5 Alasan Kamu Sering Boros saat Shopping, Terjebak FOMO

Belanja adalah kegiatan sudah menjadi kebutuhan bahkan dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan atau kepuasan. Sifat konsumtif membuat banyak orang terjebak dengan perilaku belanja yang berlebihan, terutama bagi orang yang boros sering bertindak FOMO. Orang dengan perilaku ini sering ketakutan ketinggalan mempunyai barang yang sedang viral.
Sehingga hal ini bisa mendorong orang untuk membeli barang yang sebenarnya gak mereka butuhkan. Mereka membeli hanya merasa ingin mengikuti tren yang ada atau menghindari ketinggalan dengan orang lain. Berbagai diskon menarik, promosi yang menggoda dan pengaruh media sosial yang kuat membuat perilaku belanja impulsif semakin meningkat.
Fenomena ini gak hanya membuat rugi secara finansial, tetapi juga mengganggu kesehatan mental. Nah, agar kamu bisa lebih berhati-hati pahami kesalahan saat berbelanja.
1. Membeli barang yang gak diperlukan

Perilaku yang sering dilakukan oleh orang boros adalah sering membeli barang yang gak mereka butuhkan. Dorongan untuk memiliki barang baru apalagi saat melihat teman sudah mempunyai produk yang sedang viral tersebut.
Hal ini secara gak langsung memberikan dorongan kuat untuk melakukan pembelian secara impulsif. Misalnya, membeli baju baru hanya karena ada diskon yang besar atau baju tersebut memang sedang viral meskipun lemari sudah penuh dengan baju yang belum pernah dipakai.
2. Tergiur dengan diskon dan promo akhir pekan

Diskon besar dan promo menarik saat akhir pekan sering menjadi jebakan bagi orang yang boros. Mereka biasanya sering tergoda oleh label diskon yang tertulis atau promo menarik seperti beli satu barang gratis barang yang lain.
Padahal sebenarnya barang yang dibeli tersebut sama sekali gak dibutuhkan. Mindset yang menganggap hal tersebut adalah kesempatan langka sering memicu keputusan membeli untuk membeli, sehingga akibatnya mereka mempunyai barang yang banyak gak terpakai.
3. Sekadar mengikuti tren terbaru

FOMO atau ketakutan ketinggalan membuat banyak orang merasa perlu mengikuti tren yang sedang viral. Mereka berusaha selalu tampil up to date dengan berbagai barang yang sedang tren di kalangan masyarakat.
Meskipun harganya mahal dan gak sesuai dengan kebutuhan atau gaya hidup mereka. Misalnya, membeli gadget keluaran terbaru atau fashion hanya untuk menunjukkan status sosial, meskipun barang yang sebelumnya masih berfungsi dengan baik.
4. Mengedepankan emosi saat berbelanja

Berbelanja biasanya sering dipengaruhi oleh emosi, bukan karena kebutuhan. Orang yang boros menggunakan aktivitas belanja sebagai cara untuk mengatasi stres agar mereka merasa lebih baik.
Saat mood sedang buruk atau mengalami masalah, akan memicu mereka untuk berbelanja sebagai bentuk pelarian. Ini bisa menyebabkan pembelian berlebihan yang sulit dihentikan, karena mereka berusaha mengisi kekosongan emosional dengan barang baru.
5. Tidak adanya anggaran yang jelas

Orang yang boros dan terpengaruh oleh FOMO biasanya gak memiliki anggaran belanja yang jelas. Tanpa membatasi pengeluaran yang mereka keluarkan, mereka akan menghabiskan uang tanpa membuat rencana.
Mereka mungkin merasa bahwa uang gak akan pernah habis sehingga mengabaikan akibat jangka panjang dari kebiasaan belanja yang buruk ini. Akibat terburuknya adalah mereka bisa saja terjebak dalam utang dan kesulitan keuangan.
Belanja yang berlebihan yang dipengaruhi oleh FOMO bisa membawa dampak negatif secara finansial maupun emosional. Mulailah dengan membuat anggaran dan perhatikan kebutuhan sebelum membeli agat kamu bisa menghindari jebakan belanja yang boros dan lebih bijak dalam mengelola keuangan.