Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kepribadian MBTI yang Gak Langsung ke Inti Pembicaraan, Muter-Muter!

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/stockking)
Intinya sih...
  • INFP memiliki gaya berbicara yang mendalam dan bercabang sebelum mencapai poin utama, karena ingin membangun konteks yang kuat.
  • ENFP ekspresif, suka melompat topik, dan menggunakan banyak contoh serta ilustrasi dalam berbicara.
  • ISFP pendiam, sensitif terhadap perasaan orang lain, dan menggunakan banyak deskripsi sebelum menyampaikan inti pembicaraan.

Dalam komunikasi, setiap individu memiliki gaya berbicara yang berbeda. Ada yang lugas dan langsung ke inti, sementara yang lain lebih suka berbicara berputar-putar sebelum menyampaikan maksud sebenarnya. Gaya berbicara ini dipengaruhi oleh kepribadian, latar belakang budaya, dan kebiasaan individu dalam berinteraksi.

Orang yang tidak langsung ke inti pembicaraan sering kali menggunakan banyak detail, memberikan konteks panjang, atau bahkan menyisipkan cerita sebelum akhirnya sampai pada inti yang ingin disampaikan. Hal ini bisa membuat percakapan terasa lebih panjang dan kadang membingungkan bagi lawan bicara yang lebih suka komunikasi langsung.

Supaya kamu tidak penasaran, yuk simak ketujuh kepribadian yang tidak langsung ke inti pembicaraan berikut ini. Let's scroll down!

1. INFP

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/freepik)

Individu dengan kepribadian INFP dikenal sebagai pemikir mendalam yang memiliki dunia batin yang kaya. Saat berbicara, mereka sering kali mengungkapkan banyak pemikiran yang bercabang sebelum mencapai poin utama. Hal ini terjadi karena mereka merasa perlu membangun konteks yang kuat untuk memastikan bahwa lawan bicara benar-benar memahami maksud mereka.

Keinginan mereka untuk menyampaikan emosi dan makna yang mendalam dalam setiap kata juga membuat mereka tidak terburu-buru dalam berbicara. INFP lebih suka menceritakan pengalaman atau menggunakan analogi untuk menyampaikan sesuatu, sehingga terkadang lawan bicara harus menunggu hingga akhir pembicaraan untuk benar-benar memahami apa yang ingin disampaikan.

2. ENFP

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/freepik)

Kepribadian ENFP terkenal ekspresif dan penuh energi saat berbicara. Mereka memiliki banyak ide dan sering kali melompat dari satu topik ke topik lain sebelum akhirnya kembali ke inti pembicaraan. Pola berpikir asosiatif yang mereka miliki membuat mereka lebih suka mengeksplorasi berbagai kemungkinan sebelum menyampaikan kesimpulan. Hal ini membuat percakapan dengan mereka terasa seperti perjalanan yang penuh kejutan.

ENFP juga cenderung berbicara dengan penuh antusiasme dan menggunakan banyak contoh untuk menjelaskan suatu hal. Mereka ingin memastikan bahwa lawan bicara benar-benar memahami gagasan yang mereka sampaikan, sehingga sering kali memperpanjang penjelasan dengan berbagai ilustrasi dan cerita pribadi. Meskipun terkadang bisa membuat orang lain kehilangan fokus, gaya komunikasi mereka sering kali dinilai menyenangkan.

3. ISFP

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/freepik)

Kepribadian ISFP cenderung lebih pendiam dan reflektif, tetapi ketika berbicara, mereka sering kali menggunakan banyak deskripsi dan detail sebelum mencapai poin utama. Mereka menikmati momen dan pengalaman secara mendalam, sehingga ketika menyampaikan sesuatu, mereka merasa perlu menceritakan suasana, perasaan, dan konteks sebelum akhirnya menyampaikan inti pembicaraan.

Selain itu, ISFP juga sangat sensitif terhadap perasaan orang lain, sehingga mereka cenderung berhati-hati dalam memilih kata-kata. Mereka tidak ingin terdengar terlalu langsung atau menyakiti perasaan orang lain, sehingga sering kali menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih halus dan tidak langsung. Gaya komunikasi mereka yang penuh kelembutan ini bisa terasa berbelit-belit bagi sebagian orang, tetapi juga bisa menciptakan suasana percakapan yang lebih hangat dan penuh empati.

4. INFJ

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/pch.vector)

Kepribadian INFJ dikenal sebagai pemikir yang kompleks dan mendalam. Mereka sering kali melihat berbagai makna tersembunyi dalam suatu pembicaraan dan ingin menyampaikan pemikiran mereka dengan cara yang penuh pertimbangan. Saat berbicara, mereka cenderung memberikan banyak latar belakang dan konteks sebelum akhirnya sampai ke inti pembicaraan. Ini terjadi karena mereka ingin memastikan bahwa pesan yang mereka sampaikan bisa dipahami dalam keseluruhan maknanya.

Selain itu, INFJ sering kali menggunakan bahasa yang metaforis atau simbolis dalam berbicara. Mereka tidak selalu menyampaikan sesuatu secara langsung karena lebih suka memberikan ruang bagi lawan bicara untuk merenungkan dan memahami maksud di balik kata-kata mereka. Meskipun ini membuat percakapan dengan mereka terasa mendalam dan bermakna, tetapi bagi orang yang lebih suka komunikasi lugas, gaya berbicara INFJ bisa terasa terlalu panjang dan tidak langsung.

5. ESFP

ilustrasi dua pria sedang berbicara (freepik.com/katemangostar)

Kepribadian ESFP dikenal sebagai individu yang penuh semangat dan suka bersosialisasi. Saat berbicara, mereka cenderung menggunakan banyak ekspresi, cerita, dan humor sebelum mencapai poin utama. Mereka menikmati interaksi yang dinamis dan sering kali membawa suasana percakapan yang penuh energi. Akibatnya, mereka bisa berbicara panjang lebar tentang berbagai hal yang mereka anggap menarik sebelum akhirnya menyampaikan tujuan utama pembicaraan.

Karena sifat mereka yang spontan dan penuh gairah, ESFP sering kali terdistraksi oleh berbagai hal di sekitar mereka saat berbicara. Mereka bisa tiba-tiba menyelipkan anekdot atau membahas sesuatu yang tidak terlalu relevan dengan topik utama, sehingga pembicaraan menjadi lebih panjang dan tidak langsung. Meskipun begitu, banyak orang menikmati gaya komunikasi mereka karena terasa menghibur dan tidak membosankan.

Setiap kepribadian memiliki gaya komunikasi yang unik, dan tidak langsung ke inti pembicaraan bukanlah sesuatu yang selalu negatif. Namun, memahami bagaimana cara berbicara seseorang bisa membantu dalam menyesuaikan cara berkomunikasi agar lebih efektif dalam berbagai situasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us