5 Tanda Leader dengan Kecerdasan Emosional yang Baik, Perhatikan!

Ketika berbicara tentang kualitas kepemimpinan, kecerdasan emosional (Emotional Intelligence/EQ), menjadi semakin penting untuk dimiliki para pemimpin di seluruh dunia.
Seorang leader yang bertanggung jawab untuk menentukan corak organisasi. Itulah sebabnya kecerdasan emosional merupakan keterampilan yang sama pentingnya dengan keterampilan komunikasi dan teknis. Saat ini, para pemimpin telah sadar diri dan peduli dalam membina hubungan daripada sekadar memberi arahan.
Dalam dunia yang kompleks dan kompetitif saat ini, agar bisnis dapat bertahan, seorang leader harus memiliki kecerdasan emosional untuk memastikan bahwa organisasinya bertahan dalam lingkungan tersebut. Lantas, bagaimana ciri seorang leader dengan kecerdasan emosional yang baik? Cek tanda-tandanya!
1. Bijaksana dan menerima kritik

Leader dengan kecerdasan emosional yang baik, adalah mereka yang dapat dipercaya untuk berbagi informasi penting, bahkan saat informasi tersebut menunjukkan masalah yang terabaikan atau disalahpahami. Ini juga bisa berarti, mereka terbuka dan terhadap kritik, serta masukan positif maupun negatif.
Dengan kebijaksanaannya, mereka sadar betapa kondisi emosionalnya sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan, kognisi, dan kinerja tim. Para leader ini menggunakan kapasitasnya untuk secara selektif membangkitkan emosi guna memberi energi pada tim atau untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
Ketika ada kelemahan yang ditunjukkan, mereka mendengarkan. Leader dengan kecerdasan emosional sangat terbuka untuk menerima feedback yang jujur dari rekan kerja, sehingga memiliki self-awareness dan berkembang lebih jauh sebagai seorang pemimpin.
2. Memiliki empati secara kognitif dan emosional

Leader dengan kecerdasan emosional yang baik juga sangat peka terhadap kondisi orang lain dan memahami bahwa empati melibatkan komponen kognitif (memahami apa yang dialami orang lain) dan komponen emosional (merasakan apa yang dirasakan orang lain).
Bersikap empati tidak sama dengan bersikap simpatik. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, sedangkan simpati berarti berbagi emosi tertentu dengan orang lain. Bersikap empati merupakan seorang leader dengan kecerdasan emosional yang tinggi dan biasanya merupakan sifat utama pemimpin bisnis yang baik.
"Jika kamu pernah bekerja dengan pemimpin yang cerdas secara emosional, kamu mungkin akan menemukan bahwa ketika mereka bertanya, 'Apa kabar?' mereka benar-benar ingin tahu apa yang kamu alami dan sangat tertarik untuk mencari solusi yang terbaik untukmu," ungkap Shade Zahrai, Former Forbes Councils Member, mengutip laman Forbes.
Pertanyaan tersebut artinya mereka peka terhadap kondisi emosional suatu kelompok, memiliki perspektif yang empatik, memperhatikan sisi manusiawi dari bisnis, dan menunjukkan kepedulian yang tulus.
3. Mengakui kesalahan dan tahu cara meminta maaf

Terkadang orang melakukan kesalahan. Produk dikirim terlambat, rilis terbaru terus-menerus rusak, dan potensi untuk mengalami masalah terus muncul setiap hari. Leader dengan kecerdasan emosional yang baik selalu mempertimbangkan bagaimana sistem dan praktik berperan, sebelum mereka mulai menyalahkan seseorang.
Sang pemimpin juga merenungkan kontribusi diri terhadap suatu masalah dan bertanggung jawab, terutama ketika mereka adalah pengambil keputusan akhir. Baik pemimpin maupun anggota tim tidaklah sempurna, dan kesalahan merupakan bagian yang tak terelakkan dari kehidupan.
Leader yang cerdas secara emosional mampu mengakui kesalahan dan tetap berempati ketika anggota tim. Self-awareness dan kemampuan untuk meminta maaf merupakan elemen penting dari kepemimpinan yang baik, seperti halnya kemauan untuk menerima permintaan maaf yang tulus dari orang lain.
4. Memperhatikan apa yang dikatakan dan apa yang tidak dikatakan

Karena para pemimpin ini terampil dalam memahami apa yang dialami orang lain, mereka mampu menangkap nuansa dalam komunikasi non-verbal, termasuk ekspresi wajah, postur tubuh, dan suara. Leader dengan kecerdasan emosional memiliki kemampuan untuk "membaca yang tersirat".
Mereka memahami situasi dan seseorang, sehingga memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang suatu masalah. Mereka seringkali menangkap kejanggalan dan menghindari kesimpulan yang terburu-buru ketika ada ketidaksesuaian. Sebaliknya, sang pemimpin ini memilih untuk menyelidiki dengan mengajukan pertanyaan dan berusaha memahami motivasi yang mendasarinya.
Para pemimpin ini juga memahami kompleksitas emosi, apa yang menyebabkannya, dan mengapa orang merespons dengan cara yang mereka lakukan. Kosakata emosional lebih kaya dan lebih bernuansa. Ini artinya mereka mampu secara sadar merenungkan dan menavigasi pengalaman emosionalnya saat itu juga.
5. Selalu menjaga ketenangannya

Menjadi seorang pemimpin berarti memiliki tanggung jawab yang berat, dan mereka yang menunjukkan self-control cenderung selalu memiliki keuntungan. Self-control adalah kapasitas pribadi yang harus dikembangkan oleh setiap pemimpin.
Menurut psikolog Daniel Goleman yang dikutip dari laman Strengths Asia, orang yang mampu mengendalikan perilaku dan emosinya dengan baik adalah orang yang mampu menjaga lingkungan yang adil dan aman, dimana produktivitas sangat tinggi dan drama sangat rendah. Oleh karena itu, penting bagi setiap leader untuk memiliki self-control dan mengetahui cara menjaga ketenangan, terutama di saat-saat penuh tekanan.
Leader dengan kecerdasan emosional yang baik memahami peran yang mereka mainkan dalam membentuk budaya tim. Para pemimpin ini fokus pada upaya mendorong emosi positif yang penting bagi kinerja, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, dan dinamika kelompok.
Itulah beberapa tanda apabila seorang leader memiliki kecerdasan emosional yang baik. Ini biasanya dapat dilihat, misalnya, di lingkungan kerja. Jadi, apakah kamu sudah menjadi seorang pemimpin dengan kecerdasan emosional yang baik?