5 Alasan Perlu Berterima Kasih pada Guru, Jadikan Kebiasaan Baru

Mengajar siswa memang sudah menjadi tugas guru. Mereka berkuliah agar mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan kemudian dengan kesadaran penuh mendaftar sebagai tenaga pendidik. Namun, apakah orang yang melaksanakan kewajibannya dengan baik tak perlu lagi mendapatkan ucapan terima kasih?
Tentu saja tidak demikian. Jangankan ucapan terima kasih murid pada gurunya. Kamu juga perlu membiasakan diri berterima kasih pada siapa pun yang telah membantu atau memberimu sesuatu, termasuk kawan sebaya bahkan adikmu.
Oleh karena itu, berterima kasih pada guru bukanlah sikap yang berlebihan. Walaupun mereka tak mengharapkan apa-apa dari siswa-siswanya selain kalian semua kelak sukses, tetaplah sesering mungkin menyampaikan rasa terima kasihmu.
Keberadaan guru yang berkompeten amat penting untuk berlangsungnya proses belajar dan mengajar. Di bawah ini lima alasan mereka layak menerima ucapan terima kasih langsung darimu. Gak perlu menunggu momen kelulusan, ya.
1. Kalau harus belajar sendiri tentu tidak mudah

Kamu mungkin punya semangat belajar yang tinggi dan senang membaca. Orangtua juga mampu membelikan buku apa saja yang dibutuhkan olehmu. Akan tetapi, apakah semua itu otomatis memampukanmu buat mempelajari segala hal seorang diri? Tentu tidak.
Dirimu tetap membutuhkan kehadiran banyak guru sesuai mata pelajarannya. Belajar sendiri dengan didampingi oleh tenaga pengajar yang berkualitas akan sangat berbeda. Dengan kamu diajari oleh guru, proses memahami materi menjadi lebih mudah serta cepat.
Dalam waktu yang relatif singkat, dirimu telah menguasai berbagai pembahasan. Coba saja seandainya dari awal tidak ada guru yang mengajarimu membaca dan menulis. Orangtua mesti berusaha ekstra keras agar kamu dapat melakukan keduanya dengan lancar. Belum lagi ilmu-ilmu lain yang makin kompleks dan tak bisa diajarkan oleh kedua orangtua.
2. Ilmu yang diajarkannya dibawa seumur hidupmu

Hingga saat ini, kamu sudah melewati beberapa jenjang pendidikan. Misalnya, sekarang dirimu duduk di bangku SMA. Artinya, kamu telah pernah menjadi murid TK, SD, dan SMP. Di semua jenjang itu ada banyak guru yang mengajarimu berbagai hal. Apakah hanya lantaran sekarang dirimu sudah SMA, ilmu dari jenjang sebelumnya menjadi tak terpakai?
Seluruh hal yang diajarkan guru-gurumu tidak akan pernah pergi meninggalkan dirimu. Sekalipun kamu melupakan beberapa teori atau rumus, inti ilmunya tetap membekas dalam pikiranmu. Ini sebabnya dirimu mampu lanjut mempelajari ilmu dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Hingga kelak kamu bekerja, sebagian besar ilmu yang sudah pernah dipelajari membantumu menyelesaikan tugas-tugas. Bahkan kamu bisa mendampingi anak belajar di rumah tanpa dirimu perlu mengulangi sekolah dasar.
Artinya, semua ajaran guru membekas dalam jiwamu. Sepotong ucapan terima kasihmu masih belum ada apa-apanya dibandingkan ilmu yang diperoleh dari mereka. Ilmu tersebut tak mengenal masa kedaluwarsa.
3. Biar guru merasa kerja kerasnya diapresiasi siswa

Saat kamu mengikuti lomba mewakili sekolah, jika menang tentu dirimu yang memperoleh piala dan hadiah. Namun, guru secara pribadi tak pernah mendapatkan apa-apa. Mereka memang sudah bahagia dan bangga melihat anak didiknya berprestasi. Jangankan sampai ada siswa yang menjuarai perlombaan.
Setiap murid menunjukkan kemajuan dalam proses belajarnya pun, guru pasti senang. Seperti nilaimu pada ulangan sebelumnya adalah 7, lalu sekarang bisa mencapai 8. Ini artinya, selain kamu makin bersungguh-sungguh dalam belajar, guru juga berhasil membantumu lebih mudah memahami materi.
Meski demikian, tambahan apresiasi tetap diperlukan. Gak selalu harus berupa materi seperti kado. Ucapan terima kasih murid atas bimbingan yang selalu diberikan guru bakal menyentuh hati mereka. Pasti mereka merasa terharu dan makin bersemangat untuk mengajarkan berbagai ilmu.
4. Kamu juga makin mudah menerima pelajaran

Mampu mengucapkan terima kasih pada orang yang sudah membantumu sebetulnya merupakan sikap tahu diri dan rendah hati. Kalau kamu gak tahu diri, bahkan tinggi hati, tentu bakal meremehkan peran guru. Seolah-olah dirimu mampu mempelajari semuanya sendirian atau berpikir tidak bersekolah pun gak masalah.
Sikap-sikap seperti itu mempersulitmu untuk menjadi orang yang berilmu. Padahal, orang yang berilmu tak ubahnya menggenggam dunia. Jika kamu ingin menjadi orang yang menguasai banyak ilmu, bersikaplah tahu diri serta rendah hati di hadapan guru-gurumu.
Ini seperti dua wadah. Satu wadah kosong menggambarkan dirimu dan satu lagi penuh oleh air yang melambangkan gurumu. Supaya air di wadah yang penuh bisa mengalir ke wadah yang kosong, posisikan tempat kedua lebih rendah. Jangan menyombongkan diri di depan guru. Sampaikan rasa terima kasihmu atas kesediaannya mengajarkan bermacam-macam pengetahuan.
5. Biar jadi tren yang positif di antara teman-teman sebaya

Anak usia sekolah biasanya paling suka mengikuti berbagai tren. Bahkan menciptakan tren sendiri buat seru-seruan. Akan tetapi, tidak semua tren yang ada merupakan hal yang baik. Ada beberapa tren yang malah berbahaya atau buruk bagi orang lain.
Misalnya, bikin prank yang akhirnya membuat orang kesal. Tren yang kurang baik begini mesti ditinggalkan. Apalagi di lingkungan pendidikan yang mestinya menjunjung tinggi etika. Sedekat apa pun hubungan siswa dengan guru, kesopanan tetap harus diutamakan.
Daripada kalian berbuat kurang menyenangkan pada guru yang semestinya dihormati, lebih baik membiasakan berterima kasih. Sikap sopan begini pasti disukai oleh semua guru. Termasuk ketika kamu atau temanmu ditegur karena berbuat salah, sampaikan terima kasih. Tegurannya membuat kalian tahu mana perbuatan yang baik dan buruk.
Tugas guru tidak hanya mengajar di depan kelas. Selain memastikan murid-murid memahami materi, guru juga bertugas membentuk sikap kalian. Jangan sampai siswa hanya pintar, tetapi suka berbuat buruk. Dengan tanggung jawab sebesar ini, mengucapkan terima kasih atas jasanya sudah sepantasnya dilakukan.