5 MBTI yang Rentan Mengalami Imposter Syndrome, Apakah Kamu Termasuk?

Apakah kamu suka meragukan diri sendiri dan merasa tidak layak? Jika ya, itu bisa jadi pertanda bahwa kamu terkena imposter syndrome. Imposter syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak layak atau meragukan kemampuannya, meskipun telah mencapai kesuksesan.
Sindrom ini dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa tipe kepribadian MBTI yang mungkin lebih rentan mengalami imposter syndrome.
Dalam artikel ini, penulis akan membahas lima tipe kepribadian MBTI yang sering mengalami imposter syndrome. Apakah MBTI-mu termasuk di antaranya?
1. INFP

INFP dikenal sebagai pribadi yang idealis dan empatik, selalu berusaha memenuhi harapan dan nilai-nilai yang dipegangnya. Meskipun kamu memiliki banyak potensi dan kreativitas, sering kali kamu meragukan diri sendiri dan merasa bahwa hasil karyamu tidak memenuhi standar tinggi yang kamu tetapkan.
Rasa tidak puas terhadap hasil ini sering kali muncul dari keinginanmu untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal yang kamu lakukan. Perasaan ini dapat membuatmu merasa seperti seorang imposter, meskipun orang lain secara objektif mengakui dan menghargai kontribusimu.
Akibatnya, ini dapat menghalangi kamu untuk merayakan pencapaianmu dan mengembangkan rasa percaya diri yang lebih kuat.
2. INFJ

Memiliki MBTI INFJ membuatmu sangat peka terhadap perasaan orang lain, menjadikanmu sosok yang empatik dan pengertian. Kamu memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai pribadi dan prinsip-prinsip yang kamu anut, yang sering kali mendorongmu untuk berkontribusi pada orang di sekitarmu.
Akan tetapi, ketika kamu merasa tidak mampu memenuhi harapan yang ditetapkan, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, perasaan tersebut dapat memicu keraguan dalam dirimu. Meskipun pada kenyataannya kamu telah memberikan dukungan yang berarti dan berdampak positif pada orang sekitar, rasa tidak cukup baik itu tetap mengganggu pikiranmu.
Hal ini membuat INFJ rentan terhadap imposter syndrome, karena selalu meragukan kemampuan dan kontribusinya, meskipun kamu telah berusaha keras dan memberikan yang terbaik.
3. INTJ

Tipe kepribadian ini memiliki kemampuan yang sangat baik dalam merencanakan dan mengatur berbagai aspek kehidupan, sehingga bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun INTJ sering memiliki visi yang jelas dan pemahaman yang mendalam tentang hal-hal rumit, terkadang hasil yang mereka capai tidak sesuai dengan harapan.
Ketidakpuasan terhadap hasil kerja ini pada akhirnya menimbulkan rasa tidak kompeten dalam dirimu, meskipun orang-orang di sekitarmu justru mengakui kemampuan dan keahlian yang kamu miliki.
Selain itu, karena kamu memiliki standar yang tinggi, kamu sering kali merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna, yang pada akhirnya dapat memicu imposter syndrome.
4. ISFP

ISFP sering kali memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan hasil karya yang diciptakan. Ketika hasilnya tidak sesuai dengan standar pribadimu, kamu mungkin merasa tidak cukup baik dan meragukan kemampuanmu sendiri.
Respon terhadap penilaian orang lain juga menjadi faktor penting bagimu, karena kamu cenderung memperhatikan bagaimana orang lain melihatmu. Kamu mungkin kesulitan untuk merayakan keberhasilan dan sering membandingkan diri dengan orang lain, yang dapat meningkatkan imposter syndrome yang kamu alami.
5. ENFP

ENFP sering kali memiliki banyak ide inovatif sehingga dikenal sebagai orang yang kreatif. Akan tetapi, di balik semangat dan ide-ide kreatifmu itu, kamu sering meragukan keaslian ide-ide tersebut serta kemampuanmu untuk mewujudkannya dalam bentuk nyata.
Keraguan ini dapat membuatmu merasa tidak yakin apakah ide-ide tersebut akan diterima oleh orang lain. Selain itu, ketika kamu menghadapi kritik, perasaan ragu itu bisa semakin menguat, sehingga memunculkan imposter syndrome. Akibatnya, kamu mungkin merasa bahwa kamu tidak pantas mendapatkan pengakuan atas kreativitas dan kontribusi yang telah kamu berikan.
Jika dilihat berdasarkan lima poin di atas, kepribadian introvert lebih rentan terkena imposter syndrome. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan introvert untuk lebih kritis terhadap diri sendiri dan merasa tertekan untuk memenuhi harapan orang lain.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali dan menghadapi perasaan tersebut agar dapat terhindar dari imposter syndrome serta meningkatkan kepercayaan diri.