Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Banyak Orang Gak Senang Jadi Dewasa

ilustrasi orang dewasa (unsplash.com/Elijah Hiett)

Gak bisa dimungkiri bahwa menjadi dewasa adalah salah satu dari sekian banyaknya harapan yang ingin dicapai seorang anak kecil. Bagaimana tidak? Di mata anak kecil, hidup orang dewasa terlihat enak sekali. Tidak ada kewajiban untuk mengerjakan tugas sekolah, bebas pergi tanpa takut dilarang orangtua, bahkan bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Namun, dengan segala kenikmatan tadi, nyatanya masih banyak pula yang menyesal karena sudah jadi dewasa. Mereka baru menyadari bahwa menjadi dewasa itu, ternyata gak semudah dan semenyenangkan yang dikira. Berikut ini lima alasan kenapa banyak orang gak suka jadi dewasa!

1. Sadar akan kenyataan bahwa menjadi dewasa ternyata tidak semenyenangkan itu

ilustrasi sedih (unsplash.com/Fernando @cferdophotography)

Saat kecil, kita ingin sekali cepat-cepat beranjak dewasa agar bisa segera mencari uang dan bebas menentukan tujuan sendiri. Namun, begitu sudah tiba di fase ini, akhirnya kita ditampar dengan kenyataan bahwa kehidupan sebagai orang dewasa, nyatanya tidak seindah yang ada di angan.

Meskipun tetap ada hal-hal menyenangkan dari menjadi dewasa. Akan tetapi, gak bisa dimungkiri bahwa ada banyak pula tantangan serta hambatan yang mesti kita lalui di depan sana. Hal inilah yang terkadang membuat kebanyakan orang gak senang menjadi dewasa. Mereka belum siap untuk berada di fase ini dan menghadapi kenyataan pahit seperti ini.

2. Banyak ekspektasi yang dibebankan ke kita

ilustrasi tuntutan sosial (pexels.com/Yan Krukau)

Sayangnya, tidak semua lingkungan dapat menjadi tempat yang tepat untuk orang dewasa bisa menjalani hidupnya dengan tenang dan nyaman. Kebanyakan dari kita sering sekali dihadapkan dengan ekspektasi serta standar sosial yang begitu tinggi.

Terkadang kita dituntut agar bisa mendapat pekerjaan yang prestisius, menikah sebelum usia 30, punya banyak aset pribadi, serta berbagai macam tuntutan lainnya. Padahal, setiap orang pasti punya prinsip dan standar hidupnya masing-masing. Beberapa standar masyarakat seperti tadi, nyatanya dirasa tidak masuk akal menurut beberapa orang. Bahkan, akhirnya sering bikin stres dan gak betah menjadi dewasa.

3. Dituntut harus mandiri

ilustrasi stres (pexels.com/Mikhail Nilov)

Konsekuensi menjadi dewasa adalah kita harus terbiasa melakukan semuanya secara mandiri. Meskipun hal ini memang bukan termasuk hal yang negatif atau mesti dihindari, kebanyakan orang belum siap untuk menghadapinya.

Andai saja waktu bisa diputar ulang, pasti kita semua ingin kembali menjadi anak kecil lagi, di mana kalau ingin sesuatu, ada orangtua dan keluarga yang bisa diandalkan. Begitu menjadi dewasa, secara tiba-tiba kita diharuskan untuk mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari memenuhi kebutuhan hidup hingga mengurus diri sendiri.

4. Masa di mana perasaan sepi mulai melanda

ilustrasi kesepian (pexels.com/cottonbro studio)

Kenyataan bahwa di masa kecil, kita punya begitu banyak teman dan sering menghabiskan waktu bermain dengan mereka. Namun, begitu beranjak dewasa, entah kenapa semua momen itu lenyap begitu saja.

Hal ini memang cukup jadi tamparan keras bagi orang dewasa. Dengan segala kewajiban dan mimpi yang ingin dikejar, akhirnya kita pun harus merelakan teman-teman kita untuk mengejar apa yang mereka inginkan.

Perasaan sepi memang pasti akan mulai menghampiri begitu menginjak fase dewasa. Sebab, meski kita bertemu banyak orang di tempat kerja atau tempat lainnya, belum tentu kita bakal merasa cocok dengan mereka. Di luar itu, kita tetap butuh sosok teman dekat yang bisa menjadi sandaran sekaligus tempat berbagi cerita. Inilah kenapa menjadi dewasa itu tidaklah mudah.

5. Waktu bersenang-senang gak begitu banyak

ilustrasi berlibur (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Dengan kesibukan yang dipunya sebagai orang dewasa, cukup sulit untuk bisa sekadar bersantai atau menekuni hobi masing-masing. Padahal, orang dewasa pun juga ingin punya waktu khusus agar bisa bersenang-senang dan memanjakan dirinya. 

Sayangnya, pekerjaan gak selalu bersedia untuk ditinggalkan. Terkadang ada saja kewajiban untuk lembur atau perusahaannya memang menerapkan jam kerja yang berlebihan. Hal tadi tentu berakibat pada berkurangnya waktu untuk beristirahat.

Menjadi dewasa memanglah sulit, tapi kamu gak harus menyerah, kok. Kamu gak perlu merasa sendiri, karena orang lain pun sebenarnya juga turut merasakan kesulitan yang kamu alami saat ini.

Sebagai pengingat, kamu, aku, dan kita semua, harus tetap bersemangat dan terus berusaha menjalani hidup ini sebaik mungkin. Barangkali, ada banyak kebahagiaan yang menunggu di depan sana. Jadi, terus bertahan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us