Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika saat Memotret dan Mengunggah Foto Makanan di Media Sosial

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Marcus Aurelius)

Memotret makanan lalu mengunggah hasilnya di media sosial sudah kerap dilakukan orang. Ya, berkesempatan menyantap makanan yang menarik dan tidak setiap hari dapat dinikmati memang sayang kalau tidak diabadikan.

Tak apa-apa kalau kamu juga suka melakukannya. Hobimu ini bahkan bisa membantu mempromosikan tempat makannya. Namun, sudahkah kamu menerapkan etika kesopanan dalam mengambil dan mengunggah foto makanan di medsos? Jangan sampai lima hal ini kamu abaikan, ya!

1. Hindari melakukannya saat kamu diundang dalam perjamuan

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Ivan Samkov)

Barangkali selama ini kamu kerap melanggar hal ini. Padahal, sibuk memotret makanan yang disajikan dalam perjamuan kemudian mengunggahnya di media sosial dapat membuat tuan rumah tak nyaman, lho.

Ia mencemaskan pendapatmu yang sebenarnya tentang makanan-makanan tersebut. Apakah kamu memotretnya karena merasa semua sajian lezat atau justru hendak membuka kekurangan-kekurangan di dalamnya?

Sibuk mengambil foto makanan dan mengunggahnya padahal kamu cuma diundang juga bikin kamu terlihat norak. Sebagian orang yang melihat aksimu barangkali berpikir kamu ingin pamer bermodalkan undangan makan-makan dari orang lain.

2. Jangan menahan orang yang hendak makan cuma karena kamu mau memotret makanannya

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Sam Lion)

Jika kamu ingin mengambil foto, sebaiknya makananmu sendiri yang dipotret. Kecuali, teman makanmu juga suka memotret makanan sehingga kalian bisa bersama-sama melakukannya. 

Apabila dia tampak tak peduli soal mengabadikan makanan yang tersaji bahkan telah bersiap untuk segera menikmatinya, jangan lakukan! Laranganmu saat dia hendak menyendok makanan benar-benar tidak sopan dan dapat seketika menurunkan nafsu makannya.

Makin tak beretika kalau dia membayar sendiri makanannya atau justru mentraktirmu juga. Kenapa kamu jadi mengatur orang yang hendak menikmati pesanannya sendiri? 

3. Unggah foto dengan bijaksana, jangan pamer atau menjelekkan suatu makanan

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/cottonbro)

Orang-orang mampu membaca niatmu dalam mengunggah sebuah foto makanan. Apakah itu semata-mata untuk mengabadikan momen, kamu berpikir makanannya unik dan menarik, sengaja pamer makanan mahal, atau malah meremehkan menu yang murah?

Semahal apa pun makanan yang disantap dan semewah apa pun restorannya, sikap pamer membuat orang tidak respek. Sebaliknya, sikap meremehkanmu terhadap makanan-makanan lain yang murah meriah juga menunjukkan kamu bukan penikmat kuliner sejati. 

Alasannya, penikmat kuliner sejati tak pernah meributkan soal murah atau mahalnya harga makanan. Poin tertinggi dalam apresiasi mereka terhadap makanan ialah cita rasa, kualitas bahan, proses pembuatan, serta cara penyajian. 

4. Jangan sampai kesibukan memotret bikin kamu kurang berselera makan

ilustrasi makan sambil membuka HP (pexels.com/Blue Bird)

Mau kamu makan seorang diri, bersama teman-teman, atau diundang dalam perjamuan; berkurangnya selera makan merugikan diri sendiri. Jauh-jauh datang bahkan membayar mahal, tetapi kenikmatan yang kamu rasakan menjadi tak maksimal.

Sedang bila kamu makan bersama orang lain; kesibukanmu memotret makanan, mengeditnya, kemudian mengunggahnya membuat temanmu mati gaya. Selain kamu jadi tampak tak berselera, kamu juga pasti sulit diajar mengobrol.

Tambah parah apabila kamu dalam acara perjamuan. Menurunnya seleramu lantaran terlalu asyik dengan smartphone bikin orang yang mengundang mengira kamu tidak suka dengan makanan yang disajikan.

5. Hargai jika di suatu tempat ada larangan mengambil foto makanan

ilustrasi memotret makanan (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Lain tempat lain aturan. Beberapa restoran barangkali melarang pengunjung untuk mengambil foto atau menggunakan kamera. Walaupun kamu telah membayar, jadilah orang bijak yang paham dan mampu menghargai aturan yang berlaku di suatu tempat.

Daripada kamu malu sendiri jika sampai ditegur petugas, kan? Bagaimanapun, manfaat utama makanan memang buat disantap, bukan sekadar diambil gambarnya lalu diunggah di media sosial.

Berbeda halnya kalau kamu memang pemilik usaha kuliner atau punya kerja sama khusus untuk mempromosikannya. Meski smartphone senantiasa dalam genggamanmu, bijaksanalah dalam menggunakannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us