Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Memiliki Standar Rendah yang Sering Diabaikan!

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/JESSICA TICOZZELLI)

Kita semua pasti pernah mendengar istilah "jangan terlalu menuntut" atau "yang penting cukup". Memang, memiliki ekspektasi realistis itu penting, tetapi terlalu rendah dalam menetapkan standar hidup juga bisa jadi bumerang.

Sayangnya, dampak dari memiliki standar rendah sering kali diabaikan. Yuk, kita bahas lebih dalam soal ini, supaya kamu gak menyesal di kemudian hari!

1. Sulit mengembangkan potensi diri

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/Miriam Alonso)

Ketika kamu menetapkan standar rendah, tanpa sadar kamu membatasi potensi dirimu sendiri. Bayangkan kamu punya bakat yang besar, tapi karena merasa “cukup segini aja”, kamu berhenti mengeksplorasi kemampuanmu. Akibatnya, kamu jadi tidak berkembang.

Padahal, generasi muda seperti kita punya peluang yang luar biasa di era digital ini. Kalau kamu terlalu cepat puas, kamu akan ketinggalan kesempatan untuk menjadi versi terbaik dirimu. Jadi, mulai sekarang, coba deh tantang dirimu untuk melangkah keluar dari zona nyaman!

2. Mudah merasa stagnan dalam hidup

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/Edmond Dantès)

Kamu pernah merasa hidupmu datar-datar aja? Nah, ini salah satu dampak dari standar yang terlalu rendah. Ketika kamu tidak menuntut lebih dari dirimu atau keadaan sekitar, kamu jadi terjebak dalam pola hidup yang monoton.

Misalnya, kamu memilih pekerjaan hanya karena gajinya cukup, tanpa mempertimbangkan minat atau potensi karier jangka panjang. Lama-kelamaan, ini bisa bikin kamu merasa bosan dan kehilangan motivasi. Hidup itu terlalu singkat untuk dijalani dengan setengah hati, kan?

3. Rentan dimanfaatkan oleh orang lain

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/Ann Bugaichuk)

Percaya atau nggak, standar rendah juga bikin kamu lebih mudah dimanfaatkan orang lain. Saat kamu nggak punya batasan atau ekspektasi yang jelas, orang-orang cenderung menganggapmu sebagai seseorang yang bisa diperlakukan sesuka hati.

Misalnya, kamu selalu menerima beban kerja tambahan tanpa protes, atau terus bertahan dalam hubungan yang toxic karena merasa nggak pantas mendapat yang lebih baik. Kalau terus dibiarkan, ini nggak hanya melelahkan fisik, tapi juga menguras emosimu.

4. Kurangnya kepuasan hidup

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/cottonbro studio)

Standar rendah sering kali bikin kamu sulit merasa puas. Kenapa? Karena dalam hati kecilmu, kamu sadar sebenarnya kamu mampu mencapai lebih, tapi kamu memilih untuk settle dengan yang ada. Perasaan ini bisa berubah menjadi penyesalan di kemudian hari.

Jadi, jangan ragu untuk bermimpi besar dan menetapkan tujuan yang lebih tinggi. Kepuasan hidup datang ketika kita berhasil mengatasi tantangan dan melihat progres dari usaha yang kita lakukan.

5. Kehilangan rasa percaya diri

Ilustrasi dampak memiliki standar rendah (Pexel.com/Stella Shvetsova)

Terakhir, standar rendah perlahan tapi pasti bisa menggerus rasa percaya diri. Ketika kamu terus-menerus memilih jalan yang paling mudah, kamu jadi meragukan kemampuanmu untuk menghadapi tantangan.

Padahal, rasa percaya diri tumbuh dari pengalaman menghadapi kegagalan dan keberhasilan. Jadi, mulai sekarang, coba beri dirimu ruang untuk berjuang dan bangga dengan pencapaianmu, sekecil apa pun itu.

Memiliki standar tinggi bukan berarti kamu sombong atau terlalu ambisius, melainkan bentuk penghargaan terhadap dirimu sendiri. Hidup ini adalah tentang tumbuh, berkembang, dan mencapai hal-hal yang berarti. Jadi, jangan takut untuk menetapkan standar yang lebih tinggi. Dan jangan pernah  biarkan rasa takut atau keraguan menghalangimu untuk menjadi versi terbaik dirimu. Kamu pasti bisa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us