Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Jadi Cerdas dengan 4 Trik Montessori Ini, Orangtua Wajib Tahu!

ilustrasi belajar dari kesalahan (unsplash.com/Jerry Wang)
ilustrasi belajar dari kesalahan (unsplash.com/Jerry Wang)
Intinya sih...
  • Anak usia balita belajar melalui permainan sensorik yang kaya akan stimulasi untuk mengasah kepekaan dan mempertajam panca indra mereka.
  • Montessori mengajarkan kemandirian anak melalui aktivitas praktis sehari-hari, membantu mereka membangun rasa percaya diri dan kebiasaan baik sejak dini.
  • Melalui pendekatan yang menyenangkan, Montessori mengenalkan konsep matematika secara nyata agar anak 'jatuh cinta' pada logika sebelum beralih ke hitungan yang kompleks.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap orangtua pasti ingin anaknya tumbuh cerdas, kreatif, dan punya rasa percaya diri yang tinggi. Berbagai cara pun ditempuh, misalnya dengan memilih metode pendidikan yang tepat sejak usia dini. Nah, belakangan ini metode Montessori kembali naik daun dan menjadi pilihan banyak keluarga modern.

Metode ini sejatinya bukanlah hal baru; sudah dikembangkan lebih dari seratus tahun oleh Dr. Maria Montessori. Dilansir Cendekia Harapan, metode ini menekankan kemandirian dan keaktifan anak dalam belajar, bukan sekadar teori dari guru. Penasaran ‘kan, apa saja rahasia di balik metode ini yang bisa membuat si kecil berkembang optimal? Yuk, kita bongkar bersama empat area utamanya!

1. Mengasah kepekaan lewat permainan sensorik

Anak memilih mainan sendiri. (unsplash.com/Beth Macdonald)
Anak memilih mainan sendiri. (unsplash.com/Beth Macdonald)

Anak usia balita adalah penjelajah ulung yang belajar melalui semua indranya; mereka suka meraba, mencium, dan merasakan segala sesuatu. Metode Montessori sangat memahami hal ini dengan menyediakan area sensorik yang kaya akan stimulasi. Tujuannya adalah untuk melatih dan mempertajam panca indra anak secara terarah.

Di sini, anak tidak hanya sekadar bermain tanpa tujuan; mereka diajak mengenali berbagai tekstur, ukuran, dan bentuk. Permainan seperti menyusun balok aneka bentuk atau membedakan berat benda akan membantu mereka memahami konsep abstrak secara nyata. Dengan begitu, kemampuan sensorik mereka terasah dengan baik tanpa harus membuat seisi rumah berantakan.

Nah, dari aktivitas sederhana inilah fondasi kecerdasan intelektual, fisik, dan emosional mereka dibangun. Saat kebutuhan sensorik anak terpenuhi, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang dan fokus. Pada akhirnya, mereka tidak hanya bermain, tetapi juga belajar mengobservasi dan memahami dunia di sekitarnya.

2. Membiasakan keterampilan hidup sehari-hari

Guru mendampingi murid belajar. (unsplash.com/Ronald Felton)
Guru mendampingi murid belajar. (unsplash.com/Ronald Felton)

Salah satu pilar terpenting dalam Montessori adalah mengajarkan kemandirian melalui aktivitas praktis sehari-hari. Tujuannya sederhana, yaitu agar anak terbiasa bertanggung jawab dan mampu mengurus dirinya sendiri sejak kecil. Keterampilan ini sering dianggap sepele, padahal dampaknya luar biasa bagi pembentukan karakter.

Anak akan diajarkan berbagai kebiasaan mandiri yang dilakukan setiap hari, mulai dari hal termudah. Contohnya seperti belajar memakai sepatu sendiri, mengancingkan baju, hingga mencuci piring setelah makan. Selain itu, mereka juga diajak peduli lingkungan sekitar dengan kegiatan menyiram tanaman atau membuang sampah pada tempatnya.

Dengan menguasai keterampilan ini, anak tidak hanya menjadi mandiri, tetapi juga membangun rasa percaya diri yang kuat. Mereka merasa mampu dan dihargai karena bisa menyelesaikan tugas-tugas ‘orang dewasa’. Kebiasaan baik yang ditanamkan sejak dini ini akan terus mereka bawa hingga dewasa nanti.

3. Membangun fondasi bahasa dan komunikasi

ruang kelas montessori (unsplash.com/Jerry Wang)
ruang kelas montessori (unsplash.com/Jerry Wang)

Kemampuan berbahasa bukan hanya soal mengenal huruf, tetapi juga tentang bagaimana anak bisa berkomunikasi dengan baik. Montessori melatih kemampuan ini dengan cara yang sangat menyenangkan dan jauh dari paksaan. Anak didorong untuk berani berekspresi dan menyampaikan pendapatnya di depan banyak orang.

Aktivitasnya pun beragam, mulai dari mengajak anak bernyanyi di depan kelas hingga menceritakan pengalaman liburannya. Guru biasanya akan memberikan apresiasi atau reward kecil bagi yang berani tampil untuk memotivasi anak lainnya. Selain itu, pengenalan huruf dan angka juga dikemas dalam bentuk permainan edukatif yang seru.

Melalui pendekatan ini, anak-anak bahkan tidak merasa sedang belajar; mereka merasa sedang asyik bermain. Kemampuan komunikasi yang baik akan menjadi bekal penting bagi mereka untuk berinteraksi sosial. Mereka belajar untuk saling mendengarkan, menghargai, dan berani mengutarakan ide-ide kreatifnya.

4. Mengenalkan konsep matematika secara nyata

ilustrasi belajar dari kesalahan (unsplash.com/Jerry Wang)
ilustrasi belajar dari kesalahan (unsplash.com/Jerry Wang)

Mendengar kata matematika, mungkin yang terbayang adalah rumus-rumus rumit dan angka yang memusingkan. Namun, dalam metode Montessori, matematika diperkenalkan dengan cara yang sangat berbeda dan konkret. Konsepnya adalah membuat anak ‘jatuh cinta’ pada logika sebelum beralih ke hitungan yang kompleks.

Anak-anak tidak langsung diajarkan tambah, kurang, kali, atau bagi; mereka belajar dari hal-hal yang ada di sekitarnya. Mereka diajak untuk memahami konsep ukuran besar-kecil, bentuk benda, dan mengenali angka lewat lagu atau permainan puzzle. Semuanya disajikan secara nyata agar mudah dipahami oleh logika sederhana mereka.

Pendekatan ini membuat matematika terasa lebih relevan dan tidak menakutkan bagi anak. Mereka belajar bahwa matematika adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan sekadar pelajaran di sekolah. Dengan fondasi yang kuat, mereka akan lebih siap menghadapi pelajaran matematika yang lebih sulit di jenjang pendidikan selanjutnya.

Itulah empat area utama dalam metode Montessori yang bisa membantu mengoptimalkan potensi si kecil. Ternyata, mendidik anak untuk mandiri dan cerdas bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari yang sederhana, ya. Jadi, apakah kamu tertarik untuk menerapkan beberapa prinsipnya di rumah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us

Latest in Life

See More

3 Afirmasi Malam yang Bisa Bantu Kamu untuk Tenangkan Pikiran

03 Sep 2025, 17:46 WIBLife