5 Hal yang Tampak Negatif tapi Boleh Dilakukan, Prioritaskan Dirimu!

Apa kamu pernah memiliki hal yang ingin kamu lakukan, tetapi situasi dan kondisi yang ada justru melarangmu untuk melakukannya? Rasanya semua hal itu dipandang buruk. Ya, jika dilihat dari kacamata tertentu memang tampak ada risiko atau dampak negatif di dalamnya.
Akan tetapi, hidup ini milikimu, apakah kamu ingin terus-terusan menahan diri? Kamu berhak untuk melakukan apa yang kamu inginkan, terlebih lagi kamu butuhkan. Coba simak lima hal berikut yang sering kali tampak negatif, padahal boleh untuk dilakukan.
1. Tidak suka pada orang lain

Secara logika, kita tahu bahwa dibenci oleh seseorang itu rasanya tidak enak. Berangkat dari hal tersebut, maka ketika kamu tidak menyukai orang lain, baik tanpa alasan maupun ada alasan, rasanya jadi sungkan untuk menunjukkannya, nih. Padahal, dengan begitu justru kamu yang harus menderita dan tersiksa karena harus terus pura-pura baik-baik saja disaat hatimu sangat tidak menyukainya.
Kalau begitu apakah boleh membenci seseorang yang tak disukai? Tentu saja boleh. Hanya saja, jangan sampai rasa tidak sukamu ini bisa merugikannya dengan kamu melukai atau menjatuhkannya. Ingat, kamu boleh dan berhak tidak suka padanya, bukan berbuat jahat terhadapnya. Oleh karena itu, ketika kamu tak menyukai seseorang, maka kamu cukup menjauh darinya, ya.
2. Menangisi masalah hidup

Saat kamu melihat atau mendengar suatu hal yang lucu, maka otomatis kamu akan tertawa hingga terbahak-bahak bukan? Iya rasanya. Lantas, bukankah menangis saat menghadapi cobaan hidup yang teramat berat itu juga merupakan hal yang otomatis? Coba gunakan logikamu.
Ya, ketika kamu tengah menghadapi permasalahan hidup yang tak kunjung menemukan solusinya. Bahkan, dalam perjalanannya justru muncul beban baru yang semakin kompleks. Di situ, kamu berhak dan boleh untuk menangisi hidupmu yang begitu berat. Tangisanmu bukan simbol menyerah, lepas dari tanggung jawab, hanya saja sejenak melepas lara, ya.
3. Meluapkan rasa emosi

Memang benar logika itu harus selalu dimainkan. Terlebih bahwa memutuskan suatu hal saat tengah emosional itu tidak boleh. Pun jangan sampai emosional yang kita miliki itu malah merugikan orang lain. Lantas, kalau begitu apakah rasa emosional itu tak boleh untuk diungkapkan? Tentu saja boleh.
Mengapa demikian? Coba bayangkan, apakah enak ketika kamu memendam sebuah rasa yang begitu lama? Memendam rasa sakit sendirian? Luka itu kamu tahan dan pendam sendiri di dalam hatimu yang terdalam? Rasanya hal tersebut sangat menyakitkan. Maka dari itu, meluapkan emosional itu penting. Tentu saja, dengan cara dan waktu yang tepat pula, ya.
4. Selalu memprioritaskan diri sendiri

Coba pikirkan secara baik-baik, siapa yang selalu membersamaimu di setiap waktu secara jangka panjang? Apakah orang tuamu? Sahabatmu yang selalu suka duka bersamamu? Kekasih yang begitu mencintaimu? Tentu saja bukan mereka, melainkan dirimu sendiri. Ingat, dalam situasi dan kondisi tertentu, orang-orang terkasihmu itu tak bisa selamanya bersamamu
Ya, cuma kamu yang selalu membersamai dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu yang harus selalu mempriotitaskan dirimu sendiri. Mulai dari menjaga, melindungi, membela, hingga menyenangkan diri sendiri. Jadi, gak apa untuk memprioritaskan diri sendiri. Asal tahu porsi batasannya, selalu menempatkan diri sebagai prioritas utama bukankah suatu keegoisan yang negatif.
5. Belum bisa memaafkan orang lain

Gak jarang kamu akan dianggap sebagai sosok pendendam atau bahkan dengan sendirinya merasa seperti itu saat belum bisa memaafkan kesalahan orang lain. Sadar atau tidak, nyatanya meminta maaf itu jauh lebih mudah daripada memaafkan, ya. Bagaimana mungkin? Tentu saja karena seseorang yang memaafkan ialah korban. Ya, ia adalah korban yang menerima rasa sakit yang begitu luar biasa.
Dengan begitu, wajar apabila luka itu terus muncul, kambuh lagi, lagi, dan lagi. Mungkin luka itu bisa sembuh, akan tetapi luka itu akan tetap berbekas selamamya. Oleh karenanya, ketika kamu belum ikhlas untuk memberi maaf, ya it’s okay.
Kamu berhak dan boleh untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain yang telah tulus meminta maaf. Mengapa demikian? Tentu saja karena rasa maaf yang diberikan itu harus tulus, kalau si pemberi belum bisa memberi maaf ya tentu saja nilai dari maaf itu tak mungkin ada, ya.
Nah, itu tadi lima hal yang terlihat negatif, padajal boleh untuk kamu lakukan demi kenyamanan dirimu sendiri. Ingat, kamu hidup bukan untuk menyenangkan semua orang, jadi lakukan apa saja sesukamu asal masih dalam batasan yang wajar, ya!