5 Alasan Lebih Suka Membersihkan Bagian Luar daripada Dalam Rumah

Bersih-bersih lingkungan rumah mestinya mencakup bagian dalam maupun luarnya. Jangan setengah-setengah karena itulah seluruh lingkungan tinggalmu. Kalau hanya bagian dalam rumah atau luar yang dibersihkan, kenyamananmu saat tinggal di sana juga berkurang.
Kamu sendiri tim suka bersih-bersih semua bagian rumah atau khusus halaman saja? Bila dirimu lebih memprioritaskan kebersihan bagian luar rumah, bagian dalam juga tetap dibersihkan. Namun, itu jarang sekali dan kamu gak akan melakukannya sebelum kondisinya benar-benar parah.
Pasti ada alasan dirimu lebih suka membersihkan bagian luar rumah ketimbangkan area dalam. Lima hal ini mungkin sesuai denganmu. Namun, apa pun alasannya, jangan sepenuhnya mengabaikan kebersihan bagian dalam rumah sebab kamu bakal lebih sering menghabiskan waktumu di sana. Ada cara biar dirimu lebih termotivasi beres-beres setiap ruangan.
1. Di luar udaranya segar, di dalam rumah sumpek

Membandingkan kualitas udara di luar dengan dalam rumah tentu akan sangat berbeda. Udara di ruang terbuka umumnya memang lebih menyegarkan daripada di dalam bangunan. Apalagi kalau rumahmu sempit dan kurang ventilasi. Namun, udara di dalam rumah juga bisa lebih berkualitas jika kamu tinggal di perkotaan yang penuh polusi.
Akan tetapi, apabila perbedaan udara ini dijadikan alasan untukmu malas bersih-bersih bagian dalam rumah, tentu malah bikin udaranya kian gak enak. Pembersihan secara rutin membantu menyegarkan udara di dalam setiap ruangan. Jangan sampai rumahmu sudah kecil masih pula kotor. Ini bikin semua orang yang ada di dalamnya seperti sesak napas.
Selain rajin membersihkan, agar udara di dalam rumah lebih segar kamu pun bisa memperbesar jendela-jendela. Hindari menutupnya sepanjang hari. Beri lubang angin di beberapa titik dinding biar di malam hari angin tetap masuk sekalipun semua jendela ditutup rapat.
Asal lingkungan cukup aman dan pagar sudah digembok, kamu pun bisa sering membuka pintu utama biar gak sumpek lagi. Meninggikan atap juga membantu udara masuk dengan lebih leluasa. Bukan malah dirimu mengabaikan kebersihannya yang akan memengaruhi kesehatan seluruh penghuninya.
2. Berpikir bagian dalam rumah bersih karena lebih tertutup

Setertutup apa pun sebuah bangunan, debu masih bisa masuk. Apalagi rumah yang pasti berjendela dan pintunya kerap dibuka untuk keluar masuk. Tantangannya bukan hanya debu, melainkan juga berbagai kotoran serta kuman yang dibawa anggota keluarga dari luar.
Terlebih kalau kalian tidak disiplin melepas alas kaki sebelum masuk rumah dengan alasan ribet sebab akan pergi lagi. Tanah yang melekat pada alas kaki bahkan bekas kotoran hewan yang terinjak otomatis juga mengotori lantai. Belum lagi tetesan minuman, remah-remah makanan, serta keringat ketika kamu tidur di kamar atau bersandar di kursi.
Tanpa perabotnya kerap dibersihkan, semua kotoran itu akan meninggalkan noda dan bau gak sedap. Kamar berbau keringat begitu pintunya dibuka, sofa makin kusam, serta banyak semut di rumahmu. Soal kamar mandi jangan ditanya, jamur dan lumut mudah sekali tumbuh karena tingkat kelembapannya tinggi. Tumpukan noda air kencing juga membuat kloset menguning.
3. Mementingkan penilaian orang yang hanya melihat dari luar

Bila fokusmu saat bersih-bersih hanya bagian luar rumah, kemungkinan besar kamu berkarakter kurang apa adanya. Dirimu gemar melakukan pencitraan di depan orang-orang. Kamu ingin mendapatkan penilaian yang lebih baik dari mereka dan gak yakin bisa memperolehnya tanpa manipulasi.
Ada perbedaan besar antara bagian dalam rumahmu dengan luarnya. Dari luar, halaman rumahmu rapi sekali. Orang-orang mengira bagian dalamnya pasti lebih bersih lagi sebab kamu lebih sering tinggal di dalamnya.
Akan tetapi, kenyataannya justru jauh berbeda. Bagian dalam rumah seperti terbengkalai. Bisa jadi kamu sendiri sampai tidak nyaman, jika tak memakai sandal saat berjalan di dalam rumah. Lantainya lengket, lapisan debunya tebal, dan meninggalkan jejak hitam di telapak kaki apabila dirimu gak mengenakan sandal. Satu yang pasti, kamu tak akan bisa terus begini.
Cepat atau lambat seluruh kotoran itu mesti dibersihkan. Misalnya, ketika dirimu mau tidak mau akan menjadi tuan rumah suatu acara atau ada saudara hendak menginap. Ini akan menjadi pekerjaan yang luar biasa melelahkan atau kamu terlebih dahulu sakit-sakitan gara-gara rumah yang kotor.
4. Kesukaan akan tanaman

Tanaman umumnya memang ditanam di luar rumah. Selain tempatnya lebih lapang, juga supaya tanaman memperoleh cahaya matahari yang cukup. Tanaman diharapkan bisa tumbuh lebih baik. Dari segi perawatan pun mudah terutama di musim hujan. Tanaman menjadi gak perlu lagi disiram.
Namun, kurang tepat apabila kesukaanmu akan tumbuh-tumbuhan menyebabkan pengabaian atas kebersihan setiap ruangan. Buat hunianmu secara keseluruhan tampak selaras dengan menciptakan kebersihan dari halaman hingga ke setiap sudut rumah. Kalau perlu, tanam beberapa jenis tumbuhan yang bisa hidup dengan baik di dalam ruangan.
Dengan begini, kamu lebih bersemangat untuk membersihkan area dalam juga. Jangan hidup hanya dengan satu kesenangan seperti suka tanaman, tetapi mengabaikan hal-hal lainnya yang gak kalah penting. Itu bakal bikin kehidupanmu kurang seimbang dalam berbagai aspek. Tetaplah merawat tanamanmu sembari beres-beres bagian dalam rumah.
5. Anggota keluarga gak kooperatif saat kamu bersih-bersih di dalam

Untukmu yang gak tinggal sendirian, peran orang lain bisa sangat memengaruhi semangatmu buat bersih-bersih. Kamu sebenarnya suka membersihkan bagian dalam rumah. Akan tetapi, penghuni yang lain bukannya membantu pekerjaanmu atau sekadar mengapresianya malah seperti meremehkan.
Sebagai contoh, dirimu baru saja selesai mengepel. Lantai yang masih basah seharusnya gak diinjak dulu biar kotoran di telapak kaki tak meninggalkan bekas. Namun, mereka malah santai saja melenggang seolah-olah tak peduli kamu sudah capek membersihkannya. Begitu pula selepas dirimu membersihkan kamar mandi.
Sudah baik ada kamu yang mau bersih-bersih tempat paling kotor di rumah. Akan tetapi, mereka menyiram kloset saja tidak benar. Wangi karbol dari pembersihan yang kamu lakukan segera berganti dengan bau pesing lagi. Merasa kerja kerasmu tak dihargai, dirimu lebih suka cuek saja dan beralih ke pembersihan bagian luar rumah.
Bersih-bersih lingkungan tempat tinggal perlu dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh. Jika hanya bagian luar yang kerap dibersihkan, tentu bagian dalamnya menjadi gak sehat buat dihuni. Begitu pula bila cuma ruangan-ruangannya yang dirapikan, dari luar akan tampak seperti rumah yang terbengkalai.