahwa anak remaja cenderung merasa tidak aman dan benci ketika mereka dikendalikan. Alih-alih tersulut emosi dan memberi anak instruksi yang tak ada habisnya, lebih baik bicaralah kepada mereka dengan cara yang penuh hormat.
Apabila anak kamu memiliki karakter sensitif dan mudah tersinggung, ingatlah untuk selalu berhati-hati dalam memilih kata-kata yang akan kamu ucapkan. Jika kamu merendahkan suara dan berbicara dengan lembut, anak mungkin akan melakukan hal yang sama.
3.Beri anak waktu untuk menenangkan dirinya sendiri

Menghadapi anak remaja yang sedang marah bukanlah perkara mudah. Mungkin, kamu akan tergoda untuk langsung berdebat agar masalah bisa segera selesai. Namun, secara realistis, tidak ada orang yang dapat berpikir jernih saat sedang marah.
Dilansir HealthcareUtah, seorang pekerja sosial dan manajer perawatan remaja di Huntsman Mental Health Institute, Tiffany Nielsen, LCSW, menyebut, ketika situasi menjadi panas, ada baiknya bila kamu tidak mengadakan percakapan apa pun bersama anak. Bersikaplah terbuka dan jelaskan bahwa kamu dan anak saat ini sedang dalam emosi memuncak dan membutuhkan waktu sejenak untuk menenangkan diri.
Saat kamu dan anak sudah merasa lebih tenang, kalian bisa kembali melanjutkan diskusi. Melakukan cara ini bisa menunjukkan kepada anak remaja bahwa tidak apa-apa untuk menjauh dan beristirahat sejenak ketika emosi meningkat. Di sisi lain, membiarkan anak untuk menenangkan dirinya sendiri dapat memberi mereka ruang untuk bernapas serta waktu untuk berpikir lebih jernih.
4.Ajarkan anak memproses kemarahan dengan cara yang sehat

Sebagai orangtua, penting untuk memberitahu dan mengajari anak tentang cara memperoses kemarahan dengan cara yang sehat. Bagikan dengan anak metode seperti apa yang efektif untuk kamu dan biarkan mereka melihat kamu melakukannya.
Dikutip Good House Keeping, Bernard Golden, Ph.D., seorang psikolog dan penulis ‘Healthy Anger: How to Help Children and Teens Make Sense of and Manage Anger in Everyday Life’, mengingatkan, bahwa sebelum kamu mengajarkan anak cara memproses emosi, kamu harus belajar mengelola emosimu terlebih dahulu. Kemudian, biarkan anak melihatmu mengatasinya sesekali, sehingga mereka memiliki contoh untuk diikuti.
“Ini bukan tentang meredam amarah yang dialami anak remajamu, tetapi membantu mereka mengetahui ekspresi emosi yang tepat untuk meluapkan amarahnya,” ujar Nielsen.
5.Perlakukan anak remaja seperti orang dewasa

Anak remaja tidak akan suka bila kamu memperlakukan mereka seperti anak kecil. Mereka merasa bahwa diri mereka sudah dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri.
Oleh karenanya, hindari langsung mengambil tindakan dan memperbaiki sesuatu demi anak tanpa menanyakan terlebih dahulu apakah mereka membutuhkan bantuanmu atau tidak. Memperlakukan anak remaja seperti orang dewasa bisa membantu mengurangi kemarahannya dan mengasah keterampilan dalam memecahkan masalah yang bermanfaat bagi mereka di masa depan.
“Bicaralah kepada anak remajamu seperti kamu berbicara dengan rekan kerja atau orang dewasa lainnya,” saran Dr. Abblett.
“Ini bukan berarti kamu membiarkan anakmu menginjak-injak atau memperlakukanmu dengan tidak sopan. Sebaliknya, dengan cara ini dapat menunjukkan bahwa kamu juga menghormati anak dan akan memperlakukan mereka sesuai dengan usia mereka,” tambahnya.
Ingatlah, bahwa cara kamu menghadapi anak remaja yang sedang marah dapat menentukan apakah kamu bisa semakin dekat dengannya atau malah semakin menjauh. Cobalah untuk melihat kemarahan remaja sebagai bagian normal dari diri seseorang.
Mungkin masalah yang mereka alami terdengar sepele. Namun, perasaan yang dirasakannya adalah kenyataan dan bisa sangat menyakitkan bagi dirinya.
Karena itu, berusaha untuk tetap tenang dan terapkan kelima tips di atas untuk membantu menghadapi anak remaja yang sedang marah. Semoga bermanfaat!