5 Mindset yang Perlu Diubah Biar Gak Terjebak Gaya Hidup Glamor

Pernah gak sih merasa FOMO saat lihat teman-teman nongkrong di kafe aesthetic, liburan ke destinasi hits, atau belanja barang branded? Di era media sosial seperti sekarang, tanpa sadar kita sering kebawa tren dan akhirnya terjebak dalam gaya hidup glamor yang gak sesuai dengan kondisi finansial.
Padahal, kalau dibiarkan terus-menerus, kebiasaan ini bisa jadi bumerang buat keuangan di masa depan. Gak sedikit anak muda yang akhirnya terjebak utang kartu kredit atau pinjaman online cuma demi tampil "kekinian". Nah, biar gak ikut-ikutan, yuk ubah lima mindset berikut ini!
1. "Barang branded adalah ukuran status sosial dan prestise"

Siapa, sih yang gak senang punya barang branded? Selain kualitasnya bagus, kadang juga bikin lebih percaya diri. Tapi kalau sampai menganggap harga dan merek sebagai satu-satunya ukuran status sosial, itu bisa jadi jebakan.
Yang perlu disadari, prestise sejati gak datang dari barang yang kamu pakai, tapi dari pencapaian dan kontribusi yang kamu berikan. Daripada buang uang buat barang mahal yang sebenarnya gak terlalu butuh, lebih baik investasikan untuk pengembangan diri, misalnya ikut kursus atau pelatihan yang bisa menunjang kariermu.
2. "Setiap aktivitas wajib diposting untuk membuktikan eksistensi"

Kebiasaan membagikan setiap aktivitas di media sosial kadang bikin kita jadi konsumtif tanpa sadar. Rasanya pengin terus update tempat nongkrong baru, beli barang kekinian, atau ikut tren biar gak ketinggalan.
Padahal, kualitas hidup gak diukur dari seberapa estetik feed Instagram-mu, tapi dari seberapa bahagia kamu dalam kehidupan nyata. Coba sesekali nikmati momen tanpa harus sibuk memikirkan likes dan komentar orang lain.
3. "Gaji bulanan adalah tiket untuk foya-foya dan senang-senang"

Gaji baru masuk, langsung check out barang wishlist atau jajan tanpa mikir. Mindset "gaji buat senang-senang dulu" ini bahaya banget kalau dibiarkan terus.
Mulai sekarang, ubah pola pikir dengan prinsip "bayar diri sendiri dulu". Setiap kali dapat pemasukan, langsung sisihkan minimal 20 persen buat tabungan atau investasi sebelum membelanjakan sisanya untuk kebutuhan lain. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati hidup tanpa harus khawatir soal keuangan di masa depan.
4. "Naik transportasi umum menurunkan status sosial"

Banyak orang menganggap naik kendaraan pribadi lebih prestise daripada naik transportasi umum. Padahal, di kota-kota besar dunia, justru banyak profesional sukses yang lebih memilih transportasi umum karena lebih efisien dan ramah lingkungan.
Selain hemat biaya, naik transportasi umum juga bisa bantu mengurangi kemacetan dan polusi. Lagipula, uang yang kamu hemat dari ongkos transportasi bisa dialokasikan buat hal-hal yang lebih penting, misalnya nabung buat traveling ke tempat impian!
5. "YOLO: hidup hanya sekali, habiskan uang sepuasnya"

Banyak orang pakai alasan "You Only Live Once" (YOLO) buat membenarkan gaya hidup boros. Memang benar, hidup cuma sekali, tapi justru karena itu kamu harus bijak dalam mengelola keuangan supaya bisa menikmati hidup dalam jangka panjang.
Kuncinya adalah cari keseimbangan. Nikmati hidup, tapi tetap pikirkan masa depan. Jangan sampai terlalu fokus menikmati hari ini sampai lupa bahwa kamu juga butuh uang buat nanti.
Mengubah mindset soal keuangan memang gak instan, tapi penting buat masa depanmu. Mulailah dari langkah kecil, seperti bikin anggaran bulanan, menabung rutin, dan membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Hidup bahagia gak selalu harus glamor, yang penting kamu nyaman dan tenang dengan kondisi finansialmu sendiri. Jadi, udah siap untuk mengubah mindset-mu mulai sekarang?