Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pengingat agar Ambisi dan Kerja Keras Tak Bikin Stres di Usia Muda

ilustrasi stres (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi stres (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di usia muda, semangat untuk bekerja keras dan mencapai kemapanan biasanya sedang tinggi-tingginya. Apalagi dengan adanya pengaruh berbagai unggahan seperti harus menduduki posisi mentereng atau memiliki tabungan senilai sekian juta di usia tertentu.

Lama-kelamaan kamu bisa tertekan alih-alih termotivasi. Usia masih kepala dua atau awal tiga puluhan tahun, tetapi rasa penatmu dalam menjalani hidup melebihi para lansia. Kalau hal ini dibiarkan saja, lelah psikismu bakal tambah parah. Segera hentikan dan ingatlah hal ini, agar ambisimu tak bikin stres di usia muda.

1. Jika sekarang saja sudah lelah psikis, mampukah kamu menyelesaikan seluruh prosesnya?

ilustrasi lelah psikis (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi lelah psikis (pexels.com/Thirdman)

Kamu bekerja sekeras ini dan menyuburkan ambisi karena dirimu tahu proses yang harus ditempuh masih panjang. Pikirmu, bekerja lebih keras mungkin akan mempersingkat proses yang kudu dilalui. Persoalannya, kamu sudah dalam keadaan kelelahan setelah berbagai usaha yang terlalu keras untuk memacu diri.

Benar, kerja kerasmu boleh jadi bakal mempersingkat prosesmu dalam meraih hal-hal yang diinginkan. Akan tetapi, sejauh sampai hari ini kamu belum juga memperolehnya, proses yang tersisa tak diketahui masih seberapa panjang lagi. Jangan sampai perjalananmu sebenarnya tinggal sedikit, tapi kamu terhenti saking energimu sudah tak bersisa.

2. Faktanya, orang tidak harus memiliki banyak uang dan posisi mentereng untuk bisa tertawa lepas

ilustrasi bahagia (pexels.com/Nishant Aneja)

Tawa lepas adalah salah satu ekspresi kebahagiaan yang paling murni. Yuk, lihat orang-orang di sekitarmu. Apakah orang-orang yang mampu tertawa lepas hanya mereka yang berkantong super tebal? 

Kenyataannya, kenalanmu yang hartanya sudah tak kurang-kurang dan menduduki jabatan-jabatan strategis di kantor malah sering kali sulit tertawa. Jangankan tertawa, tersenyum saja jarang. Sebagiannya bahkan lebih mudah marah dan bersikap buruk pada orang lain.

Jadi, tentukan apa yang paling penting bagimu. Memiliki cukup uang untuk memberimu kehidupan yang layak tentu penting. Namun, meraih kebahagiaan sejati juga tidak bisa dinomorduakan. Semua materi dan posisi yang diraih bakal terasa sia-sia apabila setelahnya hatimu tidak lebih bahagia.

3. Bila mengingat mimpi terbesar di masa depan bikin tertekan, gak ada salahnya jalani hari demi hari saja

ilustrasi berjalan (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Menjalani hari demi hari barangkali tampak kelewat dangkal buat kamu yang punya mimpi besar di masa depan. Akan tetapi, jika pikiranmu terlalu fokus pada pencapaian puluhan tahun lagi, kamu pasti akan mudah stres.

Padahal, hari demi hari yang dijalani juga tidak kalah penting dari mimpi besar di masa depan. Sebab apa-apa yang kamu kerjakan saat ini akan sangat memengaruhi tercapai atau tidaknya mimpimu kelak. Terpenting kamu tidak melupakan mimpimu dan menjalani hidup dari hari ke hari justru meringankan pikiranmu.

4. Lihat perjuangan orangtua dalam membesarkanmu, ada ketidakyakinan tapi akhirnya mereka berhasil juga

ilustrasi ayah bekerja (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi ayah bekerja (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Kalau orangtuamu masih ada, setiap kamu gelisah oleh ambisi sendiri, tak ada salahnya mencoba membicarakannya dengan mereka. Kamu dapat bertanya soal kesulitan-kesulitan yang pernah mereka alami saat membesarkanmu dan saudara-saudaramu.

Mereka pastinya juga mengalami fase sulit dalam pekerjaan dan keuangan. Sementara itu, biaya untuk menghidupi kalian kudu terus dikeluarkan. Namun sesulit-sulitnya kondisi, akhirnya mereka mampu juga mengantarkanmu sampai menyelesaikan pendidikan.

Ada pelajaran berharga tentang hidup yang mesti kamu petik di sini. Bahwa berbagai kecemasan yang ditimbulkan oleh ambisimu yang terlalu besar atau lecutan buat terus bekerja akan ada jalan keluarnya. Kamu tidak benar-benar bekerja sendirian, melainkan semesta juga memberikan dukungan seiring dengan ikhtiarmu.

5. Jangan biarkan ambisi dan kerja keras merampas seluruh waktu dan energimu

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/cottonbro)

Kamu memforsir diri buat hal-hal yang belum tentu akan dimiliki. Sedang hal-hal yang telah dipunyai justru dilupakan atau kurang kamu nikmati. Seperti ilustrasi di atas. Seorang ayah sampai mengabaikan putri cantiknya untuk terus bekerja.

Ia barangkali lupa bahwa memiliki anak juga karunia yang amat besar dalam hidup. Maka sebanyak-banyaknya waktu dan energi yang kamu curahkan untuk pekerjaan serta mimpi, jangan sampai dirimu lupa menikmati apa pun yang dipunyai sekarang. Termasuk, menjalin interaksi dengan orang-orang terdekat.

Bekerja keras dan memiliki ambisi memang penting untuk mencapai apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, jaga keduanya supaya kamu terhindar dari stres berlebih di usia muda. Nikmati hidupmu sambil terus berjalan menuju mimpi-mimpimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us