5 Tips agar Anak Berani Ikut Lomba 17 Agustus, Latihan di Rumah

- Anak perlu diberi gambaran tentang lomba 17 Agustus
- Latihan di rumah untuk perlombaan yang sesuai dengan anak
- Iming-iming hadiah dapat memotivasi anak ikut lomba
HUT Kemerdekaan RI selalu dimeriahkan dengan berbagai lomba. Tidak hanya di lingkungan tempat tinggal, melainkan juga sekolah. Bahkan banyak kantor juga mengadakannya untuk menambah keseruan serta semangat menjelang 17 Agustus.
Perlombaan paling banyak ditujukan untuk anak-anak. Maka sayang sekali apabila anakmu malah tidak mengikutinya. Setidaknya pilihlah satu lomba untuknya. Ini bukan sekadar untuk mencari hadiahnya, tetapi juga latihan berani dan percaya diri.
Kalau anak belum pernah mengikuti lomba 17 Agustus dan kepribadiannya pemalu memang agak sulit. Namun, lima cara berikut dapat dicoba agar ia lebih bersemangat. Dengan anak mulai terbiasa ikut lomba 17 Agustus, jiwa kompetitifnya mulai tumbuh. Semoga anak juga termotivasi untuk mengikuti lomba-lomba lainnya seperti lomba mata pelajaran.
1. Jelaskan apa saja lombanya

Anak yang masih TK dan jarang keluar rumah biasanya belum tahu seperti apa perayaan HUT Kemerdekaan RI. Tahun kemarin anak gak ikut menonton perlombaan di lingkungan rumah. Dia juga belum bersekolah.
Kalaupun tahun lalu anak sempat menyaksikan lomba, pemahamannya masih amat kurang. Dia bahkan mudah lupa dengan apa yang disaksikannya waktu itu. Untuk memberanikan anak ikut lomba 17 Agustus, berikan gambaran dulu.
Ini meliputi jenis-jenis lomba dan cara melakukannya. Kamu serta pasangan dapat sambil menunjukkan foto atau videonya melalui internet supaya anak lebih mudah membayangkannya. Jika anak gak punya gambaran apa pun mengenai lomba, ia tentu bingung dan enggan mencoba.
2. Latih anak di perlombaan yang cocok untuknya

Namun, tidak semua lomba sesuai buat anak. Ini dipengaruhi oleh usia serta tingkat keberaniannya. Anak yang aktif secara fisik misalnya, jelas berbeda dari anak yang lebih jarang bergerak. Lomba dengan risiko tinggi seperti perang bantal sebaiknya diikuti anak berusia 12 tahun ke atas.
Bila anakmu berusia di bawah itu lomba balap karung, memasukkan pensil ke botol, membawa kelereng dengan sendok, dan sebagainya lebih pas. Akan tetapi, anak yang kurang suka kegiatan fisik dapat diarahkan ke lomba lain. Contohnya, membaca puisi dan menyanyi.
Kalau jenis lombanya sudah dipilih, sempatkan untuk latihan di rumah. Siapkan peralatan yang dibutuhkan dan lakukan bersama keluarga. Anak akan lebih percaya diri buat ikut lomba 17 Agustus.
3. Iming-iming hadiah

Hadiah juga gak kalah penting untuk memotivasi anak. Ia belum punya pemahaman dan kesadaran buat berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat. Hadiah lebih membangkitkan semangatnya ikut lomba daripada kamu menceramahinya.
Seperti dirimu berkata gak enak kalau anakmu tak pernah mengikuti perlombaan di lingkungan. Anak sulit memahami maksud perkataanmu. Tentu kamu cuma bisa memberikan gambaran hadiahnya. Hanya panitia yang tahu apa pastinya hadiah buat pemenang setiap lomba.
Maka kasih tahu kemungkinannya saja seperti alat tulis atau uang. Tambahkan dengan keterangan bahwa apa pun hadiahnya lumayan karena gak usah beli sendiri. Hadiah tambahan juga bisa diberikan orangtua sebagai bentuk apresiasi atas keberanian anak ikut lomba.
4. Beri tahu teman sepantar yang akan ikut

Umumnya di lingkungan tempat tinggal terdapat anak-anak yang aktif mengikuti berbagai lomba. Beberapa tahun terakhir mereka selalu mengikutinya. Kamu dapat menyebutkan nama-namanya biar anak tak merasa sendirian.
Apalagi makin mendekati perlombaan, informasinya bisa dicari tahu. Begitu juga di sekolah anak. Para orangtua sudah membicarakan anaknya hendak mengikuti lomba apa saja. Makin banyak teman sepantar yang akan ikut lomba, anakmu juga makin percaya diri.
Bila perlu minta teman-temannya yang bakal ikut lomba membantu menyemangati anakmu. Di usia ini, anak-anak tidak benar-benar ingin mengalahkan peserta lain. Ikut lomba 17 Agustus lebih buat seru-seruan. Malah anak-anak biasanya saling mengajak untuk ikut berburu hadiah.
5. Temani anak jika memungkinkan

Karakter anak berbeda-beda. Ada anak yang pemberani sehingga jarang perlu ditemani orangtua. Anak seperti ini saat ingin mengikuti lomba 17 Agustus di lingkungannya berani berangkat sendiri. Malah mungkin ia terlalu asyik di sana dan gak pulang-pulang bila belum dijemput orangtua.
Namun, ada juga anak pemalu. Kemarin-kemarin dia sudah bersemangat ikut lomba setelah latihan di rumah dan dimotivasi olehmu. Akan tetapi, di hari H ia justru mendadak ogah-ogahan. Kamu gak usah memarahinya. Nanti suasana hatinya justru tambah buruk.
Lalu anak menangis dan batal ikut lomba. Bujuk anak serta temani apabila memungkinkan. Kalau lombanya di sekolah, titipkan pada gurunya. Sampaikan bahwa nanti anak akan mengikuti lomba 17 Agustus dan tolong disemangati. Anak akan merasa lebih aman dalam bimbingan gurunya.
Lomba 17 Agustus bukan sekadar kegiatan seru-seruan. Satu sisi, berbagai perlombaan dapat menjadi hiburan. Di sisi lain, anak yang mengikutinya belajar berani, bersaing secara sehat, serta mencintai tanah air. Ayo, dukung anak untuk meramaikan HUT Kemerdekaan RI.