Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5Tips Menghadapi Mertua yang Toxic Tanpa Merusak Hubungan Keluarga

ilustrasi mertua toxic (pexels.com/anastasia shuraeva)

Menghadapi mertua yang toxic bisa menjadi ujian emosional yang cukup berat, terutama bagi pasangan yang baru memulai kehidupan rumah tangga. Sikap yang cenderung mengontrol, terlalu kritis, atau kurang menghargai batasan pribadi sering kali menjadi penyebab utama ketegangan dalam hubungan keluarga. Meski situasi ini sulit, penting untuk tetap menjaga kedamaian dan mencari cara bijak agar hubungan tetap harmonis tanpa harus mengorbankan kenyamanan diri sendiri.

Namun, menghadapi mertua yang toxic bukan berarti kita harus terus menoleransi perilaku negatif mereka. Ada strategi tertentu yang dapat diterapkan untuk menghadapi situasi ini dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantumu menghadapi mertua yang toxic. Apa saja?

1.Tetapkan batasan sejak awal

ilustrasi menetapkan batasan dengan mertua toxic (pexels.com/nicole michalou)

Tetapkan batasan sejak awal untuk menjaga hubungan tetap sehat dengan mertua. Sikap toxic yang terlalu mengontrol atau sering ikut campur dalam urusan rumah tangga bisa membuat tekanan emosional meningkat. Untuk menghindari konflik berkepanjangan, sampaikan dengan sopan bahwa kamu dan pasangan memiliki ruang privasi yang harus dihormati. Misalnya, dalam pengambilan keputusan rumah tangga, pastikan mertua memahami bahwa ada hal-hal tertentu yang hanya menjadi urusan Anda berdua sebagai pasangan.

Komunikasi yang jelas dan tegas menjadi kunci dalam menetapkan batasan ini. Hindari menyampaikan batasan dengan nada marah atau emosional agar tidak memicu kesalahpahaman. Tetap gunakan bahasa yang santun namun tetap asertif, sehingga mertua dapat menerima dan memahami posisimu. Dengan batasan yang sehat, hubungan dengan mertua bisa lebih terarah tanpa mengorbankan kenyamanan dan kedamaian rumah tangga.

2.Lebih fokus pada kegiatan yang bermanfaat

ilustrasi fokus pada kegiatan yang bermanfaat (pexels.com/anastasia shuraev)

Alihkan perhatian dengan lebih fokus pada kegiatan yang bermanfaat. Menghadapi mertua yang toxic sering kali menguras energi emosional, sehingga penting untuk menjaga kesehatan mental dengan mengisi waktu luang secara produktif. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai, seperti olahraga, membaca, memasak, atau bahkan mengembangkan keterampilan baru. Dengan cara ini, kamu dapat menciptakan ruang positif yang membantu mengurangi stres akibat situasi yang tidak nyaman.

Selain itu, kegiatan yang bermanfaat dapat membantu kamu dan pasangan memperkuat hubungan serta meningkatkan kualitas hidup bersama. Misalnya, merencanakan aktivitas bersama seperti berolahraga, berkebun, atau mengikuti kursus baru. Fokus pada hal-hal yang membawa kebahagiaan dan produktivitas juga dapat menjadi bentuk perlindungan diri, sehingga energi tidak terbuang untuk memikirkan hal-hal negatif. Dengan demikian, kamu lebih siap menghadapi dinamika keluarga dengan pikiran yang lebih jernih dan hati yang lebih tenang.

3.Minta bantuan pasangan

ilustrasi meminta bantuan pasangan (pexels.com/ketut subiyanto)

Menghadapi mertua yang toxic tidak harus dilakukan sendiri, mintalah bantuan pasangan sebagai langkah awal. Pasangan memiliki posisi yang lebih dekat dengan mertua dan dapat berfungsi sebagai jembatan komunikasi untuk menyampaikan batasan atau masalah yang kamu alami. Diskusikan dengan pasangan tentang apa yang kamu rasakan dan solusi yang menurutmu bisa dilakukan bersama. Dengan dukungan pasangan, kamu tidak hanya merasa lebih diperhatikan, tetapi juga memiliki partner yang dapat membantu menyelesaikan konflik secara efektif.

Penting bagi pasangan untuk memahami bahwa ini bukan tentang memilih pihak, melainkan menjaga keharmonisan dalam keluarga. Minta pasangan untuk berbicara dengan mertua jika ada perilaku yang dirasa mengganggu, tentunya dengan nada yang sopan dan penuh rasa hormat. Kerja sama yang baik dengan pasangan akan memperkuat hubungan kalian berdua sekaligus menciptakan batasan yang lebih jelas dalam interaksi dengan mertua. Dengan begitu, kamu dapat menghadapi situasi ini bersama tanpa merasa sendirian.

4.Jaga jarak

ilustrasi menjaga jarak dengan mertua toxic (pexels.com/tima miroshnichenko)

Menjaga jarak adalah langkah bijak untuk menghadapi mertua yang toxic tanpa memutus hubungan sepenuhnya. Jika interaksi langsung sering memicu konflik atau stres, kurangi intensitas pertemuan atau komunikasi yang tidak perlu. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas, saat berinteraksi dengan mertua, sehingga hubungan tetap terjaga tanpa harus terus-menerus terpapar energi negatif. Cara ini dapat membantumu melindungi kesehatan mental sekaligus menciptakan ruang untuk diri sendiri.

Namun, menjaga jarak bukan berarti bersikap dingin atau mengabaikan mertua sepenuhnya. Tetaplah bersikap sopan dan hormat, terutama dalam acara keluarga atau momen penting. Kamu juga bisa menggunakan perantara, seperti pasangan atau anggota keluarga lain, untuk menyampaikan hal-hal yang perlu dibicarakan. Dengan cara ini, kamu tetap menunjukkan penghormatan tanpa membiarkan hubungan menjadi terlalu intens atau merugikan diri sendiri.

5.Ambil jalur profesional

ilustrasi meminta bantuan pada profesional (pexels.com/vitaly gariev)

Menghadapi mertua yang toxic kadang membutuhkan pendekatan yang lebih terstruktur dengan mengambil jalur profesional. Jika konflik terus berlanjut dan memengaruhi keharmonisan rumah tangga atau kesehatan mental, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan konselor atau terapis keluarga. Seorang profesional dapat membantumu dan pasangan memahami dinamika hubungan yang terjadi serta memberikan strategi untuk mengatasi situasi dengan lebih bijak.

Jalur profesional juga bermanfaat untuk menetralisir emosi yang mungkin sulit dikendalikan dalam situasi konflik. Dengan bantuan pihak ketiga yang objektif, mertua pun mungkin lebih terbuka untuk mendengarkan dan memahami sudut pandangmu. Langkah ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah, tetapi juga membangun pola komunikasi yang lebih sehat antara semua pihak yang terlibat.

Menghadapi mertua yang toxic memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, kamu dapat menjaga keharmonisan rumah tangga tanpa mengorbankan kesehatan mental. Ingatlah bahwa setiap hubungan membutuhkan usaha dari kedua belah pihak, namun kamu tetap berhak untuk menetapkan batasan demi kenyamanan diri sendiri. Dengan kesabaran, komunikasi yang baik, dan dukungan dari pasangan, konflik yang ada bisa dikelola dengan lebih bijaksana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us