Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Self-Sabotage yang Bikin Hidupmu Stagnan, Disadari!

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(pexel.com/Photo By: Kaboompics.com)
Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(pexel.com/Photo By: Kaboompics.com)

Self-sabotage adalah perilaku atau pola pikir yang tanpa disadari justru menghalangi diri kita untuk mencapai potensi terbaik. Kebiasaan ini sering kali tersembunyi dalam rutinitas sehari-hari, tetapi dampaknya besar: membuat hidup stagnan dan sulit berkembang. Berikut adalah lima kebiasaan self-sabotage yang perlu kamu kenali dan hindari.

1. Menunda-nunda (prokrastinasi)

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(Pexel.com/RDNE Stock project)

Kebiasaan menunda-nunda sering terlihat sepele, namun dampaknya bisa merugikan. Ketika kamu terus menunda pekerjaan atau keputusan penting, waktu dan peluang berharga pun terbuang sia-sia. Akibatnya, kamu merasa kewalahan saat tenggat waktu mendekat, dan hasil kerja pun jauh dari maksimal.

Mengatasi prokrastinasi membutuhkan komitmen untuk memulai langkah kecil. Misalnya, gunakan metode seperti Pomodoro atau prioritaskan tugas berdasarkan tingkat urgensi. Dengan cara ini, kamu bisa membangun momentum dan melatih diri untuk lebih disiplin.

2. Perfeksionisme yang berlebihan

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(Pexel.com/Photo By: Kaboompics.com)

Mengejar kesempurnaan mungkin terdengar mulia, tetapi perfeksionisme yang berlebihan justru dapat membuat kamu sulit bergerak maju. Alih-alih menyelesaikan sesuatu, kamu terus terpaku pada detail kecil yang sebenarnya tidak terlalu penting. Akhirnya, kamu merasa tidak pernah cukup baik, meskipun usaha yang kamu lakukan sudah maksimal.

Belajarlah untuk menerima bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Fokuslah pada progres, bukan hasil akhir yang ideal. Dengan menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar, kamu akan merasa lebih bebas dan produktif.

3. Rasa takut akan kegagalan

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(Pexel.com/Antoni Shkraba)

Ketakutan akan gagal sering kali menjadi penghalang terbesar dalam meraih kesuksesan. Rasa takut ini bisa membuat kamu ragu untuk mencoba hal baru atau mengambil risiko. Padahal, kegagalan adalah guru terbaik yang mengajarkan kita untuk tumbuh dan memperbaiki diri.

Cobalah untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Berani melangkah keluar dari zona nyaman adalah kunci untuk membuka peluang baru dan menemukan potensi yang tersembunyi dalam dirimu.

4. Mengabaikan kesehatan fisik dan mental

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(Pexel.com/Ketut Subiyanto)

Kesehatan adalah aset utama dalam hidup. Namun, banyak dari kita yang sering mengabaikan kebutuhan tubuh dan pikiran dengan pola makan yang buruk, kurang tidur, atau stres yang dibiarkan berlarut-larut. Tanpa tubuh dan pikiran yang sehat, produktivitas dan kualitas hidupmu pasti akan menurun.

Jadikan kesehatan sebagai prioritas utama. Mulailah dengan kebiasaan kecil seperti tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga secara rutin. Jangan lupa untuk memberikan waktu bagi dirimu sendiri untuk beristirahat dan melakukan hal-hal yang kamu nikmati.

5. Mengeluh tanpa bertindak

Ilustrasi kebiasaan self-sabotage(Pexel.com/Ron Lach)

Mengeluh memang hal yang manusiawi, tetapi jika dilakukan terus-menerus tanpa mencari solusi, ini bisa menjadi kebiasaan yang merusak. Mengeluh hanya akan menguras energi dan membuatmu terjebak dalam lingkaran negatif tanpa adanya perubahan nyata.

Daripada terus mengeluh, fokuslah pada tindakan. Jika ada masalah, coba cari langkah konkret untuk mengatasinya. Dengan mengambil kendali atas situasi, kamu akan merasa lebih berdaya dan optimis menghadapi tantangan.

Menyadari kebiasaan self-sabotage adalah langkah awal untuk keluar dari keterpurukan. Perubahan memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan keberanian untuk jujur pada diri sendiri dan tekad untuk berkembang, kamu bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik. Ingatlah, perjalanan menuju versi terbaik dirimu dimulai dari satu langkah kecil hari ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Afifah
EditorAfifah
Follow Us