Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Gak Semua Masalah Solusinya Menikah, Pahami! 

ilustrasi menikah (pexels.com/Jonathan Borba)

Terkadang, kita sering mendengar ucapan dari banyak orang seolah-olah menikah menjadi solusi instan untuk berbagai masalah hidup. Lucunya, bahkan ada yang bercanda kalau masalah kulit berjerawat pun bisa hilang begitu saja setelah menikah, lho. Padahal, pernikahan bukan obat mujarab yang bisa menghapus semua kesulitan hidup kita begitu saja.

Banyak sekali hal di dunia ini yang memang gak bisa selesai begitu saja hanya dengan menikah. Ada masalah yang justru membutuhkan pengembangan diri, waktu, bahkan pemahaman yang lebih dalam, bukan sekadar selesai begitu kita menemukan pasangan hidup.

Untuk itu, pahami dulu, yuk beberapa alasan kuat mengapa gak semua masalah dalam hidup ini bisa terselesaikan hanya dengan menikah.

1. Menikah tidak menyelesaikan masalah pribadi

ilustrasi masalah hidup (pexels.com/Odonata Wellnesscenter)

Banyak yang berpikir kalau menikah bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi kesepian atau rasa tidak puas pada diri sendiri. Padahal, masalah pribadi seperti ini sering kali membutuhkan perbaikan dari dalam diri, bukan berasal dari pernikahan.

Kalau kamu belum nyaman dengan diri sendiri atau belum bisa menerima kekuranganmu, menambahkan seseorang dalam hidupmu justru bisa menambah beban hidup, lho. Pernikahan memang membawa kebersamaan, tapi pernikahan tidak selalu berarti bisa menghapus masalah pribadi yang kamu alami.

Di satu sisi, jika kamu mengandalkan pasangan untuk mengisi kekosongan emosional, kamu malah berisiko menjadi terlalu bergantung kepadanya. Kondisi seperti ini justru bisa menciptakan ketegangan dalam pernikahan, karena masing-masing pihak merasa kurangnya keseimbangan antara harapan dan kenyataan.

Sebenarnya, sebelum menikah, lebih baik kamu fokus untuk memperbaiki diri dan menemukan kebahagiaan dari dalam diri kamu terlebih dahulu. So, dengan begitu, kamu bisa menjalani pernikahan tanpa membebani pasangan dengan ekspektasi yang terlalu tinggi apalagi untuk mengentaskan masalah pribadi kamu.

2. Finansial gak akan langsung stabil hanya karena menikah

ilustrasi masalah finansial (pexels.com/Kaboompics.com)

Banyak orang yang berharap pernikahan bisa memperbaiki kondisi finansial mereka, karena dua kepala yang mencari nafkah tentu bisa menghasilkan lebih banyak daripada satu, kan?

Tapi kenyataannya gak selalu begitu, lho justru, pernikahan sering kali menambah beban keuangan karena ada banyak kebutuhan tambahan yang harus dipenuhi, seperti tempat tinggal, kebutuhan rumah tangga, dan mungkin biaya anak di masa depan.

Kalau kamu menikah dengan ekspektasi bahwa pasanganmu akan menyelesaikan semua masalah finansial hal itu bisa jadi awal dari segala macam konflik.

Idealnya, sebelum menikah, masing-masing individu sudah punya pondasi keuangan yang cukup stabil. Harus diingat bahwa pernikahan bukan solusi finansial secara instan sebab mengelola keuangan dalam pernikahan perlu kerja sama yang kuat dan saling mendukung satu sama lain.

Tanpa fondasi yang kuat, permasalahan finansial justru bisa memperkeruh hubungan pernikahan. Jadi, sebelum menikah, pastikan kamu punya kesiapan finansial dan mindset yang sehat mengenai uang, supaya kalian bisa berjalan bersama tanpa harus terbebani satu dengan lainnya.

3. Menikah tidak akan secara ajaib menghapus masalah kesehatan mental

ilustrasi masalah kesehatan mental (pexels.com/cottonbro studio)

Ada juga yang berpikir bahwa semua masalah kecemasan, stres, atau bahkan depresi bisa hilang begitu saja saat seseorang menikah. Mungkin karena merasa ada yang selalu mendampingi, semua akan terasa lebih mudah untuk dijalani.

Tapi kenyataannya, masalah kesehatan mental membutuhkan perawatan serta perhatian lebih dalam dan memang tidak bisa diatasi hanya dengan kehadiran pasangan. Jika kamu sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental, lebih baik fokus pada upaya penyembuhan terlebih dahulu sebelum menikah.

Pernikahan sebenarnya membutuhkan stabilitas emosional sekaligus kesiapan mental dari kedua belah pihak. Jika salah satu atau keduanya tidak memiliki kesehatan mental yang baik, bisa jadi pernikahan malah membuat situasi semakin kompleks. Menikah bukanlah jalan pintas menuju kebahagiaan emosional, dan justru malah mungkin menambah tekanan jika masalah mental belum teratasi.

Maka, sebelum memutuskan untuk menikah, penting bagi kamu untuk melakukan konsultasi atau terapi yang dibutuhkan agar bisa memasuki hubungan pernikahan dengan kondisi yang lebih siap.

4. Menikah tidak menjamin kamu akan terhindar dari kesepian

ilustrasi kesepian (pexels.com/MART PRODUCTION)

Banyak yang beranggapan bahwa dengan menikah rasa kesepian akan langsung hilang begitu saja. Padahal, kesepian bisa tetap dirasakan meskipun kita hidup bersama orang lain yakni pasangan kita.

Pernikahan memang membawa kebersamaan, tapi bukan berarti pasangan selalu bisa mengisi seluruh kekosongan dalam hidupmu. Setiap orang tetap butuh ruang untuk dirinya sendiri, untuk bertumbuh dan mengejar hal-hal yang memang mereka sukai secara pribadi. Menikah memang menambah warna, tapi kesepian menjadi masalah yang kadang datang dari dalam diri kita sendiri.

Jika kamu berpikir pernikahan jadi satu-satunya solusi dari rasa kesepian, kamu perlu mempertimbangkan kembali. Menikah hanya akan menyelesaikan sebagian dari masalah itu dan mungkin malah membuat kamu merasa lebih sepi jika ekspektasi kamu terlalu tinggi.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan kebahagiaan dan kedamaian dari dalam diri kamu terlebih dahulu. Saat kamu menikah, upayakan kamu sudah siap berbagi hidup tanpa terlalu menggantungkan kebahagiaanmu pada pasangan saja.

5. Menikah tidak membuat kamu otomatis mendapatkan kebahagiaan

ilustrasi bahagia (pexels.com/Stephan Seeber)

Terakhir, menikah sering kali dianggap sebagai akhir dari perjalanan hidup untuk menemukan kebahagiaan atau anggapan bahwa dengan menikah kamu pasti akan bahagia. Banyak orang berpikir bahwa setelah menikah, semua akan beres dan hidup akan penuh dengan kebahagiaan layaknya apa yang kita tonton di televisi.

Namun, faktanya kebahagiaan justru datang dari rasa syukur dan bukan dari status pernikahan semata. Jika kamu belum menemukan kebahagiaan dalam dirimu sendiri, menikah pun tidak akan banyak mengubah itu.

Pernikahan bukanlah “obat ajaib” yang akan membuat hidupmu tiba-tiba sempurna, jadi bahagia layaknya cerita di negeri dongeng. Hubungan pernikahan yang bahagia merupakan hasil dari usaha terus-menerus, kerja sama kamu dan pasangan serta membutuhkan komitmen sekaligus pengertian antara kedua belah pihak.

Jadi, alih-alih menganggap pernikahan sebagai tujuan akhir untuk bahagia, lebih baik anggap pernikahan sebagai proses yang membutuhkan usaha dan penyesuaian untuk menemukan kebahagiaan itu sendiri.

Menikah adalah  sebuah pilihan hidup dan keputusan besar yang bisa membawa kebahagiaan jika dilakukan dengan pemahaman yang matang. Namun, penting untuk diingat bahwa gak semua masalah bisa selesai begitu saja dengan pernikahan, lho ya. Setiap orang perlu memahami bahwa pernikahan merupakan perjalanan, bukan solusi dari setiap persoalan hidup yang dialami semasa single.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us