Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang wanita belanja online (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Belanja online itu praktis banget, tapi juga penuh jebakan kalau kita gak hati-hati. Pernah gak sih, lihat diskon gede-gedean, langsung checkout, eh ternyata barangnya zonk atau malah gak nyampe sama sekali? Kasus penipuan online makin marak, dari toko abal-abal sampai modus social engineering yang makin canggih. Kalau kita gak waspada, bisa-bisa uang melayang begitu saja tanpa hasil.

Nah, daripada jadi korban berikutnya, lebih baik kita belajar cara menghindarinya. Tenang, kamu gak harus jadi ahli cyber security kok, cukup dengan beberapa langkah cerdas, kamu bisa tetap menikmati belanja online dengan aman dan nyaman. Yuk, simak lima tips berikut ini biar makin jago bedain mana toko asli dan mana yang cuma ingin menguras saldo rekeningmu!

1. Jangan langsung tergoda harga murah, cek dulu kebenarannya

Ilustrasi tampilan layar (Pexels.com/Pixabay)

Siapa sih yang gak suka diskon besar? Tapi ingat, kalau harga suatu barang jauh lebih murah dari harga pasaran, patut curiga! Banyak penipu menggunakan strategi ini buat menarik korban, menawarkan harga super miring tapi ujung-ujungnya barang gak dikirim atau kualitasnya jauh dari ekspektasi.

Sebelum checkout, coba cari tahu harga normal produk tersebut di beberapa toko berbeda. Kalau selisihnya terlalu mencurigakan, lebih baik cari penjual lain yang lebih terpercaya. Ingat, kualitas punya harga, dan kalau terlalu murah untuk jadi kenyataan, mungkin memang gak nyata!

2. Cek review dan reputasi toko sebelum checkout

Ilustrasi seorang wanita belanja online (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Sebelum beli sesuatu, jangan cuma lihat rating bintang, tapi baca juga review dari pembeli lain. Ada banyak toko yang pakai review palsu buat kelihatan meyakinkan. Kalau ada banyak ulasan serupa dengan gaya bahasa yang terlalu formal atau berulang-ulang, bisa jadi itu bukan testimoni asli.

Lebih baik, cari toko yang sudah punya banyak transaksi dengan ulasan yang terlihat organik. Kalau belanja di marketplace, pastikan penjual punya badge atau status yang menandakan kredibilitas mereka. Kalau di media sosial, cek komentar, bukan cuma likes, karena sering kali netizen lain sudah lebih dulu membongkar kalau itu akun abal-abal!

3. Pilih metode pembayaran yang aman dan bisa dilacak

Ilustrasi seorang pria belanja online (Pexels.com/Ivan Samkov)

Kalau bisa, hindari transaksi langsung lewat transfer bank ke rekening pribadi, apalagi kalau penjualnya gak dikenal. Sebisa mungkin, gunakan metode pembayaran yang lebih aman seperti e-wallet, virtual account, atau fitur pembayaran di marketplace yang punya sistem escrow (rekening bersama).

Metode ini bikin uang kamu gak langsung masuk ke penjual sebelum barang dikonfirmasi diterima dengan baik. Jadi kalau ada masalah, uang masih bisa dikembalikan. Jangan gampang percaya kalau ada yang bilang, "Transfer aja langsung, biar lebih cepat!" karena itu sering jadi modus penipu buat menghilangkan jejak.

4. Jangan klik link sembarangan, waspada modus phishing

Ilustrasi seorang wanita memegang ponsel (Pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Penipuan gak selalu datang dari toko palsu, tapi juga dari pesan atau email yang seolah-olah resmi. Bisa saja kamu tiba-tiba dapat DM atau SMS yang mengatasnamakan marketplace atau jasa pengiriman, bilang kalau ada masalah dengan pesananmu dan menyuruh klik link tertentu.

Jangan asal klik! Bisa jadi itu link phishing yang mencuri data pribadimu, mulai dari akun marketplace hingga informasi kartu kredit. Kalau ragu, lebih baik buka langsung aplikasi atau website resminya tanpa melalui link yang dikirimkan. Ingat, perusahaan resmi gak akan pernah minta data pribadi lewat chat atau email!

5. Gunakan akal sehat, kalau ragu lebih baik skip

Ilustrasi seorang pria sedang berpikir (Pexels.com/Wasin Pirom)

Intuisi itu penting, lho! Kalau ada sesuatu yang terasa janggal, jangan buru-buru beli. Misalnya, toko baru tapi tiba-tiba punya ribuan pengikut dan review, atau seller yang terlalu agresif mendorongmu segera transfer. Hal-hal kecil seperti ini sering jadi red flag yang gak boleh diabaikan.

Belanja online itu harus tetap pakai akal sehat dan skeptis yang sehat juga. Kalau ada rasa ragu atau gak yakin, lebih baik cari toko lain yang lebih kredibel. Mungkin memang butuh waktu sedikit lebih lama buat riset, tapi jauh lebih baik daripada menyesal kemudian, kan?

Pada akhirnya, belanja online yang aman itu soal kebiasaan. Semakin kamu terbiasa mengecek detail dan gak gampang tergiur penawaran mencurigakan, makin kecil kemungkinan kamu tertipu. Selalu ingat, keamanan lebih penting daripada sekadar harga murah. Dengan jadi smart shopper, kamu bukan cuma menyelamatkan dompet sendiri, tapi juga ikut membangun ekosistem belanja online yang lebih sehat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAfifah