Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Berdamai dengan Penolakan, Buatmu Tak lagi Patah Hati

ilustrasi sakit hati penolakan (pexels.com/Keira Burton)

Siapa sih yang tidak sakit hati ketika menerima penolakan? Penolakan dari orang yang tidak terlalu mengenal kita saja terkadang rasanya sakit sekali. Apalagi jika penolakan berasal dari mereka yang dengan kita. Rasanya bisa berkali-kali lipat sakitnya.

Namun, dalam kehidupan pasti ada saja penolakan yang terjadi. Entah misal ditolak masuk sekolah impian, ditolak kerja di suatu perusahaan, ditolak gebetan, atau ditolak masuk circle pertemanan. Kita pasti pernah mengalami salah satunya.

Iya, kita perlu sekali berdamai dengan semua penolakan yang terjadi. Agar kita tetap terus mau berposes dan menemukan tempat kita sendiri yang mau menerima kita. Lalu bagaimana caranya? Yuk, simak empat tips berdamai dengan penolakan yang dikutip dari YouTube TED-Ed. Jangan sampai ada yang terlewat, dan jauh-jauh lagi patah hati penolakan.

1. Pahami penolakan itu karena perbedaan preferensi orang lain dengan dirimu

ilustrasi perbedaan preferensi (pexels.com/Armin Rimoldi)

Pahami bahwa penolakan itu karena orang lain menginginkan hal berbeda dengan yang kamu miliki. Karena memang bukan kamu yang dicari oleh mereka. Dan memang dirimu bukan yang cocok dengan mereka.

Yakinlah setiap orang punya preferensinya masing-masing dan itu yang menjadikan adanya penolakan. Sama seperti kamu punya preferensi sendiri terhadap sesuatu. Dan jika memang suatu hal tidak cocok dengan preferensimu, kamu pasti menolak hal tersebut. Kita pun tidak bisa memaksakan preferensi orang lain untuk selalu menerima kita.

2. Pahami bahwa penolakan bukan berarti ada yang salah denganmu

ilustrasi bukan ada yang salah dengan dirimu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kedua, pahami bahwa penolakan terjadi bukan berarti ada yang salah denganmu. Ini berkaitan dengan tips pertama. Perbedaan pandangan itu yang menjadikan penolakan terjadi.

Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk diterima orang. Setiap orang unik dan punya karakteristiknya masing-masing. Dan mungkin dengan penolakan tersebut kamu bisa merefleksi diri apakah memang ada yang perlu diperbaiki dari dirimu atau memang hanya tidak cocok saja dengan yang mereka inginkan.

3. Percayalah setiap orang pernah mengalami penolakan, bukan hanya dirimu

ilustrasi semua orang pernah mengalami penolakan (pexels.com/olia danilevich)

Yakinlah bahwa setiap orang pasti pernah mengalami penolakannya masing-masing. Percayalah kamu tidak sendiri menghadapi penolakan tersebut. Banyak orang yang mungkin saja lebih menerima banyak penolakan.

Bahkan mungkin mereka yang terlihat percaya diri dan selalu diterima pasti pernah mengalami penolakan di masa lalu. Namun, satu hal ini yang membedakan, mereka tidak menyerah dan terus mau berjuang. Mereka mau meng-improve diri mereka walaupun banyak penolakan yang mereka terima.

4. Kembalilah kepada mereka yang telah menerimamu

ilustrasi teman yang menerimamu (pexels.com/Gary Barnes)

Terakhir, kembalilah kepada mereka yang memang sudah menerimamu. Mereka yang mau menerimamu apa adanya dan terus menemanimu berproses jadi lebih baik. Baik itu keluarga, teman, pasangan atau pun hal lain.

Hal ini akan membantumu meyakinkan bahwa masih ada orang yang menerimamu. Membersamaimu terus dan selalu ada buatmu. Ini akan membantumu menyembuhkan luka penolakan yang terjadi. Kamu bisa berkonsultasi dengan mereka dan berbagi pandangan tentang penolakan yang terjadi.

Gimana masih merasakan sakit hati dari penolakan yang terjadi? Percayalah dengan terus mau berprogres, kamu akan menemukan tempatmu sendiri dan mereka yang mau menerimamu. Dimana kamu tidak perlu memaksakan diri dan terus menjadi dirimu apa adanya. Yuk, terus bangkit, berproses, dan jangan mau kalah dengan penolakan itu sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Nur Holifah
EditorSiti Nur Holifah
Follow Us