Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Bed Rotting pada Kesehatan Mental, Ada Sisi Positifnya!

Ilustrasi gawai (pexels.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Ivan Samkov)
Intinya sih...
  • Bed rotting menurunkan tingkat stres dan memberikan waktu istirahat mental.
  • Bed rotting memicu perasaan bersalah dan menurunkan produktivitas.
  • Bed rotting mengganggu pola tidur dan ritme sirkadian tubuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bed rotting atau rebahan di tempat tidur sepanjang hari belakangan jadi tren yang viral di media sosial. Banyak orang yang dengan bangga memposting aktivitas mereka menghabiskan weekend atau hari libur tanpa keluar dari kasur, hanya untuk menonton film, main game, atau sekadar scrolling sosial media. Meskipun terlihat sepele dan menyenangkan, ternyata bed rotting punya dampak yang cukup kompleks terhadap kesehatan mental kita.

Fenomena ini sebenarnya mencerminkan kondisi masyarakat modern yang mengalami kelelahan fisik dan mental akibat rutinitas yang padat. Bed rotting bisa jadi bentuk self-care atau pelarian sementara, tapi kalau dilakukan berlebihan, dampaknya bisa merugikan. Yang menarik, gak semua efek bed rotting itu negatif lho! Ada beberapa sisi positif yang mungkin gak kamu sadari. Penasaran apa saja dampak bed rotting pada kesehatan mental? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Menurunkan tingkat stres dan memberikan waktu istirahat mental

Ilustrasi gawai (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu dampak positif bed rotting yang paling nyata adalah kemampuannya menurunkan tingkat stres. Setelah seminggu penuh bekerja atau kuliah dengan deadline yang menumpuk, rebahan di tempat tidur bisa jadi cara efektif untuk menenangkan pikiran. Otak kita butuh waktu untuk beristirahat dari stimulasi berlebihan yang kita terima setiap hari, dan bed rotting memberikan ruang untuk hal itu.

Ketika kamu rebahan tanpa agenda atau target tertentu, sistem saraf parasimpatis akan aktif dan membantu tubuh masuk ke mode relaksasi. Ini beda banget dengan istirahat sambil tetap produktif atau mikirin kerjaan. Bed rotting memungkinkan kamu untuk benar-benar disconnect dari tekanan eksternal dan memberikan kesempatan bagi mental untuk recharge. Asal gak berlebihan, aktivitas ini bisa jadi strategi coping yang sehat untuk menghadapi stres sehari-hari.

2. Memicu perasaan bersalah dan menurunkan produktivitas

Ilustrasi gawai (pexels.com/Kaboompics)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Kaboompics)

Di sisi lain, bed rotting yang berlebihan bisa memicu perasaan bersalah yang intens. Banyak orang yang merasa kayak "buang-buang waktu" atau jadi orang malas ketika menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur. Perasaan bersalah ini muncul karena kita hidup di masyarakat yang sangat menghargai produktivitas, sehingga aktivitas yang gak menghasilkan sesuatu dianggap sebagai pemborosan.

Selain itu, kebiasaan bed rotting yang berlebihan bisa menciptakan siklus negatif di mana kamu jadi kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas lain. Semakin lama kamu rebahan, semakin sulit untuk bangkit dan kembali produktif. Hal ini bisa berdampak pada penurunan kepercayaan diri dan perasaan gak berguna. Makanya, penting banget untuk menemukan keseimbangan antara istirahat dan aktivitas produktif agar gak terjebak dalam lingkaran malas yang merugikan.

3. Mengganggu pola tidur dan ritme sirkadian tubuh

Ilustrasi gawai (pexels.com/Dario Fernandez Ruz)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Dario Fernandez Ruz)

Bed rotting yang dilakukan di siang hari atau terlalu lama bisa berantakan banget dengan pola tidur normal. Ketika kamu rebahan di tempat tidur sambil nonton atau main gadget, otak mulai mengasosiasikan tempat tidur dengan aktivitas selain tidur. Hal ini bisa bikin kamu susah tidur di malam hari karena tempat tidur gak lagi jadi trigger untuk rasa kantuk.

Paparan cahaya biru dari layar gadget saat bed rotting juga bisa mengganggu produksi hormon melatonin yang penting untuk mengatur siklus tidur-bangun. Akibatnya, kamu bisa mengalami insomnia atau tidur yang gak berkualitas. Gangguan pola tidur ini pada akhirnya akan berdampak pada mood, konsentrasi, dan kesehatan mental secara keseluruhan. Kalau kamu sering bed rotting, pastikan untuk tetap menjaga sleep hygiene yang baik dan hindari gadget menjelang waktu tidur malam.

4. Memberikan ruang untuk introspeksi dan self-reflection

Ilustrasi gawai (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dampak positif lain dari bed rotting adalah memberikan waktu dan ruang untuk introspeksi diri. Di tengah kesibukan sehari-hari, kita jarang punya kesempatan untuk benar-benar merefleksikan perasaan, tujuan hidup, atau evaluasi diri. Saat rebahan tanpa distraksi dari aktivitas eksternal, pikiran kita bisa lebih fokus untuk menggali hal-hal yang mungkin terpendam atau terabaikan.

Momen introspeksi ini bisa jadi sangat berharga untuk perkembangan pribadi dan kesehatan mental. Kamu bisa menggunakan waktu bed rotting untuk journaling mental, merencanakan tujuan masa depan, atau sekadar mensyukuri hal-hal baik yang udah terjadi. Beberapa orang bahkan menemukan insight penting tentang diri mereka sendiri selama momen-momen tenang seperti ini. Yang penting, pastikan introspeksi yang kamu lakukan bersifat konstruktif dan gak malah jadi overthinking yang merugikan.

5. Meningkatkan risiko depresi dan isolasi sosial

Ilustrasi gawai (pexels.com/Eren Li)
Ilustrasi gawai (pexels.com/Eren Li)

Bed rotting yang dilakukan secara berlebihan dan konsisten bisa jadi warning sign atau bahkan memperparah kondisi depresi. Ketika seseorang kehilangan motivasi untuk bangkit dari tempat tidur atau melakukan aktivitas normal, ini bisa jadi indikasi adanya masalah kesehatan mental yang lebih serius. Rebahan terus-menerus juga bisa bikin kamu jadi kurang berinteraksi dengan orang lain dan terisolasi secara sosial.

Isolasi sosial yang diakibatkan oleh bed rotting berlebihan bisa menciptakan lingkaran setan di mana kamu jadi semakin enggan untuk bersosialisasi dan melakukan aktivitas di luar. Hal ini bisa memperburuk gejala depresi, anxiety, atau masalah kesehatan mental lainnya. Kalau kamu merasa bed rotting udah jadi satu-satunya aktivitas yang mau kamu lakukan dan berlangsung dalam waktu lama, mungkin saatnya untuk mencari bantuan profesional atau minimal ngobrol dengan orang terdekat tentang perasaan yang kamu alami.

Bed rotting sebenernya gak sepenuhnya buruk kalau dilakukan dengan bijak dan dalam porsi yang tepat. Kalau kamu merasa bed rotting udah mulai berdampak negatif pada produktivitas, hubungan sosial, atau kesehatan mental, coba mulai dengan membuat jadwal kecil untuk keluar dari kamar atau melakukan aktivitas ringan. Ingat, self-care yang sehat itu tentang memberikan apa yang dibutuhkan tubuh dan pikiran, bukan tentang menghindari tanggung jawab atau realitas hidup. Jadi, nikmati bed rotting sesekali, tapi pastikan kamu tetap menjaga keseimbangan hidup yang sehat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us