5 Solusi Atasi Low Self-Esteem Akibat Kecanduan Media Sosial

Tidak bisa dimungkiri bahwa di era digital saat ini media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Hadirnya berbagai macam platform media sosial yang mewadahi aktivitas komunikasi manusia meluas hingga ke berbagai lini, sehingga memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman, berbagi momen penting, menuntaskan pekerjaan, bahkan mengeksplorasi banyak aspek kehidupan figur yang muncul di media sosial. Namun, disamping manfaatnya yang begitu banyak, terdapat efek negatif sosial media terhadap self-esteem seseorang.
Self-esteem atau harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini didasarkan pada kemampuan, penampilan, dan citra diri. Self-esteem yang positif mencerminkan penilaian dan penghargaan diri yang baik. Sebaliknya, self-esteem negatif merupakan penilaian yang tidak sehat terhadap diri sendiri dan menimbulkan rasa tidak mampu, tidak percaya diri, dan tidak berharga. Media sosial dapat menjadi tempat yang subur bagi cyberbullying dan komentar negatif yang dapat merusak psikologis dan emosional seseorang. Oleh itu kamu perlu tahu apa saja langkah-langkah manajemen diri untuk mencegah sosial media mempengaruhi self-esteem kamu!
1. Menetapkan batas waktu penggunaan media sosial

Membatasi diri dalam menggunakan media sosial merupakan langkah efektif untuk mencegah rendah diri atau low self-esteem. Frekuensi bermain media sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi mental seseorang. Hal ini disebabkan berbagai konten yang dikonsumsi lewat sosial media seringkali menimbulkan perbandingan terhadap diri sendiri dengan orang lain, kurasi kehidupan yang tidak realistis, hingga ketergantungan pada validasi eksternal.
Hal ini dapat dicegah dengan membatasi frekuensi penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Kamu bisa mengatur alarm untuk membatasi waktu yang dihabiskan menggunakan media sosial setiap hari. Penting juga untuk menentukan waktu-waktu khusus dalam memeriksa media sosial, misalnya 1 jam pada pagi hari, 1 jam pada siang hari, dan 1 jam pada malam hari. Perlu diingat bahwa harus ada kemauan yang kuat dari dalam diri untuk bisa disiplin melakukan pembatasan media sosial sehari-hari.
2. Selektif dalam memilih konten yang dikonsumsi

Memilih konten yang dikonsumsi secara selektif dapat mempengaruhi algoritma media sosial agar hanya menampilkan konten-konten yang berpengaruh positif untuk kamu. Pilihlah jenis konten yang menginspirasi, mendidik, dan menyalurkan energi positif, serta hindari jenis konten yang membuatmu merasa iri, minder, dan rendah diri. Seleksi terhadap konten dapat kamu lakukan melalui banyak langkah, diantaranya dengan meng-unfollow dan mematikan notifikasi dari akun yang sering kali memicu emosi negatif bagimu, selain itu kamu juga bisa mengikuti akun yang memberikan inspirasi dan motivasi yang mendukung kesehatan mental kamu.
Langkah ini merupakan bentuk eliminasi terhadap distraksi, sehingga kamu tidak terfokus pada hal-hal yang merusak rasa percaya dirimu. Cobalah untuk fokus pada usaha dan progres yang kamu lakukan untuk keluar dari kondisi low self-esteem melalui kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat.
3. Menerapkan detoks media sosial rutin

Social Media Detox adalah aktivitas mengambil jeda dari penggunaan media sosial pada satu periode tertentu untuk meningkatkan kesehatan mental dan emosi. Penggunaan media sosial secara berlebihan dapat menjadi penyebab utama gejala stress dan kecemasan atau yang sering disebut dengan anxiety. Pemicu utamanya adalah paparan terus-menerus akan informasi negatif dan perbandingan sosial. Maka dari itu, diperlukan adanya fase ‘istirahat’ dari berbagai paparan negatif tersebut.
Saat memulai social media detox, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang jelas akan apa yang kamu harapkan dari proses ini, seperti mengurangi stress, meningkatkan produktivitas, atau memperbaiki jadwal tidur. Kemudian, tentukan durasi detoks seperti pada akhir pekan, setiap dua hari sekali atau bahkan seminggu. Mulailah secara perlahan jika kamu merasa sulit untuk sepenuhnya berhenti. Cobalah untuk mengurangi waktu penggunaan media sosial secara bertahap.
4. Fokus pada aktivitas dan interaksi nyata

Interaksi nyata adalah berbagai bentuk kegiatan dan komunikasi yang melibatkan pertemuan langsung dengan orang lain. Hubungan tatap muka atau interaksi langsung yang dapat menstimulasi emosi menjadi lebih sehat dan stabil. Melalui interaksi sosial nyata, kita merasakan energi sosial dan dukungan secara langsung yang tidak bisa didapat melalui interaksi di media sosial. Interaksi langsung di dunia nyata memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, ruang untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan membangun harga diri yang stabil dan sehat.
Ada banyak bentuk interaksi sosial secara langsung yang dapat kamu ikuti. Seperti event olahraga, menghadiri kelas seni atau memasak, mengikuti organisasi masyarakat, atau sekadar berbincang dengan teman. Bentuk-bentuk interaksi nyata ini memungkinkan individu untuk merasa lebih terhubung, dihargai, dan didukung, yang berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi low self-esteem.
5. Melakukan refleksi diri

Refleksi diri merupakan proses merenungkan diri, tindakan, pikiran, dan perasaan yang dilakukan untuk memahami diri sendiri. Refleksi diri dapat membantu meningkatkan kesadaran seseorang untuk menangkap pola pikir negatif yang merusak self-esteem dan menggantinya dengan pola pikir yang positif. Melalui refleksi diri seseorang dapat berlatih untuk mengelola emosi negatif seperti rasa takut, cemas, dan rasa tidak nyaman untuk memikirkan jalan keluar yang sehat dalam menghadapinya. Selain itu, refleksi diri juga membantu seseorang untuk mengembangkan empati dan rasa cinta terhadap diri sendiri, sehingga memungkinkan seseorang untuk membangun hubungan yang baik dengan dirinya sendiri.
Kontrol terhadap diri sendiri sangat diperlukan dalam menggunakan media sosial untuk mencegah munculnya perbandingan sosial dan tekanan untuk tampil sempurna yang berakibat pada low self-esteem. Manfaat penggunaan sosial media yang bijak akan berdampak pada kesehatan mental dan pengendalian emosi seseorang. Oleh karena itu, gunakanlah media sosial secara positif untuk mencegah terjadinya low self-esteem.