Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Terlalu Mengedepankan Gengsi Itu Akan Membuat Hidup Sengsara

unsplash.com/Joshua Rawson-Harris
unsplash.com/Joshua Rawson-Harris

Setiap orang pasti memiliki parameter kebahagiaannya masing-masing. Namun ada beberapa orang yang parameter kebahagiannya itu ditentukan oleh sebuah pengakuan. Orang yang seperti itu biasanya cenderung terlalu berlebihan dalam mengedepankan gengsi dalam menjalani hidup.

Ingatlah bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan itu buruk. Apalagi gengsi, kamu akan mendapatkan banyak dampak buruk yang dapat memberi pengaruh besar dalam hidupmu. Ada lima alasan masuk akal mengapa terlalu mengedepankan gengsi akan membuat hidup jadi sengsara. Untuk penjelasannya, simak pembahasan ini.

1. Kamu akan mudah membelanjakan sesuatu yang gak penting

unsplash.com/Joshua Rawson-Harris
unsplash.com/Joshua Rawson-Harris

Salah satu dampak buruk yang akan didapatkan jika terlalu mengedepankan gengsi adalah kamu akan sengsara dalam hal finansial. Hal itu terjadi karena kamu akan terbiasa membelanjakan sesuatu yang tidak terlalu penting hanya untuk kepuasan sesaat.

Hal tersebut pasti akan membuat dompetmu bolong sehingga tidak akan ada kebahagiaan tercipta secara jangka panjang. Oleh karena itu mulai sekarang coba pikirkan dua kali jika kamu ingin mengedepankan gengsi dalam menjalani hidup.

2. Kamu pasti akan mudah terbawa arus

unsplash.com/Andriyko Podilnyk
unsplash.com/Andriyko Podilnyk

Hal lain yang akan didapat jika terlalu mengedepankan gengsi adalah kamu akan mudah terbawa arus. Ketika ada satu hal yang menjadi tren karena viral, kamu pasti akan berusaha sekuat tenaga agar mendapatkannya. Hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan pengakuan.

Kamu pasti akan mencoba berbagai macam cara hanya untuk mendapatkan hal tersebut meskipun tidak terlalu penting. Kamu juga tidak akan segan-segan mengorbankan kebahagiaan hidupmu demi membuat orang lain terkagum-kagum terhadap pencapaianmu.

3. Hal yang paling membahagiakan menurutmu adalah pengakuan orang lain

unsplash.com/priscilla du preez
unsplash.com/priscilla du preez

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa patokan kebahagiaanmu hanya sebatas pengakuan dari orang lain. Meskipun menurutmu hal tersebut sangatlah sepele, namun coba pikirkan lebih jauh mengenai dampak yang harus ditanggung olehmu.

Kamu pasti rela membelanjakan sesuatu meskipun itu tidak sesuai isi kantongmu hanya untuk membuat orang lain kagum melihatmu. Jika hal tersebut terus-menerus dilakukan, apakah yakin kamu akan bahagia? Ingatlah bahwa kamu itu perlu hidup sesuai isi kantong.

4. Kamu tidak akan memikirkan kebaikan diri sendiri

unsplash.com/mikail duran
unsplash.com/mikail duran

Konsekuensi yang akan didapat jika terlalu mengedepankan gengsi adalah kamu tidak akan memikirkan kebaikan diri sendiri. Kamu akan merasa bodo amat terhadap kebahagiaan diri sendiri karena hal tersebut tidak dapat membuatmu merasa eksklusif di mata orang lain.

Dengan adanya hal tersebut hidupmu pasti akan lebih sengsara daripada sebelumnya. Maka dari itu mulai sekarang cobalah untuk hentikan kebiasaan buruk itu karena hanya membuang-buang waktumu saja. Pikirkan tentang kebahagiaan masa depan karena hal tersebut perlu diperjuangkan.

5. Ingatlah bahwa gengsi hanya menimbulkan kebahagiaan sementara

unsplash.com/antonino visalli
unsplash.com/antonino visalli

Terkadang mengedepankan gengsi akan menimbulkan sebuah kepuasan karena kamu telah berhasil membuat orang lain terkagum olehmu. Namun ingatlah bahwa kebahagiaan tersebut hanya bersifat sementara. Kepuasanmu itu tidak akan bertahan lama karena lambat laun kamu akan sengsara.

Daripada melakukan hal yang tidak jelas itu, alangkah lebih baik jika kamu mulai membiasakan diri untuk melatih kualitas diri. Lakukan hal tersebut atas dasar kemauanmu untuk bisa hidup bahagia di kemudian hari.

Memang terlepas dari kebiasaan 'mengedepankan gengsi' adalah hal yang sukar dilakukan. Namun mau tidak mau kamu perlu melakukannya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari karena kesengsaraan dalam segi finansial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hamas Nurhan R T
EditorHamas Nurhan R T
Follow Us