5 Tanda Bahwa Kamu dan Temanmu Diam-Diam Sedang Bersaing, Awas!

Pernah merasa seperti kamu dan sahabatmu selalu berlomba-lomba dalam segala hal? Bukannya saling mendukung, setiap percakapan justru terasa seperti ajang pamer pencapaian atau adu siapa yang lebih hebat. Persaingan kecil dalam persahabatan sebenarnya wajar, tapi kalau terlalu sering terjadi, bisa jadi tanda bahwa hubungan kalian lebih bersifat kompetitif daripada suportif.
Terkadang, persaingan ini muncul tanpa disadari. Mungkin awalnya hanya bercanda, tapi lama-kelamaan ada perasaan tak nyaman setiap kali berbicara satu sama lain. Nah, berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa persahabatanmu mulai berubah menjadi kompetisi. Kira-kira apa saja, ya?
1. Saling membandingkan pencapaian

Jika setiap kali kamu berbagi kabar baik, temanmu selalu menanggapi dengan cerita tentang pencapaiannya sendiri, bisa jadi kalian sedang bersaing tanpa sadar. Misalnya, saat kamu bilang baru saja mendapat promosi, mereka langsung membalas dengan pencapaiannya seolah ingin menunjukkan bahwa mereka juga tak kalah sukses.
Ini bukan sekadar berbagi kebahagiaan, melainkan ada unsur perbandingan yang bisa membuat persahabatan terasa lebih seperti perlombaan. Meskipun sedikit kompetisi bisa memotivasi, jika kamu atau temanmu terus-menerus merasa harus membuktikan diri, ini bisa mengikis hubungan. Pasalnya, persahabatan yang sehat seharusnya menjadi tempat untuk saling mendukung.
2. Ada rasa cemburu saat salah satu lebih unggul

Dalam persahabatan, keberhasilan teman adalah sesuatu yang patut dirayakan bersama. Tapi jika temanmu kurang antusias atau bahkan sedikit kesal saat kamu mendapatkan sesuatu yang baik, ini bisa jadi tanda bahwa ada persaingan tersembunyi. Misalnya, saat diterima di pekerjaan impianmu, mereka malah mengalihkan pembicaraan atau mengomentari hal negatif tentang pekerjaan itu.
Tentu saja, perasaan iri bisa muncul secara alami, tapi jika terlalu sering terjadi itu bisa merusak hubungan. Jika kamu juga merasa ada sedikit kepuasan saat temanmu mengalami kegagalan kecil, berarti hubungan kalian mungkin tidak seharmonis yang dikira. Persahabatan yang baik seharusnya memberikan ruang untuk saling mendukung tanpa ada rasa iri.
3. Sering ada kompetisi dalam hal kecil

Apakah temanmu selalu ingin menang dalam percakapan sehari-hari? Misalnya, saat kamu bilang sedang lelah karena kerja lembur, mereka akan membalas dengan, "Aku malah belum tidur dua hari karena kerjaan." Atau saat kamu cerita tentang liburan seru yang kamu jalani, mereka akan langsung membalas dengan cerita yang lebih hebat seolah ingin menyaingi pengalamanmu.
Jika obrolan sering berubah menjadi ajang pamer siapa yang lebih sibuk, lebih sukses, atau lebih keren, maka hubungan kalian lebih bersifat kompetitif daripada suportif. Persahabatan yang sehat tidak perlu selalu diukur dengan siapa yang memiliki pengalaman lebih menarik atau kehidupan yang lebih sibuk.
Jika komunikasi lebih sering terasa seperti perlombaan daripada percakapan yang santai, mungkin ada baiknya untuk mengurangi intensitas interaksi dan melihat apakah hubungan ini benar-benar memberikan kenyamanan.
4. Tidak bisa berbagi kelemahan

Dalam hubungan pertemanan yang sehat, seharusnya kamu bisa berbagi kegagalan dan kelemahan tanpa takut dihakimi. Namun, jika kalian selalu berusaha terlihat sempurna dan tidak pernah menunjukkan kesulitan yang dihadapi, bisa jadi ada elemen persaingan dalam hubungan. Apabila satu dari kalian merasa enggan untuk mengakui kekurangan, berarti ada tekanan untuk selalu tampak lebih unggul.
Terkadang, teman yang terlalu kompetitif juga bisa meremehkan masalah yang kamu alami. Misalnya, saat kamu bercerita sedang mengalami masa sulit, mereka menanggapinya dengan, "Ah, itu masih belum seberapa dibanding apa yang aku alami." Padahal, persahabatan yang sehat seharusnya menjadi tempat untuk saling mendukung satu sama lain.
5. Ada rasa puas saat yang lain mengalami kesulitan

Tanda paling jelas dari persaingan tidak sehat dalam persahabatan adalah ketika salah satu dari kalian merasa sedikit puas saat yang lain mengalami kesulitan. Misalnya, jika temanmu terlihat senang atau tidak terlalu peduli saat kamu menghadapi masalah, itu bisa jadi pertanda bahwa mereka melihatmu lebih sebagai saingan daripada sahabat.
Tentu saja, teman yang baik tetap bisa punya kehidupan sendiri dan tidak selalu tersedia setiap saat. Tapi jika mereka tampak kurang peduli atau bahkan senang saat kamu sedang mengalami kesulitan, itu tanda bahwa hubungan kalian mungkin tidak seimbang. Persahabatan seharusnya didasarkan pada rasa empati, bukan keinginan untuk merasa lebih baik dengan melihat teman sendiri gagal.
Persahabatan yang sehat seharusnya terasa nyaman dan memberikan dukungan, bukan tekanan untuk selalu bersaing. Tidak ada salahnya mengambil jarak atau bahkan mengakhiri hubungan jika ternyata lebih banyak dampak negatif daripada positif dalam hidupmu, ya!