Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Kecanduan Belanja, Pernah Jadi Shopaholic?

ilustrasi kecanduan belanja (pexels.com/Borko Manigoda)

Pernahkah kamu memborong banyak belanjaan tidak penting dalam satu waktu? Atau setiap kali berbelanja kamu selalu melakukan hal tersebut. Memang tidak dapat dimungkiri jika ada di antara kita yang terjebak dalam shopaholic atau kecanduan belanja.

Tentunya, awal dari perilaku kecanduan belanja tersebut tidak muncul begitu saja. Selalu ada alasan-alasan yang mendasarinya di balik perilaku tersebut. Lantas, apa saja alasan seseorang jadi kecanduan belanja?

1. Menuruti kepuasan hati

ilustrasi kecanduan belanja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Siapa, sih, yang tidak ingin merasa senang dan bahagia? Setiap dari kita pasti menginginkannya. Salah satu kunci meraih kebahagiaan adalah dengan menuruti apa yang menjadi kepuasan hati. Entah itu terkait aktivitas yang digemari maupun barang-barang yang disukai.

Menuruti apa yang menjadi kepuasan hati merupakan salah satu alasan mengapa seseorang bisa kecanduan belanja. Urusan apakah barang itu bakal berguna atau tidak dipikir belakangan. Yang penting sekarang hati puas dan bahagia.

2. Takut ketinggalan tren

ilustrasi pamer belanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Jika membahas suatu hal yang sedang berlangsung atau digandrungi, kita semua pasti paham jika tren itu bersifat dinamis. Selalu ada perubahan desain dan juga kualitas dari waktu ke waktu, baik itu tren dalam hal fashion maupun barang-barang elektronik. Mengikuti perkembangan dari suatu tren tentu tidak akan pernah ada ujungnya.

Takut ketinggalan akan tren yang sedang booming merupakan salah satu alasan mengapa seseorang bisa terjebak dalam perilaku kecanduan belanja. Mereka rela menghabiskan berapapun uang asal tidak dicap sebagai orang yang kudet atau ketinggalan zaman hanya karena tidak bisa mengikuti tren yang sedang booming.

3. Dorongan pamer satu sama lain

ilustrasi kecanduan belanja (pexels.com/Borko Manigoda)

Memang tidak dapat dipungkiri jika pamer menjadi kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging. Rasanya ada yang kurang ketika tidak bisa mengikuti arus pergaulan sekitar. Entah itu terkait koleksi barang-barang branded maupun menyangkut tren yang sedang berlangsung.

Jika kamu ingin tahu alasan seseorang mengalami kecanduan belanja, dorongan pamer satu sama lain adalah salah satunya. Kamu diliputi ketakutan jika tidak lagi diterima oleh lingkungan dan pergaulan sekitar kala tak bisa mengimbangi mereka. Tidak terkecuali dari segi gaya hidup.

4. Rasa penasaran akan diskon

ilustrasi diskon (pexels.com/Artem Beliaikin)

Iming-iming diskon adalah hal yang pasti sering kita temui ketika sedang belanja. Terlebih di era sekarang ini di mana kegiatan berbelanja semakin dipermudah dengan keberadaan marketplace atau online shop. Masing-masing marketplace pun punya penawaran promo tersendiri yang membuat masyarakat makin tergiur untuk berbelanja.

Mengikuti rasa penasaran akan suatu promo juga termasuk salah satu di antara sekian alasan yang membuat seseorang jadi kecanduan belanja. Untuk memuaskan rasa penasaran, tanpa sadar kamu membeli banyak barang yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan, lho.

5. Tidak bisa membedakan kebutuhan dan non kebutuhan

ilustrasi kecanduan belanja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dalam menjalani hidup, setiap dari kita pasti memiliki kebutuhannya masing-masing. Namun, sudut pandang kita seringkali tersamarkan. Apa yang menjadi kebutuhan malah diabaikan dan yang tidak menjadi kebutuhan malah diprioritaskan.

Tidak bisa membedakan antara kebutuhan dengan non kebutuhan merupakan salah satu alasan mengapa seseorang jadi kecanduan belanja. Apa pun yang terlihat menarik, asal dibeli saja tanpa pertimbangan lebih jauh lagi. Bahkan tidak jarang apa yang sudah dibeli hanya akan berakhir sebagai pajangan.

Kira-kira dari lima alasan di atas, mana yang sering membuatmu kecanduan belanja? Baiknya, tak perlu terus-terusan diulangi jika kamu tidak mau terbelenggu ke lingkaran diskon dan pemborosan yang membuatmu semakin konsumtif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us