Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal tentang Kebaikan Hati yang Perlu Dipelajari

ilustrasi kebaikan hati (pexels.com/Gustavo Fring)

Hati yang baik adalah daya untuk kamu melakukan berbagai perbuatan mulia, seperti menolong orang lain. Dengan kata lain, perbuatan mulia itu sulit terjadi apabila hatimu saja belum beres.

Misalnya, ingin berbuat baik hanya sebagai pencitraan atau demi mengeruk keuntungan yang lebih besar dari orang lain. Kalau kamu masih kerap berpikir seperti ini, ayo belajar lagi mengenai kebaikan hati seperti dalam uraian berikut ini.

1. Berbuat baik tak melulu membutuhkan uang

ilustrasi menjadi pendengar yang baik (pexels.com/Thirdman)

Berdonasi hanyalah salah satu dari begitu banyak jalan untuk berbuat baik. Jadi, meski secara finansial kamu masih pas-pasan, jangan bersedih. Di mana ada keinginan, di situ pasti akan ada jalan.

Kamu bisa kok, berbuat baik tanpa modal uang sepeser pun. Misalnya, dengan menjadi tempat curhat teman dan memberinya nasihat atau motivasi. Dengan begitu, kamu telah berbuat baik melalui waktu dan kebijaksanaanmu.

2. Kebaikan hatimu mendekatkan kamu dengan orang-orang yang baik pula

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Thành Đỗ)

Tentu saja orang baik akan selalu diuji oleh orang jahat atau menyebalkan. Namun, kemunculan satu orang jahat atau menyebalkan seperti segera digantikan oleh kehadiran orang-orang baik di sekitarmu.

Ini membuat kehidupanmu selalu terasa penuh kejutan. Saat kamu nyaris putus asa menghadapi orang yang memperlakukanmu dengan buruk, pertolongan dari orang-orang yang tak terduga pasti datang.

3. Setiap kebaikan yang dilakukan untuk orang lain akan melegakan hatimu

ilustrasi perawat dan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Jika kamu masih berpikir perbuatan baikmu hanya menguntungkan orang lain, ini keliru. Justru hatimu yang paling membutuhkannya. Apabila kamu tidak berbuat baik untuk orang lain padahal mampu, hatimu akan terbebani oleh rasa bersalah.

Seperti apa pun kamu berusaha menepis rasa bersalah itu, keberadaannya terlalu nyata dan upayamu menjadi sia-sia saja. Bahkan, itu hanya memperparah rasa bersalah yang membuatmu serba tidak nyaman.

4. Iringi kebaikan dengan keikhlasan agar tak melukai orang lain

ilustrasi berbuat baik (pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau kamu tidak ikhlas, sekecil apa pun perbuatan baikmu pada orang lain pasti akan kamu ungkit-ungkit sepanjang masa. Atau, kamu mengatakan hal-hal yang menyakiti hati orang yang pernah mendapatkan bantuanmu.

Apa sih, keuntungan dari bersikap seperti ini? Sama sekali tidak ada dan malah merusak hubunganmu dengan orang-orang. Belajar ikhlas memang gak mudah, tapi tidak ikhlas juga menyulitkan diri sendiri dalam mencapai ketenangan batin.

5. Dalam tahap belajar, kadang kamu perlu memaksa diri untuk berbuat baik

ilustrasi kepedulian pada orang lain (pexels.com/Ron Lach)

Memaksakan diri untuk berbuat baik berarti gak ikhlas dong? Yah, namanya juga baru belajar. Lagi pula, mengikhlaskan apa pun memang tidak mudah. Rasanya tak ada orang yang tahu-tahu mampu mengikhlaskan apa saja.

Rasa berat, penuh perhitungan, dan takut rugi jika berbuat baik tentu manusiawi. Namun, kamu perlu menaklukkannya dengan cara memaksa dirimu tetap berbuat baik.

Lalu kuncilah mulut rapat-rapat agar kamu tak mengungkit-ungkitnya atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti penerima kebaikanmu. Begitu kebaikan itu berhasil dilakukan, hatimu pasti serasa terbebas dari belenggu.

Kebaikan hati dan perbuatan baik adalah dua hal yang seharusnya satu rangkaian. Jangan sok berbuat baik, tetapi sesungguhnya menyembunyikan maksud jahat dalam hati.

Sebaliknya kalau sudah muncul dorongan dalam hati untuk berbuat baik, jangan berhenti hanya sampai di situ. Lakukanlah agar godaan untuk terus menunda atau membatalkannya segera sirna dan ke depan kamu makin mudah melakukan berbagai kebaikan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us