Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Kontrol Diri saat Menghadapi Panic Attack, Catat!

ilustrasi seseorang mengalami panic attack (pexels.com/MART PRODUCTION)

Serangan panik menjadi suatu kondisi yang dihadapi seseorang di mana mereka akan merasakan takut, khawatir, dan cemas secara berlebihan. Panic attack yang menyerang ini pun tak dapat disepelekan, karena meskipun tidak menimbulkan luka fisik, tetapi dampaknya akan sangat fatal terhadap keberlangsungan kesehatan mental seseorang.

Oleh karenanya, bagi yang selalu mengalami panic attack dibutuhkan cara-cara tertentu agar dapat menghadapinya dan mengelola kepanikan ini. Berikut ini beberapa di antaranya yang bisa kamu lakukan!

1. Atur pernapasan

ilustrasi seseorang mengatur pernapasan (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Saat terjadi panic attack, detak jantung seseorang akan bekerja lebih cepat. Tarikan napas yang terlalu cepat ini pun akan menambah rasa ketakutan yang dialami. 

Oleh karenanya, ketika panic attack terjadi, segera ambil posisi senyaman mungkin dan coba kendalikan pernapasan. Lakukan pernapasan dengan menarik napas sepelan mungkin, tahan sebentar, lalu hembuskan. Terus ulangi trik pernapasan ini hingga perasaan mulai membaik.

2. Mencoba berpikir hal-hal yang berbau positif

ilustrasi seseorang berpikir (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Panic attack akan membawa seseorang memikirkan segala hal dalam pandangan yang negatif. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan dalam waktu yang lama karena dapat memperparah kondisi yang dialami.

Oleh karenanya, usahakan ketika panic attack terjadi, segera tepis semua hal negatif tersebut menjadi hal-hal yang berbau positif. Tanamkan dalam diri bahwa semuanya tidak akan berakhir seperti itu dan pasti akan baik-baik saja.

3. Melakukan relaksasi tubuh

ilustrasi relaksasi tubuh (pexels.com/ Elina Fairytale)

Melakukan relaksasi saat terjadi panic attack akan membantu tubuhmu mengurangi kepanikan yang terjadi. Cara relaksasi tubuh yang paling mudah dan sederhana dilakukan adalah dengan duduk bersila, menutup mata, dan atur pernapasan sebaik mungkin. 

Ketegangan otot yang dirasakan akibat cemas pun perlahan-lahan akan berkurang dan di saat yang bersamaan panic attack juga ikut mereda. Meski terlihat sepele, namun hal ini bisa sangat ampuh untuk menenangkan diri.

4. Bercerita pada orang yang dipercaya

ilustrasi bercerita (pexels.com/Christina Morillo)

Mengalami panic attack akan membuat seseorang berada dalam rasa kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Semua hal-hal buruk berada di kepala padahal hal tersebut belum pasti akan terjadi.

Oleh karena itu, saat menghadapi situasi ini segera komunikasikan bersama orang yang telah dipercaya. Ceritakan apa yang kalian rasakan karena dengan bercerita, kemungkinan besar ketakutanmu akan lebih berkurang. Hal yang sama juga dikatakan oleh seorang profesor dari Clinical Psychology and Applied Science di University of Bath.

"Jika kamu mengalami serangan panik yang singkat dan tiba-tiba, akan sangat membantu jika seseorang bersamamu, meyakinkan dirimu bahwa itu akan berlalu dan gejalanya tidak perlu dikhawatirkan," kata Profesor Paul Salkovskis, dilansir NHS inform.

5. Tenangkan diri di tempat yang aman

ilustrasi seseorang mengalami panic attack (pexels.com/SHVETS production)

Rasa ketakutan yang berlebihan akan membawa seseorang berada dalam situasi tak menentu. Kontrol diri sebaik mungkin dengan segera mencari ruangan yang aman.

Pasalnya, berada di ruangan yang aman akan menghindarkan diri untuk melakukan hal-hal berisiko seperti menyakiti diri atau pun lainnya. Dengan kata lain, menyendiri adalah salah satu cara untuk kembali merasa tenang dan damai.

Panic attack menjadi gangguan kesehatan mental yang akan membuat seseorang merasa cemas berlebihan. Kamu bisa ikuti cara di atas untuk mengelola panic attack sehingga diri dapat lebih siap menghadapinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurul Huda Rahmadani
EditorNurul Huda Rahmadani
Follow Us