Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Hadiah dari Ayah Tak Terlupakan, Kamu Masih Menyimpannya?

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Kindel Media)

Adakah hadiah dari ayah yang masih kamu simpan hingga saat ini? Misalnya, mainan, boneka, atau jersey? Hadiah dari ayah memang bisa membekas mendalam pada perasaan anak.

Oleh sebab itu, kelak kamu menjadi ayah pun gak perlu ragu untuk memberi anak hadiah sekalipun pasanganmu sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Ini dia lima sebab, mengapa kamu masih menyimpan hadiah dari ayah. Istimewa!

1. Ayah jarang memberi hadiah dibandingkan ibu

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/cottonbro studio)

Jarangnya ayah memberikan hadiah secara langsung pada anak bukan artinya ia pelit. Akan tetapi bisa karena hampir seluruh penghasilannya telah diberikan pada istri. Atau, ayah terlalu sibuk dan tinggal terpisah dari keluarga.

Maka begitu ayah memberikan kado, anak biasanya akan terus mengingatnya. Itu menjadi kenangan manis bagi anak sampai masa dewasanya. Kalau hadiah dari ibu malah bisa terasa biasa saja saking seringnya ia memberi anak berbagai hal.

2. Hadiah dari ayah sesuai sekali dengan keinginan anak

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/RODNAE Productions)

Ketika hendak memberikan hadiah, perempuan biasanya memikirkan penggunaannya dalam jangka panjang. Apa yang ke depan bakal lebih berguna buat anak? Sedangkan laki-laki lebih spontan serta berfokus pada hari ini.

Akibatnya, kado dari ayah mengutamakan keinginan anak. Selagi uangnya ada, ia bakal langsung membeli sesuatu yang diinginkan anak. Padahal jika anak memintanya pada ibu belum tentu diberi dengan berbagai alasan.

3. Gak pakai banyak janji, pulang-pulang bawa hadiah

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Gustavo Fring)

Seorang ayah mungkin tidak banyak bicara di rumah. Namun dalam hati ia sudah merencanakan akan membelikan anak sesuatu begitu gajian. Ini menjadi kejutan buat anak.

Apa pun hadiah yang dibawa pulang, anak merasa senang sekali. Terlebih jika bertepatan dengan suasana hati anak yang tengah kurang baik. Pemberian dari ayah seketika menghapus kesedihan atau kekesalannya 

4. Hadiahnya meningkatkan skill anak

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ayah senang memberi hadiah yang lain dari kado yang biasa diterima anak. Sekalipun sama-sama mainan, hadiah dari ayah sering lebih menantang kemampuan anak dalam merakitnya. Misalnya, robot atau lego.

Makin menyenangkan karena mainan itu membuka kesempatan untuk anak bermain bersama ayah. Begitu juga hadiah lain seperti peralatan olahraga. Kado dari ayah bukan sekadar sesuatu yang dapat dipakai atau dipajang, melainkan melatih skill anak.

5. Anak dan ibu sama-sama mendapat hadiah dari ayah

ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Анна Хазова)
ilustrasi hadiah dari ayah (pexels.com/Анна Хазова)

Suasana di rumah jadi auto meriah saat ayah pulang membawa hadiah. Pasalnya, ayah tidak hanya menghadiahi anak, melainkan juga ada jatah untuk pasangannya. Ini bikin anak dan ibu penasaran dengan kado masing-masing.

Meski uang di dompet ayah tak banyak, rupanya sebisa mungkin ia membagi kebahagiaan buat dua orang yang amat disayanginya. Ayah sendiri tidak masalah kalau dia tak membeli apa-apa buat diri sendiri. 

Sekalipun gak sering, kebiasaan ayah memberi hadiah pada anak juga patut kamu tiru. Sesederhana apa pun pemberianmu, anak bisa mengingatnya sepanjang masa. Bahkan hadiah darimu mungkin masih akan disimpannya sampai kamu tiada. Sebagai kenangan manis dan pengobat rindu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us