5 Alasan Tekanan Sosial dapat Mempengaruhi Pemborosan Berkelanjutan

Boros menjadi kebiasaan kurang baik yang masih dipertahankan oleh banyak orang. Mereka membeli barang bukan atas dasar pertimbangan yang matang. Tapi hanya untuk menuruti tren sesaat, atau mengikuti ajakan dari orang-orang sekitar.
Ini menghadirkan fenomena bahwa tekanan sosial dapat mempengaruhi pemborosan berkelanjutan. Pengeluaran besar-besaran tidak hanya dilakukan sekali. Tapi terus-menerus hanya untuk mencari kepuasan sesaat. Ternyata ada alasan mengapa tekanan sosial dapat mempengaruhi pemborosan berkelanjutan. Selebihnya terangkum dalam informasi berikut.
1. Untuk menegaskan norma sosial dan status

Pasti kamu sudah tidak asing dengan status sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat. Umumnya, mereka yang dianggap kaya akan diperlakukan secara spesial. Tidak heran jika ada orang berlomba-lomba menunjukkan kekayaan yang dimiliki.
Upaya tersebut dilakukan dengan membeli barang secara berlebihan. Entah berupa barang fashion, atau pernak-pernik yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Ketika seseorang mampu memborong barang dengan harga mahal, maka status kaya dan sukses akan tersemat.
2. Fenomena takut ketinggalan tren

Seberapa sering kamu terlibat dalam pemborosan berkelanjutan? Jika pengeluaran besar-besaran ini hanya dilakukan sekali tentu tidak menjadi masalah. Namun, dalam pemborosan berkelanjutan pengeluaran justru dilakukan terus-menerus.
Ternyata tekanan sosial turut membawa pengaruh yang kuat. Seseorang dihadapkan dengan fenomena takut ketinggalan tren. Seperti barang-barang fashion atau barang-barang elektronik. Mereka merasa bangga dan puas jika mampu mengikuti tren tersebut.
3. Didominasi oleh perasaan gengsi dan pamer

Lingkungan sosial pada faktanya juga menghadirkan tekanan tersendiri. Terutama mengenai gaya hidup yang diterapkan. Bersyukur jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki gaya hidup bersahaja. Tapi bagaimana jika suatu lingkungan justru diisi dengan orang-orang yang mengedepankan rasa gengsi dan pamer?
Ternyata fenomena ini menjadi penyebab utama tekanan sosial dapat mempengaruhi pemborosan berkelanjutan. Seseorang selalu ingin menampilkan sisi terbaik dari kehidupannya. Mereka rela melakukan pemborosan hanya untuk meraih validasi sosial.
4. Keinginan untuk memenuhi ekspektasi lingkungan sosial

Setiap orang-orang yang ada di lingkungan tertentu memiliki ekspektasi tersendiri. Terutama anggapan mengenai alur kehidupan yang mapan dan sukses. Terkadang orang-orang yang mampu membeli banyak barang dianggap sebagai mereka yang kaya dan memiliki kehidupan makmur.
Ternyata hal ini menjadi alasan kuat tekanan sosial dapat mempengaruhi pemborosan berkelanjutan. Seseorang rela melakukan segala cara agar dapat memenuhi ekspektasi masyarakat. Mereka tidak peduli jika harus menguras keuangan yang dimiliki.
5. Rasa takut akan dikucilkan

Lingkungan sosial memang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki karakter unik. Ada kalanya masyarakat di lingkungan tersebut mampu merangkul dan menghargai seluruh orang dari berbagai macam lapisan. Sedangkan yang lainnya cenderung mengucilkan orang-orang yang dianggap kurang mampu.
Jangan heran dengan orang yang cenderung melakukan pemborosan berkelanjutan. Mereka melakukan ini karena rasa takut akan dikucilkan oleh lingkungan masyarakat. Apalagi untuk lingkungan yang mengedepankan status sosial dan kekayaan.
Entah disadari atau tidak, pada faktanya tekanan sosial dapat mempengaruhi pemborosan berkelanjutan. Seseorang rela melakukan pengeluaran jumlah besar secara terus-menerus. Mereka melakukan ini untuk menugaskan norma dan status yang dimiliki. Selain itu, juga didominasi oleh ekspektasi sosial dan rasa takut akan dikucilkan.