Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kiat Atasi Popcorn Brain Akibat Paparan Teknologi

ilustrasi gen dan popcorn(pexels.com/id-id/sammie-sander)
ilustrasi gen dan popcorn(pexels.com/id-id/sammie-sander)
Intinya sih...
  • Generasi Z rawan mengalami 'popcorn brain' akibat paparan teknologi dan informasi yang berlebihan.
  • Penggunaan media sosial secara bijak, non-aktifkan notifikasi, dan latihan mindfulness dapat membantu mengurangi efek popcorn brain.
  • Tidur yang cukup, istirahat dari perangkat digital, dan kegiatan non-digital juga penting untuk mencegah dan mengatasi popcorn brain.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahukah kamu apa itu popcorn brain? Generasi Z lebih rawan mengalaminya, lho. Dilansir Forbes, popcorn brain adalah kondisi mental di mana kurang memperhatikan, pikiran tidak fokus dan terbagi-bagi, serta cenderung cepat beralih dari satu topik ke topik lain. Sehingga dapat diumpamakan  letupan biji popcorn di dalam panci. Istilah popcorn brain ini pertama kali dicetuskan oleh peneliti Universitas Washington, David Levy pada tahun 2011.

Seperti diketahui generasi Z tumbuh di era digital dan intens menggunakan teknologi. Hampir sepanjang waktu mereka mendapat berbagai informasi dan hiburan dari perangkat digitalnya. Gen Z rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, handphone, atau tabletnya. Dampaknya mereka terpapar teknologi dan informasi yang  overload serta beraneka ragam. Dilansir Hindustan Times, dampak negatif  bukan hanya pada otak tetapi juga emosi, dan kesehatan mental. Sehingga kesulitan dalam perhatian, fokus, dan produktivitas. Popcorn brain sangat berbahaya maka perlu kiat mengatasinya. Berikut lima kiatnya, yaitu:

1.Batasi penggunaan media sosial

ilustrasi menggunakan sosial media (pexels.com/id-id/indraprojectsofficial)
ilustrasi menggunakan sosial media (pexels.com/id-id/indraprojectsofficial)

Media sosial hendaknya digunakan secara bijak karena jika digunakan secara berlebihan  akan mengancam kesehatan mental yaitu, memicu stres, depresi, dan kecemasan karena menerima informasi yang overload. Informasi yang overload ini membuat otak sulit fokus pada satu hal. Dengan demikian gejala popcorn brain tidak dapat dihindari. 

2.Non aktifkan notifikasi

ilustrasi non aktifkan notifikasi (pexels.com/id-id/polina-tankilevitch)
ilustrasi non aktifkan notifikasi (pexels.com/id-id/polina-tankilevitch)

Saat sedang online, situs media sosial dengan menggunakan algoritma akan memberi informasi, dan notifikasi secara berturut-turut. Hal ini menyebabkan stimulasi berlebihan pada sistim kerja otak karena selalu mendapat notifikasi.  Kondisi ini membuat kurang fokus,  sulit konsentrasi pada satu tugas karena otak terganggu oleh notifikasi. Maka dengan Non aktifkan notifikasi salah satu cara untuk mengurangi popcorn brain. Selain itu akan terhindar dari gangguan suara dan getaran pemberitahuan notifikasi yang masuk. 

3.Latihan mindfulness

Ilustrasi seorang wanita bermeditasi (pexels.com/@olly/)
Ilustrasi seorang wanita bermeditasi (pexels.com/@olly/)

Seperti diketahui dampak dari popcorn brain adalah susah fokus, dan konsentrasi sehingga akan mengganggu produktivitas. Nah, untuk mengatasinya lakukan latihan mindfulness. Dilansir Mayo Clinic, mindfulness adalah latihan untuk menenangkan pikiran dan perasaan. 

Latihan ini dapat mengatasi popcorn brain karena latihan mindfulness meningkatkan kesadaran akan pola pikir yang selalu melompat-lompat atau tidak fokus. Caranya adalah dengan meditasi, yoga, tai chi, jalan-jalan di alam, dan menulis. 

4.Cukup istirahat

ilustrasi tidur miring (pexels.com/id-id/olly)
ilustrasi tidur miring (pexels.com/id-id/olly)

Istirahat terutama tidur sangat penting agar tubuh menjadi bugar. Tidur juga salah satu cara untuk mengatasi popcorn brain. Jika tidur  cukup dapat membantu mengatur emosi. Dilansir Hindustan Times, kurang tidur cenderung jadi mudah marah,  cemas, dan stres. Emosi yang tidak stabil ini akan memperparah kondisi popcorn brain. Maka usahakan untuk cukup istirahat dan jangan terlalu lama berhadapan dengan perangkat digital. 

5.Libatkan diri dengan kegiatan non digital

ilustrasi menulis (pexels.com/id-id/olly)
ilustrasi menulis (pexels.com/id-id/olly)

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam di depan perangkat digital setiap hari, kamu perlu melakukan kegiatan non digital agar terhindar dari popcorn brain. Kegiatan non digital adalah kegiatan tidak melibatkan perangkat elektronik yang menggunakan layar. Seperti, ponsel, laptop, tablet,  dan komputer. 

Kegiatan non digital sangat penting karena dapat fokus melakukan pekerjaan dalam satu waktu tanpa gangguan notifikasi. Sehingga  kualitas dan kesejahteraan meningkat secara keseluruhan. Kegiatan non digital antara lain, membaca, berkebun, memasak, menulis, bermain, atau kumpul dengan keluarga. 

Popcorn brain kondisi yang dapat diatasi. Walau sering dikaitkan dengan generasi Z nyatanya siapa pun dapat mengalaminya maka bijak dalam menggunakan teknologi. Jadi ciptakan  keseimbangan  antara dunia digital dan dunia nyata, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
A  Nitha Nahfiah
EditorA Nitha Nahfiah
Follow Us