5 Tanda Kamu Gak Perlu Merespons Fitnah, Terlalu Menghabiskan Energi

Fitnah lebih dari sekadar perkataan yang tidak benar. Siapa pun bisa terkadang gak akurat dalam memberikan informasi. Namun, dia bukan sedang memfitnah orang lain. Jika seseorang memfitnahmu, artinya perkataannya yang tidak benar ditujukan buat merugikanmu.
Ada kesengajaan di sana dan bukan semata-mata kesalahan info. Orang yang memfitnah memiliki tujuan tertentu. Biasanya dalam rangka menjatuhkanmu atau membuat citramu menjadi buruk di mata orang lain. Ia juga membencimu secara pribadi sehingga terus mencari cara buat menyebarkan fitnah.
Tentu kamu merasa jengkel saat difitnah. Dirimu berpikir harus segera membela diri, meluruskan kebenarannya, bahkan memberi pelajaran pada si tukang fitnah biar kapok.
Namun, sebetulnya tak di setiap situasi kamu perlu merespons fitnah dengan sangat serius. Ada kalanya dirimu malah lebih baik mengabaikannya saja. Di bawah ini tanda kamu mending menghemat energi ketimbang sibuk menanggapi ulahnya.
1. Semua orang sudah tahu sepak terjangnya sebagai tukang fitnah

Setiap orang dikenal karena kebiasaan masing-masing. Ada orang yang tenar karena kebaikan hatinya, prestasinya, sifatnya yang bijaksana, dan sebagainya. Namun, ada pula orang yang populer akibat keburukan perilakunya. Termasuk orang yang memfitnahmu.
Kamu bukan orang pertama dan satu-satunya yang pernah difitnah olehnya. Banyak orang di sekitarmu telah terlebih dahulu mengalaminya. Sepak terjangnya sebagai tukang fitnah sudah menjadi rahasia umum. Ini bikin apa pun yang dikatakannya dan tentang siapa pun sebenarnya sudah gak dipercaya orang.
Ketika ia memfitnahmu, orang-orang cuma geleng-geleng kepala. Dia seperti pemain yang sibuk mementaskan drama sendirian di atas panggung. Ia berharap bisa menarik perhatian orang-orang. Akan tetapi, ternyata mereka telah kebal dengan caranya yang mudah sekali ditebak.
2. Orang yang berkaitan dengan fitnah itu lebih memercayaimu

Kamu difitnah atau tidak, terpenting adalah tetap mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Memang fitnah bisa membuat orang yang tadinya memercayaimu menjadi ragu bahkan membencimu. Namun, fitnah juga tak selalu berhasil mengubah persepsi mereka tentangmu.
Terutama jika reputasimu sudah dikenal luas. Contohnya, kamu difitnah hendak merekayasa produk dalam suatu kerja sama untuk mencari keuntungan pribadi. Namun, selama ini jejakmu bersih sekali dari kecurangan apa pun. Orang yang sudah lama menjadi partnermu telah membuktikan sendiri kejujuranmu.
Sekalipun fitnah itu sampai juga padanya dan kamu belum sempat meluruskan, ia sudah terlebih dahulu bilang memercayaimu. Cukup katakan terima kasih atas kepercayaan yang diberikannya meski dirimu sedang difitnah. Kamu sendiri gak perlu ambil pusing apalagi menghabiskan energi untuk berhadapan langsung dengan si tukang fitnah.
3. Kamu lagi gak punya energi buat meladeninya

Ukur energimu dulu sebelum dirimu memutuskan menghadapi orang yang berusaha mengusik. Tidak setiap saat kamu perlu bergegas menghadapinya. Pengganggu seperti ini apabila selalu diladeni malah menghambat agenda pentingmu. Dirimu menjadi rugi dua kali.
Pertama, namamu telah dicemarkan olehnya. Kedua, prioritasmu menjadi gak berjalan karena energimu terpakai untuk menanggapi fitnahnya. Ketika kamu sedang sibuk sekali atau sakit dan perlu rehat total, abaikan saja tukang fitnah sepertinya. Fokus pada agenda harian atau proses pemulihanmu.
Jangan membuat hidupmu menjadi gak terkendali sebab energi yang sangat terbatas habis terpakai buat hal yang kurang penting. Selagi kamu terus berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih utama, fitnahnya bisa reda sendiri. Kamu juga terhindar dari kemungkinan meresposnya penuh emosi. Saat akhirnya dirimu punya energi buat menanggapi, reaksimu sudah lebih tenang serta terukur.
4. Fitnahnya terlalu gak masuk akal

Saking seseorang berhasrat untuk menjatuhkan nama baikmu, terkadang fitnahnya menjadi begitu aneh. Misalnya, di kantor kamu difitnah telah memanipulasi sejumlah laporan. Padahal, berkas laporan itu gak disimpan olehmu. Ada orang lain yang lebih berwenang untuk menanganinya.
Bisa juga dirimu difitnah kerap meninggalkan kantor tanpa izin di jam kerja. Pernyataannya tidak bisa dibuktikan karena CCTV jelas menunjukkan kamu ada di kantor sepanjang jam kerja. Orang-orang juga melihatmu tidak ke mana-mana seharian. Tak ada gunanya buatmu menanggapi fitnah yang gak ada dasarnya.
Kamu jangan mau terjebak dalam permainan yang diciptakannya. Fitnahnya bahkan tidak dipersiapkan dengan matang. Itu membuat fitnahnya juga mudah terpatahkan dengan sendirinya. Dirimu hanya perlu merespons fitnah yang berpotensi berhasil menjatuhkanmu kalau dibiarkan.
5. Fitnahnya tak terlalu merugikanmu

Tidak ada fitnah yang menguntungkan korbannya. Kamu jengkel saja sudah menjadi bentuk kerugian akibat terkena fitnah. Tapi ukur tingkat kerugian yang timbul sebelum dirimu bereaksi. Misalnya, kamu difitnah berusaha mati-matian cari muka di depan atasan. Walau ada perasaan gak terima dalam dirimu, ayo cermati lagi tuduhan itu.
Memangnya ada anak buah yang tidak senang apabila mendapatkan perhatian dari atasannya? Toh, perhatian yang dimaksud bukan cinta romantis melainkan perhatian terhadap kinerja yang dianggap baik. Caramu dalam memperoleh atensi atasan juga tak neko-neko.
Kamu hanya mengerjakan tugasmu sebaik mungkin, aktif menyumbang gagasan, dan siap diandalkan dalam berbagai situasi. Apa yang dilakukan olehmu tidak merugikan siapa pun. Malah bermanfaat buat kemajuan kantor yang berarti seharusnya juga disyukuri oleh teman-temanmu. Hanya pengecut yang tidak berani berkompetisi secara sehat buat memperoleh perhatian atasan lalu main fitnah.
Meski fitnah berbahaya, jangan terlalu cemas ketika dirimu mengalaminya. Terlampau cepat tanggap bukan tindakan yang tepat buat situasi di atas. Tetap tenang dan jangan kehilangan fokus terhadap hal-hal yang lebih utama buat saat ini. Orang yang memfitnahmu bakal gigit jari melihat taktiknya tak berhasil.