Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membuat Rencana Anggaran Renovasi Rumah yang Realistis

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Brett Jordan)

Renovasi rumah bisa menjadi proyek besar yang membutuhkan perencanaan matang, terutama dalam hal anggaran. Tanpa perhitungan yang tepat, biaya renovasi bisa membengkak dan membuat keuangan berantakan. Oleh karena itu, penting untuk membuat rencana anggaran yang realistis agar proses renovasi berjalan lancar tanpa menguras tabungan terlalu dalam.

Membuat anggaran renovasi bukan sekadar mencatat biaya material dan jasa tukang. Ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, mulai dari skala renovasi, pilihan bahan bangunan, hingga biaya tak terduga. Untuk memastikan anggaran tetap terkendali, berikut lima cara yang bisa diterapkan agar perencanaan biaya renovasi rumah lebih realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan.

1. Menentukan skala renovasi sesuai kebutuhan dan prioritas

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Rene Terp)

Langkah pertama dalam menyusun anggaran adalah menentukan skala renovasi. Apakah renovasi hanya mencakup perbaikan kecil, seperti mengganti cat dinding dan memperbaiki atap bocor, atau renovasi besar yang melibatkan perubahan struktur bangunan? Semakin luas cakupan renovasi, semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.

Menentukan skala renovasi juga harus mempertimbangkan prioritas. Jika ada bagian rumah yang mendesak untuk diperbaiki, seperti atap yang bocor atau lantai yang rusak, lebih baik fokus pada hal tersebut terlebih dahulu. Dengan menentukan prioritas, biaya bisa lebih terkendali dan tidak terbuang untuk renovasi yang sebenarnya belum begitu diperlukan.

2. Membuat daftar kebutuhan material dan jasa secara rinci

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Brett Jordan)

Setelah menentukan skala renovasi, langkah berikutnya adalah membuat daftar kebutuhan material dan jasa tukang secara rinci. Jangan hanya mencatat bahan utama seperti semen dan cat, tetapi juga perhitungkan komponen kecil seperti paku, sekrup, dan lem perekat. Meskipun terlihat sepele, biaya dari komponen-komponen kecil ini bisa bertambah besar jika tidak diperhitungkan sejak awal.

Selain itu, cari tahu harga material dan biaya tenaga kerja di pasaran. Bandingkan harga dari beberapa toko bangunan atau supplier untuk mendapatkan harga terbaik. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membeli bahan dalam jumlah besar agar mendapatkan diskon. Dengan perhitungan yang detail, risiko kelebihan atau kekurangan anggaran bisa diminimalkan.

3. Menyisihkan dana cadangan untuk biaya tak terduga

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Sergei Starostin)

Dalam setiap proyek renovasi, selalu ada kemungkinan munculnya biaya tak terduga. Misalnya, ketika membongkar dinding, ternyata ada kerusakan yang lebih parah dari perkiraan sehingga perlu perbaikan tambahan. Jika tidak dipersiapkan sejak awal, biaya tak terduga ini bisa membuat anggaran membengkak.

Sebaiknya sisihkan sekitar 10–20 persen dari total anggaran sebagai dana cadangan. Dengan adanya dana tambahan ini, renovasi bisa tetap berjalan meskipun ada perubahan atau perbaikan yang tidak terduga. Jika pada akhirnya dana cadangan tidak terpakai, uang tersebut bisa digunakan untuk hal lain atau disimpan sebagai tabungan.

4. Memilih metode pembayaran yang paling sesuai dengan kondisi keuangan

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Membayar biaya renovasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara tunai, cicilan, maupun melalui pinjaman bank. Jika memiliki tabungan yang cukup, membayar secara tunai tentu menjadi pilihan terbaik agar tidak ada beban utang di masa depan. Namun, jika anggaran terbatas, opsi cicilan atau pinjaman bisa dipertimbangkan dengan catatan perhitungan bunga dan tenor harus sesuai dengan kemampuan finansial.

Hindari mengambil pinjaman dengan bunga tinggi hanya demi mempercepat proses renovasi. Sebaiknya pilih metode pembayaran yang tidak terlalu membebani pengeluaran bulanan. Jika memungkinkan, renovasi bisa dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana, sehingga tidak perlu berhutang dalam jumlah besar.

5. Menggunakan jasa tukang atau kontraktor yang terpercaya dan transparan

Ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Infinity lifespaces)

Pemilihan tukang atau kontraktor juga berpengaruh pada besarnya biaya renovasi. Jika memilih jasa tukang harian, pastikan pekerjaannya efisien agar tidak boros waktu dan biaya. Sedangkan jika menggunakan kontraktor, pilih yang memiliki sistem pembayaran yang jelas dan transparan agar tidak terjadi pembengkakan biaya di tengah jalan.

Sebelum memutuskan, lakukan riset dan cari rekomendasi dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Jangan mudah tergiur dengan harga murah tanpa melihat kualitas kerja. Kontraktor atau tukang yang memiliki reputasi baik mungkin menawarkan harga sedikit lebih tinggi, tetapi hasilnya bisa lebih terjamin dan minim risiko kesalahan yang justru bisa menambah biaya.

Merencanakan anggaran renovasi rumah memerlukan perhitungan yang matang agar tidak melebihi kemampuan finansial. Dengan perencanaan yang realistis, renovasi rumah bisa menjadi investasi jangka panjang yang nyaman tanpa membebani keuangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sejati A
EditorSejati A
Follow Us