5 Sikap saat Mengetahui Temanmu Depresi, Jangan Hakimi

Siapa pun bisa mengalami depresi. Tak peduli apakah kamu memiliki status terpandang, materi berlimpah, atau punya kehidupan yang tampak sempurna.
Sering memendam perasaan, berlarut-larut terjebak dalam relasi toksik dapat membuat seseorang yang kuat sekalipun mengalami depresi. Ketika depresi terjadi pada teman kamu, ada beberapa sikap penting yang bisa kamu lakukan untuk membantunya. Untuk tahu kelanjutannya, simak ulasan di bawah ini, yuk!
1. Mendengarkannya tanpa menghakimi

Orang yang depresi sering sungkan untuk menceritakan beban pikirannya karena khawatir dihakimi. Dibilang ‘kurang iman’, ‘kurang ibadah’, ‘kurang bersyukur’, atau label lain yang semakin membuatnya tertekan.
Bila kamu melihat teman yang sikapnya berubah, dan menampakkan tanda depresi, maka cobalah dekati dia supaya bisa lebih terbuka. Saat dia berkeluh kesah atau menceritakan masalahnya, jangan menghakimi dengan label-label yang membuat dia merasa semakin buruk. Dengarkan saja, karena terkadang ia hanya butuh didengarkan untuk mengusir rasa kesepian yang menggelayuti hatinya.
2. Jangan terlalu kepo sampai membuatnya gak nyaman

Ketika mendengar teman bercerita, sangatlah wajar ketika kamu ingin mengetahui persoalannya lebih dalam. Akan tetapi, tahan rasa ingin tahumu itu, dan biarkan dia bercerita sesuai dengan apa yang membuatnya nyaman.
Bila kamu terlalu berusaha mengorek informasi, khawatirnya dia jadi merasa risi. Di kemudian hari, dia jadi kapok menceritakan keluh kesahnya kepadamu, dan lebih memilih memendam sendiri dalam diam.
3. Berusaha melihat masalah dari sudut pandangnya

Di antara hal yang membuat kamu sulit memahami perasaan orang lain, yakni berusaha melihat satu persoalan dari sudut pandangmu. Cobalah untuk berusaha melihat masalah dari sudut pandangnya. Maka, boleh jadi persoalan yang kamu anggap ringan, ternyata justru jadi hal terberat dan ujian ‘unik’ bagi hidupnya.
Dengan memahami persoalan dari kacamatanya, kamu jadi lebih bisa berempati. Kamu gak berusaha memaksakan standarmu ke dirinya. Sikap empatimu tersebut setidaknya bisa sedikit meringankan beban jiwa yang selama ini hanya ditanggungnya sendiri.
4. Yakinkan kalau kamu selalu ada untuknya

Bila temanmu itu termasuk yang masih sulit bersikap terbuka, setidaknya yakinkan padanya. Apabila dia merasa sudah nyaman untuk bercerita, maka kamu akan selalu ada untuknya.
Meski niatmu baik supaya dia gak terus-menerus menyimpan masalahnya sendiri, tapi jangan dipaksa. Biarkan dia memutuskan sendiri waktu yang tepat untuk menceritakan masalahnya.
5. Hindari menyalahkannya

Sekalipun situasi yang terjadi akibat ulahnya sendiri, gak perlu menyalahkan dirinya. Bila kamu melakukan itu, temanmu itu akan merasa sudah jatuh tertimpa tangga pula. Maksud hati ingin mendapatkan dukungan, yang ada malah disalahkan.
Sebagai contoh, sejak awal kamu sudah mewanti-wanti kalau pasangannya itu toksik. Hanya saja, peringatanmu itu gak digubris olehnya. Sampai akhirnya kondisi terus memburuk, menyebabkan dia depresi.
Gak perlu menyalahkan dia atau berandai-andai bila saja dulu dia mendengarkan wejanganmu. Dekati dia, temani dia, dan yakinkan kalau masa-masa gelap ini gak akan selamanya. Kamu akan selalu ada untuknya sampai dia menemukan cahaya kehidupannya kembali.
Depresi sering diremehkan, padahal kenyataannya hal tersebut benar-benar jadi mimpi buruk bagi penderitanya. Dengan menerapkan poin-poin tadi, setidaknya bisa membantumu jadi teman yang baik, dengan menemani dirinya saat berada di situasi sulit. Ingat, ya, jangan menghakimi!