Superhero syndrome adalah istilah seseorang yang selalu ingin menjadi penyelamat. Ia merasa orang lain selalu butuh pertolongan dan dirinya adalah pahlawan yang siap membantu. Terdengar sebagai sindrom yang baik? Tentunya tidak.
Ketika merasa harus selalu menolong orang, kamu akan merasa terbebani. Padahal sesungguhnya, yang kamu bantu itu gak betul-betul butuh pertolongan kamu lho! Lalu, apa saja sih gejalanya? Yuk, simak tanda kamu punya superhero syndrome berikut ini!
Seseorang yang punya sindrom superhero, akan sangat susah berkata tidak. Mereka tidak bisa menolak permintaan orang. Mereka juga tidak bisa memberikan kabar buruk. Intinya, para "pahlawan" ini akan tetap berkata 'ya', meskipun tidak merasa mampu. Ini tentu sama saja dengan membohongi dirimu sendiri.
Mereka juga selalu merasa dirinya yang paling mampu. Oleh karena itu, ketika bekerja dalam tim, mereka sukar untuk mempercayai timnya sendiri. Mereka akan menjadi yang paling mengontrol dalam tim. Lebih parahnya lagi, mereka bisa mengerjakan mayoritas atau semua kerja tim sendirian.
Ini jelas sangat merugikan. Gak hanya merasa terbebani dengan banyaknya pekerjaan, tim juga akan menjadi manja.
Meskipun sudah melakukan banyak hal untuk orang-orang dan merasa terbebani karena mengerjakan semua sendiri, kamu masih merasa gak cukup baik. Ketika punya superhero syndrome, kamu merasa harus terus melakukan lebih, harus selalu membantu, harus selalu membuat orang lain bahagia. Lama kelamaan kamu capek sendiri lho!
Ketika menonton film, para "pahlawan" yang berhasil menyelamatkan dunia akan mendapat pujian dan apresiasi dari banyak orang. Pujian dan apresiasi inilah yang menjadi 'bayaran' setelah berjuang mati-matian.
Sama halnya ketika kamu punya superhero syndrome. Kamu haus akan pujian dan apresiasi. Oleh karena itu, kamu selalu 'menjadi penyelamat' orang untuk meraih pujian dan apresiasi.
Bagaikan pahlawan yang dielu-elukan semua orang, kamu juga ingin menjadi segalanya untuk semua orang. Kamu akan merasa bangga ketika banyak orang membutuhkan bantuanmu. Kamu butuh untuk dibutuhkan. Padahal, kita gak bisa selamanya membantu orang. Ada saatnya, kita juga butuh bantuan orang.
Jadi, apa kamu punya superhero syndrome?