Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Adaptasi dengan Lingkungan Baru Menurut Ilmu Sosialogi

ilustrasi zona nyaman (pixabay.com/Allinoch)

Siapa sih yang tidak kesusahan untuk memulai kehidupan baru di lingkungan hidup yang baru pula? Tentu butuh waktu untuk bisa adaptasi. Nah, dalam keilmuan sosiologi ada yang namanya AGIL untuk membantumu dalam proses penyesuaian diri, lho.

Singkatnya, AGIL sendiri terdiri dari Adaptation (adaptasi), Goal Attainment (pencapaian tujuan), Integration (integrasi), dan Latency (pemeliharaan pola). Lantas, bagaimana sih cara menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ala Sosiolog? Temukan penjelasan AGIL secara lengkap di bawah ini, ya.

1. Adaptasi

ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/sasint)

Hal pertama dan utama untuk bisa belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yakni dengan beradaptasi, ya. Yang mana secara lebih kompleks menurut Parsons adaptasi itu menyesuaikan diri dengan lingkungan berserta kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalamnya.

Secara lebih lanjut, adaptasi seperti apa yang kamu butuhkan? Tentunya terkait semua hal yang bisa membuatmu bertahan berada di dalam lingkungan baru. Layaknya ketika pandemi Covid-19 kemarin kamu beradaptasi dengan menerapkan seluruh protokol kesehatan untuk bisa bertahan pada fase tersebut.

2. Pencapaian tujuan

Ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/geralt)

Parsons menjelaskan bahwa pencapaian tujuan ini bermakna memberikan definisi hingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, pada level pencapaian tujuan ini kamu dituntut untuk mendefinisikan tujuanmu di tempat baru tersebut hingga mengupayakan untuk tujuan itu bisa tercapai.

Sederhananya, untuk memudahkan kamu mencerna, maka contohnya seperti vaksinasi yang dilakukan saat pandemi Covid-19 kemarin. Vaksinasi yang dilakukan hingga beberapa dosis tersebut didefinisikan bertujuan untuk menurunkan angka Covid-19, ya.

3. Integrasi

Ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/klimkin)

Pada tahap integrasi, Parsons menyebutkan bahwa sistem harus bisa mengatur hubungan antar komponen satu dengan lainnya. Dalam hal ini hubungan imperaktif fungsional antara adaptasi, pencapaian tujuan, serta pemeliharaan pola.

Dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungan baru bagaimana caranya melakukan integrasi? Tentu dengan dirimu yang membuat aturan agar apa yang kamu tujukan bisa berhasil. Peraturan tersebut dari kamu dan untuk kamu taati, ya. Bahkan, jika perlu ketika kamu melanggar aturan, kamu perlu mendapatkan hukuman agar bisa dan mau disiplin.

4. Pemeliharaan pola

Ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/StockSnap)

Fase terakhir dalam teori AGIL oleh Parsons ini terkait pemeliharan pola. Yang mana pemeliharaan pola ini bermakna melengkapi, memelihara, hingga memperbarui motivasi individu yang berkaitan serta pola-pola budaya yang menciptakan serta mempertahankan motivasi tersebut.

Dengan begitu, ketika kamu ingin beradaptasi dengan lingkungan barumu, menciptakan dan mencapai tujuan, hingga membuat dan menerapkan aturan untuk mencapainya, ya semua itu harus terus dipelihara. Kamu harus terus menjaga dan menerapkan nilai-nilai yang sudah kamu bangun hingga pada akhirnya membentuk suatu pola pikir yang terpelihara untuk bisa terus hidup dengan baik di lingkuran baru.

Bagaimana? Apakah cukup mudah untuk merumuskan AGIL versi kamu untuk bisa menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan baru? Coba resapi baik-baik di setiap fasenya, ya. Terlebih lagi, jangan lupa untuk menyesuaikan antara kebutuhan lingkungan baru dengan kepribadian kamu agar AGIL bisa berlangsung dan terus terpelihara dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fajar Laksmita
EditorFajar Laksmita
Follow Us