5 Sisi Buruk Orang yang Hobi Panjat Sosial, Bisa Dijauhi Orang!

Istilah panjat sosial rasanya sudah familier. Hal ini biasanya merujuk pada fenomena seseorang yang melakukan berbagai aktivitas dengan tujuan untuk meningkatkan citra dirinya di tengah masyarakat, namun cenderung menggunakan cara yang buruk.
"Sebagian besar dari kita akan merasa bersalah ketika mendapatkan pujian atas pekerjaan atau pencapaian orang lain," kata Art Markman, psikolog Universitas Texas dan blogger, dilansir Psycholody Today.
"Tetapi yang lain mendefinisikan ulang tindakan mereka (social climbers) sebagai hal yang normal karena 'dia sudah datang' atau 'membenarkan caranya'," lanjut Markman.
Panjat sosial atau social climbers ini sebenarnya gak baik bagi diri seseorang. Alasannya beragam, mulai dari membuat hidup gak nyaman sampai menyiksa diri. Yuk, cek informasi selengkapnya di bawah ini!
1. Dibenci orang

Orang yang gemar panjat sosial jelas akan dibenci oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini karena mereka akan senantiasa melakukan apa saja untuk meningkatkan citranya, meski dengan cara yang tidak baik.
Alih-alih kamu disenangi orang, jika caramu saja sudah merugikan dan membawa dampak yang buruk, maka orang pun akan gak segan membencimu. Bahkan saking buruknya, mereka bisa menjauh, lho!
2. Membohongi diri sendiri dan orang lain

Gemar panjat sosial juga gak baik bagi perkembangan diri. Bayangkan saja, kamu yang sebenarnya tidak memiliki suatu barang atau sebelumnya tidak menyukai melakukan suatu hal, namun karena mengejar citra sosial kamu rela memaksa keadaan untuk menyanggupinya.
Hal ini tentu sama saja dengan membohongi diri sendiri dan orang lain, bahwa sebenarnya kamu gak suka tapi malah memaksa. Alih-alih melakukannya, lebih baik tampil apa adanya tapi bahagia maksimal, kan?
3. Menyiksa diri

Sejalan dengan poin sebelumnya, saat kamu memaksakan semuanya untuk bisa dimiliki, bisa melakukan hal-hal trendi tapi sebenarnya dirimu tidak bisa, maka kamu sudah termasuk menyiksa diri. Ingatlah, bahwa menjadi orang yang haus akan citra sosial tidak selamanya membawa manfaat.
Menyiksa diri juga bisa membawamu ke dalam kondisi mental yang gak stabil. Mudah emosi bahkan pikiran gak bisa tenang, menjadi hal yang gak baik untuk kesehatan mentalmu.
4. Rela melakukan tindakan negatif agar jadi perhatian

Orang yang panjat sosial biasanya rela melakukan apa pun. Tujuannya hanya satu, mereka bisa menjadi pusat perhatian dan memiliki citra sebagai panutan di mata masyarakat.
Ketika mereka tidak bisa mencapai tujuannya tersebut, mereka pun mulai berpikir hal negatif lainnya. Mereka seolah gak memiliki ketakutan karena sudah termakan obsesi.
5. Hidup jadi tidak tenang

Alih-alih memutuskan untuk meningkatkan kualitas diri dengan berkarier atau menekuni ragam skills, orang yang panjat sosial lebih sibuk melakukan hal di luar itu. Misalnya, mereka memaksa dirinya untuk liburan ke negara tertentu atau sekadar memiliki barang branded yang esensi tujuannya belum begitu jelas.
"Jika tujuan utamamu adalah status tinggi, kamu tidak akan menikmatinya begitu kamu berada di sana," kata Art Markman.
Adanya perasaan gak mau kalah dengan yang lain dan obsesi berlebihan menjadikan orang yang hobi panjat sosial ini gak akan bisa hidup tenang. Pikiran mereka hanya sibuk memikirkan hal yang gak begitu bermanfaat. Lantas, ketika keinginanya gak bisa terpenuhi, mereka pun jadi pusing sendiri.
Gak bisa dipungkiri semua orang pasti senang ketika mendapatkan pujian. Namun, alangkah baiknya jika pujian yang diterima itu merupakan pencapaian diri kita sebenarnya tanpa melalui cara yang curang seperti yang biasa dilakukan oleh social climbers. Hati-hati, ya!