Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Mengalami Empathy Fatigue, Jangan Abaikan!

ilustrasi perempuan mengalami empathy fatigue
ilustrasi perempuan mengalami empathy fatigue (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kamu merasa lelah emosional setelah mendengar masalah orang lain.
  • Kamu mulai merasa mati rasa terhadap cerita atau kesedihan orang lain.
  • Kamu sering merasa kewalahan dan cepat marah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang yang kuat mendengarkan keluhan orang lain tapi diam-diam melemah saat menjaga emosinya sendiri. Kondisi ini sering muncul sebagai empathy fatigue, yaitu kelelahan emosional akibat terlalu banyak memberi ruang untuk perasaan orang lain. Saat kamu terlalu fokus membantu, kamu mungkin gak sadar bahwa dirimu sendiri sedang kehabisan tenaga.

Dalam jangka panjang, keadaan ini bisa memengaruhi kesehatan mental, terutama buat kamu yang bekerja sebagai caregiver atau profesi yang mengutamakan empati. Kamu jadi mudah kewalahan, sulit membatasi diri, dan kehilangan semangat yang dulu kamu miliki. Yuk, simak lima tanda utama dari empathy fatigue yang wajib kamu waspadai sebelum berdampak lebih besar!

1. Kamu merasa lelah emosional setelah mendengar masalah orang lain

ilustrasi perempuan lelah
ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)

Rasa lelah yang muncul bukan berasal dari aktivitas fisik, tetapi dari energi emosional yang terkuras. Kamu mungkin masih bisa bekerja seperti biasa, tapi hatimu terasa penuh dan berat. Kondisi ini jadi tanda bahwa kamu membutuhkan batas emosi yang lebih jelas.

Kelelahan emosional ini sering muncul saat kamu terus memaksa diri untuk hadir bagi orang lain. Kamu ingin membantu, tetapi lupa bahwa kapasitasmu punya batas. Jika ini terus dibiarkan, kamu bisa kehilangan kemampuan untuk merasakan empati secara sehat.

2. Kamu mulai merasa mati rasa terhadap cerita atau kesedihan orang lain

ilustrasi perempuan mengobrol
ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/freepik)

Awalnya kamu sangat peduli, tetapi lama-lama responsmu terasa datar. Kamu gak lagi merasakan keterlibatan emosional seperti biasanya, bahkan saat cerita itu cukup berat. Ini adalah salah satu gejala utama dari empathy fatigue yang muncul tanpa kamu sadari.

Mati rasa bukan berarti kamu kejam, tetapi tubuhmu sedang berusaha melindungi diri dari kelebihan beban emosional. Ketika empati menurun, hubunganmu dengan orang lain bisa ikut terpengaruh. Kamu jadi sulit memberi respons hangat meski sebenarnya ingin membantu.

3. Kamu sering merasa kewalahan dan cepat marah

ilustrasi perempuan marah
ilustrasi perempuan marah (freepik.com/freepik)

Tanda lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatnya respons emosional negatif. Kamu lebih mudah tersinggung, cepat marah, atau merasa jenuh terhadap hal kecil. Semua itu terjadi karena mentalmu sudah mencapai batasnya.

Rasa kewalahan ini bisa membuatmu sulit berpikir jernih. Kamu ingin tetap peduli tapi justru merasa terbebani. Jika dibiarkan, kamu bisa mengalami caregiver burnout yang lebih parah dari sekadar kelelahan empati.

4. Kamu kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya membuatmu bahagia

ilustrasi perempuan jenuh
ilustrasi perempuan jenuh (freepik.com/senivpetro)

Kegiatan yang dulu terasa menyenangkan kini terasa sangat hambar dan datar. Kamu gak punya energi sama sekali untuk melakukan hal kecil yang biasanya bikin kamu semangat setiap hari. Ini adalah sinyal kuat bahwa emosimu sedang terkuras dan butuh perhatian lebih serius.

Saat empati bekerja terlalu keras sepanjang waktu, tubuhmu mengarahkan fokus hanya pada bertahan hidup, bukan menikmati momen kecil. Kamu bisa merasa kosong dan kurang termotivasi untuk melakukan aktivitas menyenangkan. Lama-lama, ini bisa berpengaruh besar pada kesehatan mental secara keseluruhan dan kualitas hidupmu.

5. Kamu sulit tidur karena memikirkan beban emosional orang lain

ilustrasi perempuan tidak bisa tidur
ilustrasi perempuan tidak bisa tidur (freepik.com/lookstudio)

Pikiranmu terasa penuh bahkan saat ingin beristirahat. Kamu memikirkan masalah orang lain seperti memikirkan masalahmu sendiri. Kondisi ini bikin tidurmu terganggu dan tubuhmu gak punya waktu untuk pulih.

Kurang tidur makin memperparah empathy fatigue dan membuatmu mudah stres. Kamu perlu memulai kebiasaan yang melindungi kesehatan emosimu. Salah satunya dengan memberi jarak aman antara bebanmu dan beban orang lain.

Menjaga empati itu penting, tapi kamu juga perlu menjaga diri agar tetap mampu hadir secara sehat untuk orang lain. Menyadari batas emosimu bukan berarti egois, justru itu langkah dewasa untuk memelihara energi dan mentalmu. Yuk, mulai sekarang beri ruang bagi dirimu untuk istirahat, menata ulang batas, dan kembali merawat empati dengan cara yang lebih aman!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Memakai Pembalut Sekali Pakai agar Tetap Nyaman saat Menstruasi

21 Nov 2025, 15:06 WIBLife