Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Optimalkan Kecerdasan Linguistik atau Bahasa pada Anak

ilustrasi beberapa anak sedang mengobrol sambil minum teh (Pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi beberapa anak sedang mengobrol sambil minum teh (Pexels.com/Kampus Production)

Tahukah kamu? Kecerdasan pada anak merupakan sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan kecerdasan linguistik atau bahasa pada anak. Sebagai orang tua, kita dapat meningkatkan kecerdasan anak dengan belajar menggunakan kemampuan dan keterampilan secara penuh.

Kecerdasan linguistik atau bahasa dapat menunjukkan kecerdasan logika berpikir. Jika seseorang berbahasa atau berbicara dengan bagus dan lancar, logika berpikirnya akan bagus. Perlu diingat bahwa pandai bahasa bukan berarti bisa menguasai banyak bahasa, tetapi memiliki kemampuan dalam mengolah bahasa. Berikut lima cara yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan kecerdasan linguistik atau bahasa pada anak!

1. Mengajak anak bercakap-cakap

ilustrasi seorang ibu sedang bercakap-cakap bersama anaknya (Pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi seorang ibu sedang bercakap-cakap bersama anaknya (Pexels.com/Ron Lach)

Orang tua sangat berperan dalam proses pengoptimalan kecerdasan linguistik atau bahasa pada anak. Mengajak anak bercakap-cakap membuat seorang anak dapat mengekspresikan emosinya (aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan) melalui kata-kata. Bercakap-cakap dengan anak menunjukkan bentuk kepedulian orang tua terhadap emosi anak.

Luangkanlah waktu untuk bercakap-cakap bersama anak. Banyak hal yang bisa orang tua bahas saat bercakap-cakap dengan anak. Setelah itu, ajak anak berpikir terhadap hal yang sedang dibahas. Akan tetapi, sesuaikan cara bercakap-cakap bersama anak dengan usianya.

2. Mengajak anak bermain tebak-tebakan

ilustrasi seorang ibu sedang bermain puzzle dengan anaknya (Pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi seorang ibu sedang bermain puzzle dengan anaknya (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Bermain tebak-tebakan bersama anak dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi anak. Hal tersebut karena dengan bermain tebak-tebakan secara langsung dapat menuntun anak untuk menjawab secara langsung dan mengungkapkannya di hadapan orang tua atau guru. 

Contoh bermain tebak-tebakan bersama anak seperti tebak kata. Salah satu manfaat bermain tebak kata, yaitu membuat pembendaharaan kata anak semakin banyak, karena anak dituntut dapat menjawab pertanyaan hanya dengan petunjuk yang sedikit. Hal tersebut tentu akan memancing anak dapat berpikir lebih kreatif.

3. Membacakan cerita atau dongeng

ilustrasi seorang ibu sedang membacakan dongeng atau cerita kepada anaknya (Pexels.com/Rodnae Production)
ilustrasi seorang ibu sedang membacakan dongeng atau cerita kepada anaknya (Pexels.com/Rodnae Production)

Umumnya ketika anak sudah berusia 3 tahun ke atas sudah dapat mencerna kata-kata dan berbicara dengan lancar. Dengan membacakan cerita atau dongeng merupakan hal yang tepat dalam menstimulus otak anak.

Dongeng yang menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang diselipi nilai keteladanan cocok untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak. Hal tersebut dikarenakan pada usia 3 tahun ke atas anak sudah mulai meniru dan menyerap aspek yang ada di lingkungan mereka. Memberikan contoh keteladanan yang baik melalui cerita atau dongeng dapat diterima dan ditiru dengan mudah oleh anak.

4. Mengajarkan nyanyian atau lagu yang sesuai usia anak

ilustrasi anak-anak bernyanyi bersama ibunya (Pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi anak-anak bernyanyi bersama ibunya (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Bernyanyi merupakan keahlian yang ingin dipelajari oleh banyak anak. Melalui lagu orang tua bisa dengan mudah mengajarkan anak untuk belajar dengan menyenangkan. Sebagai contoh, ketika anak ingin diajarkan tentang cara mencuci tangan bisa diberikan pelajaran melalui nyanyian atau lagu. Selain itu, bagi anak berusia 3 tahun keatas melalui nyanyian dan lagu akan memperbanyak perbendaharaan kosakata mereka.

Perlu diingat untuk tidak memperdengarkan lagu-lagu tidak sesuai usianya. Hal tersebut karena kosakata yang anak hafalkan melalui lagu terkadang digunakan pula dalam bahasa keseharian.

5. Menyediakan berbagai bacaan buku bacaan anak untuk memperbanyak perbendaharaan kata dan gaya bahasa

ilustrasi anak perempuan sedang membaca (Pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi anak perempuan sedang membaca (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Sejak anak usia dini mulailah diajarkan untuk belajar membaca. Anak yang gemar membaca akan menambah perbendaharaan kosakata dan memperlancar kemampuan berbicara, serta menambah pengetahuan anak.

Untuk mengoptimalkan minat baca pada anak, orang tua mulai dengan menyediakan buku bacaan di rumah. Buku bacaan yang disediakan disesuaikan dengan usia anak. Setelah itu, ajak anak untuk membaca bersama. Jika sudah terbiasa, anak akan senang untuk membaca setiap hari. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Suci Khairiyah
EditorSuci Khairiyah
Follow Us