Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menyikapi Keluarga yang Melakukan Gaslighting, Sering Ditemui!

Ilustrasi keluarga (Pixels.com/August de Richelieu)

Pernahkah kamu mendengar istilah gaslighting? Gaslighting adalah istilah psikologi yang merujuk pada tindakan manipulasi psikologis dalam hubungan interpersonal, di mana pelaku melemahkan rasa percaya diri korban dengan melontarkan pertanyaan sudut pandang, dan melakukan penyangkalan atas pilihan yang korban ambil.

Perilaku gaslighting mungkin tanpa disadari, kamu sering menerimanya, atau mungkin tanpa sadar kamu melakukan gaslighting kepada orang di sekitarmu. Tentu perilaku gaslighting tersebut merupakan perilaku negatif, karena bisa membuat seseorang kehilangan percaya dirinya bisa sampai depresi, lho!

Sayangnya, perilaku gaslighting tidak hanya terjadi di lingkungan kerja, sekolah, atau lingkungan eksternal lainnya, namun perilaku gaslighting dapat ditemui di lingkungan keluarga. Lalu, bagaimana cara menyikapnya? Simak 5 tips menyikapi keluarga  yang melakukan gaslighting berikut ini!

1. Percayai realitas versi dirimu sendiri

ilustrasi keluarga (pixels/Nicole Michalou)

Setiap orang tentu memiliki cara pandang tersendiri terhadap sesuatu, ketika kamu percaya terhadap sudut pandangmu. Peluang  kamu berhasil dimanipulasi orang lain akan kecil. Termasuk dari anggota keluarga yang berusaha membuat kamu ragu terhadap pilihanmu.

Yakini pilihanmu, dengarkan nalurimu, maka kamu akan bersikap acuh terhadap perkataan yang berusaha memanipulasi psikologismu. Tetapi, pastikan apa yang kamu yakini tepat dan baik untuk dirimu dan tentunya tidak merugikan orang lain.

Tidak ada alasan bagi kamu untuk mempercayai anggota keluarga yang sudah kamu ketahui memiliki sifat pembohong patologis dan egois.

2. Hadapi secara langsung dengan bijak

Ilustrasi diskusi (Pixels.com/Kindel Media)

Setiap orang memiliki batasan emosional masing-masing, ketika seseorang telah melewati batas yang kamu punya, kamu berhak untuk membela dirimu. Pastikan kamu tahu cara membela diri agar apa yang kamu sampaikan benar benar sampai di orang tersebut. 

Tanggapi yang mereka katakan dengan apa yang kamu rasakan dan ungkapkan bahwa kamu tidak menyukai sikap tersebut. Pastikan ungkapan yang kamu berikan dengan attitude yang baik.

Misalnya kamu bisa berbicara seperti ini : 

"Aku mau Ayah/ibu bicara lebih baik, aku sulit menerima kalau ayah/ibu masih menyebutku dengan sebutan 'bodoh', aku paham Ayah/ibu merasa seperti itu, tapi aku punya perasaan atau pandangan yang berbeda"

3. Jika kamu tidak sanggup menghadapi mereka, tulis di jurnal harianmu

Ilustrasi wanita (Pixels.com/Christina Morillo)

Perilaku gaslighting dapat membuatmu kehilangan kepercayaan diri, melupakan kelebihanmu, dan membuatmu meragukan kapabilitas dirimu sendiri. Ketika kamu mendapati gaslighting dari orang sekitar terutama keluarga tak menutup kemungkinan kamu kesulitaan menghadapi mereka. 

Ketika kamu di situasi tersebut, kamu dapat menuangkan apa yang kamu rasa di jurnal harianmu, tulis apapun yang kamu mau serta lakukan afirmasi diri bahwa kamu percaya pada dirimu sendiri tentang pilihanmu.

4. Bangun kembali percaya dirimu dengan meminta insight kepada orang yang anggap kamu tepat

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Canva studio)

Terkadang ketika diri sendiri tidak mampu menangani perasaanmu, kamu perlu menemui seseorang yang kamu percaya yang bisa memberikanmu semangat lagi. Entah itu, teman, pacar, komunitas, dan lain sebagainya. Ikuti aktivitas-aktivitas dan luangkan waktu dengan orang-orang yang bisa membuatmu percaya diri

5. Konsultasi dengan tenaga profesional

Ilustrasi Konsultasi (Pixels.com/Tima Mirosnichenko)

Ketika kamu kesulitan membangun kepercayaan dirimu setelah perilaku keluarga yang melakukan gaslighting dan kamu merasa tidak ada orang sekitar yang dapat menyembuhkanmu, tidak ada salahnya kamu menemui konselor. Kamu dapat menceritakan apa yang kamu rasakan, pengalaman kamu untuk menempuh upaya penyembuhan.

Pastikan kamu menemui konselor yang tepat agar dapat ditangani dengan tepat pula. Namun, jika kamu tidak memiliki uang yang cukup untuk menemui konselor, kamu dapat mencari mahasiswa terapi klinis atau organisasi kesehatan mental masyarakat yang menawarkan konseling gratis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us