Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Sederhana Membedakan Kebutuhan dan Keinginan Saat Belanja

ilustrasi belanja sayuran (Pexels.com/Anna Tarazevich)
ilustrasi belanja sayuran (Pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Tanyakan pada diri sendiri, apakah barang itu benar-benar penting? Pertimbangkan apakah barang tersebut mendukung hidup sehari-hari atau hanya tambahan.
  • Buat daftar belanja dan patuhi prioritasnya. Fokus hanya membeli yang ada dalam daftar untuk menghindari pembelian impulsif.
  • Beri jeda waktu sebelum memutuskan membeli. Tunggu beberapa hari untuk menilai apakah barang itu benar-benar perlu atau hanya keinginan sesaat.

Saat belanja, sering kali kamu bingung membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya keinginan. Padahal, kemampuan membedakan keduanya sangat penting agar pengeluaranmu tetap terkendali dan dompet tidak cepat menipis. Terutama di zaman serba mudah berbelanja online dan banyak diskon, godaan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak perlu jadi lebih besar.

Jika kamu salah dalam menentukan prioritas belanja, bisa jadi anggaranmu membengkak tanpa disadari. Untungnya, ada cara-cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk membedakan kebutuhan dan keinginan. Dengan langkah yang tepat, kamu bisa lebih bijak mengatur pengeluaran dan tetap memenuhi kebutuhan penting.

1. Tanyakan pada diri sendiri, apakah barang itu benar-benar penting?

ilustrasi belanja (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi belanja (pexels.com/Ron Lach)

Langkah pertama untuk membedakan kebutuhan dan keinginan adalah dengan bertanya secara jujur pada diri sendiri, apakah barang tersebut benar-benar penting untuk kamu miliki sekarang. Kebutuhan biasanya berkaitan dengan hal-hal yang mendukung hidup sehari-hari, seperti makanan, pakaian dasar, atau alat kerja. Sedangkan keinginan lebih bersifat tambahan atau pelengkap, misalnya barang fashion terbaru atau gadget canggih yang belum dibutuhkan.

Jika kamu merasa barang itu bukan hal yang krusial, besar kemungkinan itu keinginan, bukan kebutuhan. Dengan membiasakan diri bertanya seperti ini sebelum membeli, kamu bisa lebih selektif dan menghindari pembelian impulsif. Jadi, saat tergoda membeli sesuatu, luangkan waktu untuk evaluasi ulang apakah barang itu memang penting atau hanya sekadar keinginan sesaat.

2. Buat daftar belanja dan patuhi prioritasnya

ilustrasi daftar belanja (pexels.com/Suzy Hazelwood)
ilustrasi daftar belanja (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Cara kedua adalah membuat daftar belanja sebelum kamu berangkat ke toko atau mulai klik produk online. Tuliskan dulu barang-barang yang memang kamu butuhkan dan urutkan berdasarkan prioritas. Saat berbelanja, fokuslah hanya membeli apa yang ada dalam daftar tersebut. Ini akan membantu kamu menghindari godaan membeli barang-barang yang tidak ada dalam rencana.

Selain itu, daftar belanja juga memudahkan kamu memantau anggaran. Dengan patuh pada daftar dan prioritas, kamu akan lebih disiplin mengelola uang dan hanya mengeluarkan untuk hal-hal yang memang penting. Kebiasaan ini juga melatih kamu untuk berpikir matang sebelum membeli dan membedakan dengan jelas mana kebutuhan utama dan keinginan tambahan.

3. Beri jeda waktu sebelum memutuskan membeli

ilustrasi belanja (pexels.com/Sam Lion)
ilustrasi belanja (pexels.com/Sam Lion)

Saat menemukan barang yang kamu inginkan, coba beri jeda waktu sebelum langsung membeli. Misalnya, tunggu selama 24 jam atau beberapa hari untuk merenungkan apakah barang itu memang perlu. Waktu jeda ini penting agar kamu tidak terbawa emosi atau impulsif saat belanja. Biasanya, setelah jeda, kamu bisa menilai dengan lebih objektif apakah barang itu benar-benar mendesak atau hanya keinginan sesaat.

Jika setelah beberapa waktu kamu masih merasa barang itu perlu, maka itu bisa masuk kategori kebutuhan. Tapi jika perasaan ingin membeli mulai memudar, berarti itu hanya keinginan yang bisa ditunda atau bahkan dihilangkan. Cara ini sangat efektif untuk mengendalikan pembelian yang tidak perlu dan menjaga kesehatan finansial kamu.

4. Bandingkan manfaat barang dengan pengaruh pada keuangan

ilustrasi belanja (Pexels.com/Clem Onojeghuo)
ilustrasi belanja (Pexels.com/Clem Onojeghuo)

Sebelum membeli, pikirkan seberapa besar manfaat barang itu bagi kehidupan kamu dan bagaimana dampaknya pada kondisi keuangan. Kebutuhan biasanya memberikan manfaat langsung dan berkelanjutan, seperti membantu pekerjaan, menunjang kesehatan, atau memenuhi kebutuhan pokok. Sedangkan keinginan cenderung memberikan kesenangan sementara dan tidak krusial.

Jika barang tersebut berisiko membuat pengeluaran kamu membengkak atau mengganggu anggaran bulanan, sebaiknya pertimbangkan ulang pembelian tersebut. Dengan membandingkan manfaat dan pengaruh keuangan, kamu jadi lebih bijak dalam memprioritaskan pembelian. Ini juga melatih kamu untuk berbelanja dengan tujuan jelas dan memikirkan konsekuensi jangka panjang, bukan hanya keinginan sesaat.

5. Pahami emosi yang mendorong kamu ingin membeli

ilustrasi belanja (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi belanja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Seringkali keinginan belanja muncul karena dorongan emosi seperti stres, bosan, atau ingin ikut tren. Untuk itu, penting bagi kamu mengenali perasaan yang sedang kamu alami saat ingin membeli sesuatu. Jika kamu sadar bahwa dorongan membeli datang dari emosi, coba tahan dulu dan cari cara lain untuk mengatasi perasaan tersebut. Dengan olahraga, ngobrol dengan teman, atau melakukan hobi.

Dengan memahami emosi yang mendorong belanja, kamu bisa menghindari pembelian impulsif yang sebenarnya tidak diperlukan. Ini membantu kamu lebih sadar dan mengontrol pengeluaran, sehingga dompet tetap aman dan kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan penting tanpa terganggu keinginan sesaat.

Membedakan kebutuhan dan keinginan saat belanja memang tidak selalu mudah, tapi dengan latihan dan kesadaran, kamu bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan. Kelima cara sederhana tadi bisa jadi panduan kamu supaya keputusan belanja tidak hanya berdasarkan keinginan sesaat, tapi juga memperhatikan kebutuhan dan manfaat jangka panjang. Dengan begitu, pengeluaran kamu lebih terkontrol, dan kamu bisa menabung lebih banyak untuk masa depan. Ingat, belanja yang cerdas bukan soal berapa banyak yang kamu beli, tapi seberapa tepat pilihan kamu dalam mengelola uang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us