5 Alasan untuk Stop Tanya Kapan Nikah, Ini Dampaknya Bagi Mereka!

25 Sep 2019, 09:50 WIB

shopback.co.id

Teruntuk kamu, khususnya para cewek yang sudah memasuki usia 20an ke atas. Tentu kamu akan mulai terbiasa dengan pertanyaan "kapan nikah"? yang sering dilayangkan oleh orang-orang sekitarmu.

Memang, sih, basa-basi semacam ini bukanlah pertanyaan yang mengganggu bila hanya ditanyakan sesekali saja. Namun, apa jadinya bila pertanyaan semacam ini kerap kali dilontarkan secara berulang. Pasti deh kamu bakal jengah juga lama-lama.

Belum lagi bila cara bicara mereka ada yang terkesan seperti maksa dan nakut-nakutin. Duh, lama-lama bisa bikin tekanan darah tinggi kalau dibuatnya.

Bagi kalian-kalian yang suka banget tanya seputar pertanyaan "kapan nikah" sama mereka yang masih menikmati masa mudanya yang indah. Coba pikir lagi, deh, secara gak langsung kalian sudah bikin yang bersangkutan jadi risih lho.

Gimana bila hal semacam ini justru memberi dampak kurang baik bagi yang bersangkutan, terlebih jika ujungnya mereka jadi labil dan termakan omongan kalian? Karena tanpa disadari 5 hal ini bisa saja terjadi bila yang bersangkutan ternyata terlalu terbawa perasaannya.

1. Membuatnya tersinggung

unsplash.com/Marcelo Matarazzo

Kamu gak pernah tahu apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Yang menurutmu hanyalah sebuah pertanyaan biasa saja bagi yang bersangkutan belum tentu demikian. Maka sebaiknya kita lebih berhati-hati dulu sebelum bicara. Apakah nantinya bisa menyinggung perasaan orang lain apa tidak.

2. Membuatnya bimbang

unsplash.com/Presscilla

Tahu gak? meski bagi kalian ini hanyalah sebuah basa-basi belaka. Tapi pertanyaan semacam ini bisa menjadi tekanan sendiri bagi mereka. Akhirnya banyak anak muda labil yang jadi gusar lalu suka nagih-nagih ke pasangannya untuk segera dihalalin meski mental mereka sebenarnya belum siap. Padahal menikah itu bukan karena paksaan orang sekitar namun soal kesiapan dan kemantapan hati keduanya.

3. Membuatnya malas menghadiri suatu acara tertentu

Pixabay/Free-Photos

Dan hal lain yang bikin anak muda jadi malas untuk hadirin suatu acara seperti kumpul keluarga, reuni sekolah atau acara sejenisnya, bisa jadi karena dia malas bila ditanya hal-hal semacam "mana gandengannya nih"? atau "kapan nikah"? karena tanpa disadari hal ini bisa bikin mereka jadi malas untuk hadirin acara-acara pertemuan yang diadakan lagi kedepannya.

Untuk itu, stop ya untuk tanya hal-hal seperti ini. Basa-basi gak melulu harus tanya seputar pertanyaan "kapan nikah", kan?

4. Mengganggu fokus konsentrasinya akan pencapaian yang ingin diraih

unsplash.com/Alexis Brown

Kamu tidak pernah tahu apa yang saat ini sedang dia perjuangkan di masa mudanya. Bisa jadi saat ini dia sedang memperjuangkan cita-cita untuk dapat memiliki kehidupan yang lebih baik guna dapat membahagiakan orang-orang terdekatnya terlebih dulu.

Sadar akan masa muda tidak datang dua kali, mungkin saja ia ingin lebih berfokus pada hal satu ini daripada harus terburu memikirkan mencari calon pasangan buat pendamping hidup. Biarlah dia menjalani dulu apa yang ingin ia kejar dengan perasaan nyaman tanpa harus direcoki dengan pertanyaan-pertanyaan 'kapan nikah' yang dapat mengganggu konsentrasinya.

5. Membuatnya terjebak pada ekspektasi yang salah

unsplash.com/Paul Garcia

Bagi kalian yang suka ngiming-ngimingi anak muda untuk segera menikah. Sadarlah, bahwa banyak sekali dari mereka akhirnya berpikir bila kehidupan pasca nikah pasti akan terasa sangat indah dan bahagia.

Jangan sampai hasutanmu membuat mereka terjebak pada ekspektasi yang keliru, sehingga kemudian hari membuatnya terjebak pada penyesalan atas keputusan yang telah diambilnya.

Daripada memaksa orang lain untuk segera menikah, lebih baik tunjukkanlah wujud pedulimu, seperti mencarikan dia jodoh yang tepat, membiayai prosesi akad nikahnya sekaligus acara perkawinannya. Bukankah itu lebih baik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.